Studi Terbaru Ungkap Anak Perempuan Prasekolah Terbosesi dengan Kecantikan, Bahayakah?
02 June 2024 |
09:30 WIB
Tampil cantik merupakan idaman bagi setiap wanita. Namun, akan menjadi persoalan ketika anak-anak juga menginginkan hal yang sama, ketika usia mereka masih begitu muda. Isu ini perlu mendapatkan perhatian dari orang tua, karena akan berpengaruh pada masa depan anak.
Sebuah studi baru menemukan bahwa anak perempuan prasekolah saat ini sangat mementingkan penampilan dan kecantikan sejak usia dini, bahkan sebelum mereka bisa membaca atau menulis.
Baca juga: Survei: 94% Netizen Setuju Keputusan Membeli Terbujuk Influencer
Penelitian yang melibatkan 170 anak usia 3 hingga 5 tahun menemukan bahwa anak perempuan lebih cenderung memilih pakaian mewah dan pekerjaan yang berhubungan dengan penampilan, serta lebih mengingat pakaian modis dan tokoh budaya pop karena kecantikan mereka. Sebaliknya, anak laki-laki di usia yang sama lebih memilih tokoh-tokoh yang mereka sukai karena aksi atau kemampuan fisik.
Para peneliti percaya bahwa budaya "girlie-girlie" dan peluncuran waralaba Disney Princess di awal 2000-an memperkuat keyakinan bahwa kecantikan sangat penting bagi anak perempuan, dan hal ini semakin diperburuk oleh media sosial.
Meskipun obsesi terhadap penampilan ditemukan lebih awal dan lebih kuat pada anak perempuan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hampir setengah dari anak laki-laki usia sekolah dasar juga tidak puas dengan tubuh mereka.
Peneliti utama, May Ling Halim, menekankan pentingnya orang dewasa lebih berhati-hati terhadap pesan yang diterima anak-anak melalui gambar, mainan, dan cara mereka diajak bicara.
Usia prasekolah dan taman kanak-kanak adalah masa kritis di mana anak-anak mulai mengidentifikasi diri dengan gender dan membentuk stereotip gender berdasarkan informasi yang mereka terima. Halim merekomendasikan perubahan informasi yang diterima anak-anak untuk mencegah mereka terjebak dalam stereotip gender dan ideal tubuh yang tidak realistis.
"Di semua aspek yang kami evaluasi, rata-rata anak perempuan sangat menghargai penampilan mereka. Anak perempuan mengatakan bahwa untuk menjadi seorang perempuan, mereka perlu terlihat cantik, dan terlihat cantik adalah hal yang penting," ujar peneliti utama May Ling Halim dalam kolomnya di HuffPost, dikutip dari nypost.com, Sabtu (1/6/2023).
Fenomena ini semakin terlihat dengan munculnya "Sephora kids", anak-anak yang menjadi influencer kecantikan dan mengikuti rutinitas perawatan kulit yang rumit, serta berbagi melalui TikTok. Para ahli memperingatkan dampak buruk fisik dan mental yang mungkin timbul, namun beberapa orang tua tampaknya mengabaikan hal ini.
Fenomena "Sephora Kids" tengah viral di media sosial, merujuk pada anak-anak usia delapan tahun yang tergila-gila pada produk perawatan kulit. Dr. Lauren Penzi, seorang dermatolog di New York, seperti dikutip dari CNN, menyebut tren ini sebagai fenomena nyata. Meskipun para ahli kulit senang melihat minat anak-anak terhadap perawatan kulit, mereka khawatir cara mereka membeli dan menggunakan produk ini dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti ruam, alergi, dan luka bakar.
Video di TikTok dan Instagram menunjukkan anak-anak menyerbu toko Sephora dan Ulta untuk mencoba produk perawatan kulit yang mahal dan trendi tanpa berkonsultasi dengan staf. Produk-produk seperti Drunk Elephant, Glow Recipe, dan Laneige menjadi favorit, meskipun beberapa di antaranya tidak cocok untuk kulit anak-anak.
Dr. Stacey Tull, spesialis dermatologi kosmetik di Missouri, mengkhawatirkan penggunaan produk-produk populer seperti retinol oleh anak-anak praremaja. Retinol, yang berasal dari asam retinoat, digunakan untuk mengatasi keriput pada kulit dewasa dan tidak cocok untuk anak-anak yang mengalami masalah kulit seperti jerawat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sebuah studi baru menemukan bahwa anak perempuan prasekolah saat ini sangat mementingkan penampilan dan kecantikan sejak usia dini, bahkan sebelum mereka bisa membaca atau menulis.
Baca juga: Survei: 94% Netizen Setuju Keputusan Membeli Terbujuk Influencer
Penelitian yang melibatkan 170 anak usia 3 hingga 5 tahun menemukan bahwa anak perempuan lebih cenderung memilih pakaian mewah dan pekerjaan yang berhubungan dengan penampilan, serta lebih mengingat pakaian modis dan tokoh budaya pop karena kecantikan mereka. Sebaliknya, anak laki-laki di usia yang sama lebih memilih tokoh-tokoh yang mereka sukai karena aksi atau kemampuan fisik.
Para peneliti percaya bahwa budaya "girlie-girlie" dan peluncuran waralaba Disney Princess di awal 2000-an memperkuat keyakinan bahwa kecantikan sangat penting bagi anak perempuan, dan hal ini semakin diperburuk oleh media sosial.
Meskipun obsesi terhadap penampilan ditemukan lebih awal dan lebih kuat pada anak perempuan, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hampir setengah dari anak laki-laki usia sekolah dasar juga tidak puas dengan tubuh mereka.
Peneliti utama, May Ling Halim, menekankan pentingnya orang dewasa lebih berhati-hati terhadap pesan yang diterima anak-anak melalui gambar, mainan, dan cara mereka diajak bicara.
Usia prasekolah dan taman kanak-kanak adalah masa kritis di mana anak-anak mulai mengidentifikasi diri dengan gender dan membentuk stereotip gender berdasarkan informasi yang mereka terima. Halim merekomendasikan perubahan informasi yang diterima anak-anak untuk mencegah mereka terjebak dalam stereotip gender dan ideal tubuh yang tidak realistis.
"Di semua aspek yang kami evaluasi, rata-rata anak perempuan sangat menghargai penampilan mereka. Anak perempuan mengatakan bahwa untuk menjadi seorang perempuan, mereka perlu terlihat cantik, dan terlihat cantik adalah hal yang penting," ujar peneliti utama May Ling Halim dalam kolomnya di HuffPost, dikutip dari nypost.com, Sabtu (1/6/2023).
Fenomena ini semakin terlihat dengan munculnya "Sephora kids", anak-anak yang menjadi influencer kecantikan dan mengikuti rutinitas perawatan kulit yang rumit, serta berbagi melalui TikTok. Para ahli memperingatkan dampak buruk fisik dan mental yang mungkin timbul, namun beberapa orang tua tampaknya mengabaikan hal ini.
Fenomena "Sephora Kids" tengah viral di media sosial, merujuk pada anak-anak usia delapan tahun yang tergila-gila pada produk perawatan kulit. Dr. Lauren Penzi, seorang dermatolog di New York, seperti dikutip dari CNN, menyebut tren ini sebagai fenomena nyata. Meskipun para ahli kulit senang melihat minat anak-anak terhadap perawatan kulit, mereka khawatir cara mereka membeli dan menggunakan produk ini dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti ruam, alergi, dan luka bakar.
Video di TikTok dan Instagram menunjukkan anak-anak menyerbu toko Sephora dan Ulta untuk mencoba produk perawatan kulit yang mahal dan trendi tanpa berkonsultasi dengan staf. Produk-produk seperti Drunk Elephant, Glow Recipe, dan Laneige menjadi favorit, meskipun beberapa di antaranya tidak cocok untuk kulit anak-anak.
Dr. Stacey Tull, spesialis dermatologi kosmetik di Missouri, mengkhawatirkan penggunaan produk-produk populer seperti retinol oleh anak-anak praremaja. Retinol, yang berasal dari asam retinoat, digunakan untuk mengatasi keriput pada kulit dewasa dan tidak cocok untuk anak-anak yang mengalami masalah kulit seperti jerawat.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.