Agung Karmalogy (sumber gambar: Dewi Andriani)

Mau Jadi Konten Kreator? Agung Karmalogy Bagi Rahasia Gaet Puluhan Brand Tiap Bulan

01 June 2024   |   06:47 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Bagi Genhype yang aktif bermain media sosial TikTok atau Instagram, mungkin sudah tidak asing lagi dengan Agung Karmalogy. Yup, kreator konten yang sering membuat konten parodi tentang kehidupan para ibu rumah tangga ini memang kerap viral dan menjadi FYP di TikTok.

Tak heran bila saat ini, pria bernama asli Agung Kurniawan ini telah memiliki sekitar 2,5 juta followers di akun TikTok dan 1 juta followers di akun Instagram. Seiring dengan jumlah pengikut yang terus bertambah, Agung juga makin dilirik oleh brand. Dalam satu bulan, setidaknya Agung bisa menjalin kerjasama dengan 20 hingga 30 brand. 

Baca juga: 4 Tip Manfaatkan Fitur-fitur Facebook dari Para Kreator Top Indonesia, Bisa Datangkan Cuan

Memang sudah bukan rahasia lagi jika saat ini makin banyak brand yang menggandeng influencer atau kreator konten untuk memasarkan  produknya atau meningkatkan brand awareness.

Hal ini sejalan dengan survei komprehensif yang dilakukan oleh Vero bersama YouGov terhadap 2.000 responden ditemukan bahwa 94% responden mengatakan bahwa influencer telah memberikan pengaruh dalam membentuk pola perilaku serta keputusan pembelian mereka.

Tak heran bila pengeluaran iklan yang dialokasikan untuk bekerja sama dengan influencer secara konsisten terus meningkat selama dekade terakhir.

Dengan estimasi pengeluaran pemasaran influencer yang  berdasarkan data Statista mencapai Rp5,5 triliun atau sekitar US$349,83 triliun pada 2028. Artinya akan makin banyak bisnis di Indonesia yang memanfaatkan interaksi dengan para influencer untuk terhubung dengan audiens target mereka.

Angka tersebut tentu sangat menggiurkan ya Genhype. Tak heran bila saat ini makin banyak orang yang ingin menjadi influencer atau mendapatkan bagian dari ‘kue’ pemasaran influncer ini. Namun, menjadi seorang kreator konten atau influencer yang sukses memang tidak semudah membalikan telapak tangan, terlebih di tengah persaingan yang kian ketat.

Agung yang sudah berkecimpung dalam dunia kreator konten sejak 2019 lalu ini pun membagikan sejumlah tips bagi para kreator pemula yang ingin menjadi influencer. Menurut pria yang juga menjadi bagian dari META Creator of Tomorrow ini, hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang influencer adalah menentukan niche atau kategori nya terlebih dahulu.

Seperti halnya saat pertama kali Agung masuk dalam dunia creator, dia sudah lebih dulu memikirkan target mana yang akan disasar. Dia sendiri menargetkan para ibu karena itulah konten yang dia buat pun akan sangat relate dengan kehidupan audiensnya.

Dengan menentukan niche, jati diri, dan audience maka konten yang dibuat pun harus menyesuaikan. Namun penting juga bagi seorang creator untuk membuat konten yang dari sisi pengemasannya bisa relate dengan audience sehingga pesan yang ingin disampaikan akan mudah diterima.

Sebagai seorang kreator konten yang memang menargetkan para ibu-ibu atau wanita dalam range usia 24 tahun hingga 48 tahun, maka cara Agung menyampaikan konten promosi di akunnya adalah dengan membuat konten yang relate dengan kehidupan rumah tangga sehari-hari.

Apalagi dia juga menjadikan para followersnya itu bukan sebagai pengikut tetapi menjadi satu komunitas yang dapat saling berbagi mengenai kehidupan sehari-hari sehingga konten yang dibuatnya pun akan tetap relevan.

“Selain membuat konten yang menghibur, kita juga butuh empati dari penonton untuk konten kita, caranya dengan membuat konten yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka sehingga apa yang ingin disampaikan akan lebih ‘ngena’,” jelas pria yang pernah berprofesi sebagai Creative Director di salah satu perusahaan agency ini.

Banyaknya brand yang mau menjalin kerja sama dengan Agung karena dia tidak hanya memikirkan dari segi konsep kreatifnya saja tetapi juga dari segi kebutuhan perspektif pemilik brand termasuk kebutuhan yang diinginkan oleh audiens.

Meskipun banyak tawaran brand yang datang kepadanya, tetapi Agung tidak serta merta langsung menerima penawaran kerja sama begitu saja. Sebab, dia sangat memperhatikan tanggung jawab dan memelihara kepercayaan para pengikutnya serta menjaga algoritma yang sudah dibangun.

‘Saya pernah menolak kerjasama dari brand gaming karena niche saya adalah para bunda, sedangkan gaming lebih mengarah pada anak-anak muda usia belasan dan berjenis kelamin laki-laki. Jadi, daripada target marketnya tidak sesuai dan pada akhirnya akan mempengaruhi algoritma saya, maka saya menolaknya,” tuturnya.

Sementara itu, Catherine Siswoyo, Senior Advisor Asean Vero mengatakan bahwa saat ini masyarakat sudah mulai kritis dan tidak lagi bisa dipengaruhi oleh proses pemasaran yang hard selling tetapi menginginkan proses pemasaran yang memiliki storytelling.

“Para kreator konten ini yang bisa mendeliver hal tersebut. Konten pemasaran influencer ini juga harus difokuskan pada storytelling yang autentik dan bukan hanya sekadar hiburan,” tuturnya. 

Baca juga: Kisah Guru Honorer Sukses Jalankan Affiliate, Cari Cuan Tambahan sebagai Kreator Konten

Meski demikian, pemilik brand juga perlu untuk melakukan pemetaan atau analisis data saat memilih kreator konten yang sesuai dengan target market sehingga dapat mengoptimalkan strategi pemasaran sekaligus memberikan informasi yang jelas kepada konsumen.

Begitu pula sebagai seorang influencer, penting dalam menentukan niche atau tema khusus yang akan diangkat sehingga konten yang ada di dalamnya akan fokus pada satu hal sehingga memiliki potensi besar untuk dilirik oleh brand.

“Para influencer ini jika memang sesuai dengan niche nya, sangat besar sekali peluangnya,” jelasnya.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Resmi Dibuka, Cek Syarat & Cara Daftarnya

BERIKUTNYA

Cek Daftar Harga Tiket Konser Super Show Spin-Off Super Junior Jakarta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: