Ilustrasi e-wallet (Sumber gambar: CardMapr.nl/Unsplash)

Evolusi Perbankan Digital, E-Wallet Jadi Solusi Transaksi Modern

02 June 2024   |   16:32 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Industri perbankan digital terus tumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi global. Transformasi besar dalam dunia perbankan dari metode tradisional menuju digital serentak berjalan bersamaan dengan perkembangan teknologi finansial.

Layanan keuangan makin beragam mengedepankan fitur-fitur transaksi berbasis digital. Tidak hanya bagi bank-bank konvensional yang terjun ke lingkar digital, derap ini membuat platform finansial kecil bermekaran. Misalnya saja, perusahaan dompet digital (e-wallet) yang ikut meramaikan pasar persaingan.

Baca juga: Ternyata Ini Alasan yang Bikin Anak Muda Gemar Bertransaksi dengan E-Wallet
 
Produk keuangan yang dihadirkan e-wallet pun makin beragam, mulai dari pilihan investasi, menabung, hingga aktivitas transaksional seperti membeli pulsa hingga membayar listrik. Meski digempur kanan-kiri oleh inovasi bank digital, perusahaan e-wallet menerima pangsa pasarnya sendiri.

Sebab, ada beberapa benefit unggul di balik penggunaan layanan ini. Misalnya, ketiadaan beban biaya bulanan seperti yang diterapkan bank digital. Beberapa fitur yang dihadirkan juga lebih spesifik dan beragam memenuhi kebutuhan pengguna.
 
Head of Communication DANA Indonesia Sharon Issabella menjelaskan, industri e-wallet masih terus berdenyut, upayanya pasca pandemi  Covid-19 yang justru mempercepat adopsi teknologi dari transaksi masyarakat yang bersifat tunai menjadi nontunai.

“Kami melihat industri ini masih akan mengalami pertumbuhan, mengingat dompet digital tidak lagi menjadi opsi, melainkan solusi bagi banyak masyarakat,” kata Sharon.

Tren ini juga didorong makin beragamnya karakteristik kebutuhan pengguna yang dinamis dari waktu ke waktu. Sehingga, pelaku usaha di bidang ini memang perlu menciptakan inovasi baru sembari memastikan pengalaman bertransaksi digital tetap terjaga optimal.
 
Di platform DANA, Sharon menyebut penggunaan fitur berbagai kebutuhan hidup kian dimanfaatkan masyarakat, utamanya setelah penggunaan QRIS makin ramai. Selain transaksi metode QRIS yang bermanfaat bagi pengguna dan UMKM, Sharon menyebut fitur-fitur terkait pemenuhan kebutuhan harian cukup ramai digunakan.

“Fitur yang berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan harian, seperti kirim uang, biller (tagihan, membayar air, listrik, gas, dan lainnya) juga masih menjadi andalan pengguna,” lanjut Sharon.
 
Fitur-fitur terkait layanan investasi yang tersedia dalam aplikasi juga mulai dilirik. Sharon menjelaskan, fitur seperti asuransi mikro dan investasi emas digital yang juga dimuat di DANA cukup diminati. Menurut Sharon, ini mengindikasikan jika keingintahuan masyarakat akan produk-produk layanan keuangan makin meningkat dan berjalan searah menuju visi masyarakat Indonesia yang inklusif secara finansial.
 
Meski inovasi digital banking sedang menggeliat, industri e-wallet tak begitu saja padam tergerus. Data Jakpat (2023) menyebutkan, pembayaran melalui e-wallet justru mengalahkan m-banking, Sebanyak 94% responden survei tersebut menggunakan e-wallet, sementara 54% responden lainnya menggunakan layanan m-banking.

“Fitur yang semakin lengkap untuk memenuhi kebutuhan hingga gaya hidup pengguna, mulai dari transaksi dengan sumber dana yang beragam, integrasi dengan berbagai layanan, dan sederet kapabilitas lainnya yang membuat dompet digital semakin atraktif,” katanya.
 

Ilustrasi pembayaran digital. (Sumber foto: Unsplash/Christiann Koepke

Ilustrasi pembayaran digital. (Sumber foto: Unsplash/Christiann Koepke

Lebih dari itu, Sharon berpendapat jika pertumbuhan industri ini mengindikasikan bahwa e-wallet menjadi gerbang pembuka bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dan belum tersentuh layanan keuangan, untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital. Penawaran kemudahan akses yang sama menuju sistem pembayaran layanan keuangan digital mendorong kontribusi lebih untuk mempercepat literasi dan inklusi keuangan nasional.

Kinerja positif juga dicatat oleh platform e-wallet lainnya yakni LinkAja. Hingga kuartal I 2024, LinkAja sudah mencatat 93 juta pengguna terdaftar. CEO LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan, terdapat kenaikan retensi pengguna sebesar 4% (year on year), begitu juga dengan average revenue per user (ARPU) yang naik hingga 10% pada periode yang sama pada tahun lalu.
 
Dari sisi aktivitas pengguna, terlihat terjadi peningkatan khususnya untuk transaksi setor-tarik tunai, disusul dengan transaksi pembayaran online dan produk telekomunikasi.

“Kami turut mencatatkan transaksi setor-tarik tunai pengguna aktif meningkat sebanyak 53%, atau pada momen Hari Raya kemarin, terjadi kenaikan transaksi sebesar 65% pada pembayaran online dan 10% pada produk telekomunikasi khususnya pembelian paket data dan aktivasi internet,” kata Yogi.
 
Bersinggungan dengan industri digital banking yang terlihat makin moncer, Yogi memandang industri ini sebagai mitra. Menurutnya, pertumbuhan berjalan industri perbankan digital bukan harus dimaknai sebagai persaingan melainkan potensi untuk membuka peluang dan kolaborasi dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan dan transformasi digital di Indonesia.

“Kehadiran LinkAja sebagai platform e-wallet menjadi pelengkap ekosistem pembayaran yang menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked yang memiliki keterbatasan terhadap akses keuangan.” Jelas Yogi.
 
Justru, Yogi menilai tantangan industri keuangan digital yang lebih nyata adala persoalan rendahnya literasi keuangan digital yang masih pada angka 25%. Sementara itu, Yogi menyebut angka inklusi keuangan sudah berada pada angka 85%. Menurutnya, permasalahan ini harusnya bisa dihadapi bersama seluruh stakeholder dan pelaku yang bergerak di bidang ini.

“Jurang atau gap literasi dan inklusi yang cukup besar ini yang menjadi perhatian utama kami,” imbuhnya.
 
Saat ini, LinkAja menyediakan beragam fitur mulai dari ride hailing atau pembayaran transportasi online, pembelian di platform e-commerce, pembayaran melalui QRIS, pembelian bahan bakar minyak (BBM), transfer, tarik tunai, pembayaran tagihan, pulsa, dan voucher games, pembayaran tiket perjalanan, pembayaran jasa pengiriman, perencanaan investasi hingga layanan syariah. 
 

Tantangan Makin Kompleks

Pengamat ekonomi digital INDEF Nailul Huda berpendapat, tantangan industri e-wallet boleh dibilang relatif sedikit. Sebab, industri ini tergolong dalam kategori mature. Namun apabila melihat sisi persaingan dengan industri digital banking, e-wallet bisa melihatnya sebagai tantangan utama. Sebab saat ini transaksi top-up melalui perbankan masih menjadi pilihan utama masyarakat.

“Sedangkan di sisi lain perbankan sendiri sudah punya QRIS yang menjadi fitur andalan e-wallet juga. Kalau dari pengenalan ke masyarakat saya rasa sudah mature. Tantangan di masyarakat lebih kepada penggunaan QRIS-nya,” kata Nailul.
 
Faktor peralihan dari e-wallet ke aplikasi digital banking bisa saja terjadi karena adanya kemudahan melalui metode QRIS. Menurut Nailul, persaingan di industri e-wallet akan banyak dipengaruhi oleh teknologi metode pembayarannya seperti QRIS dan BI-Fast. Dengan kemudahan dua metode layanan ini, persaingan tidak hanya lagi terjadi antar sesama perusahaan e-wallet tetapi juga industri yang bergerak dalam ranah bank digital.
 
Dalam pengamatan Nailul, survei Jakpat mengenai tingginya penggunaan e-wallet sebagai metode pembayaran juga karena faktor kemudahan seperti pendaftaran yang lebih mudah dan memang diincar oleh masyarakat yang tidak punya akun bank. Untuk top-up dana pun, masyarakat yang tidak memiliki akun bank bisa memanfaatkan layanan ini dari ritel minimarket meski tidak terlalu fleksibel seperti penggunaan m-banking.
 
Dengan ceruk pasar yang besar, Nailul menyebut platform e-wallet perlu melakukan inovasi yang lebih masif dalam pengembangan sistem top-up dana. “Misalkan melalui kerjasama dengan agen bank atau mitra di ekosistem mereka untuk bisa menyediakan layanan top-up dan menjadi agen e-wallet,” tutup Nailul.

Baca juga: Kejahatan Siber Makin Marak, Ini yang Harus Dilakukan saat Akun E-Wallet Dibajak

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Menikmati ‘Hutan Amazon’ Tepi Jakarta di River Cruise dari Faunaland

BERIKUTNYA

Novelis Cerita Anak Klasik Dwianto Setyawan Meninggal Dunia, Simak Rekam Jejaknya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: