Kiki Narendra Sebut Makin Banyak PH Film yang Sadar Ciptakan Sistem Syuting Sehat
30 May 2024 |
08:00 WIB
Aktor Kiki Narendra mengatakan ekosistem industri perfilman Indonesia makin membaik setiap tahunnya. Meski masih memiliki beberapa catatan evaluasi, secara keseluruhan semua pihak kini telah menciptakan iklim yang lebih baik untuk berkarya.
Salah satu yang cukup membaik, kata Kiki, adalah perihal jam kerja di dunia film. Menurutnya, belakangan ini makin banyak production house (PH) yang sadar untuk menciptakan sistem syuting yang sehat.
Di beberapa PH film, jam kerja syuting menjadi isu vital yang setiap harinya menjadi perhatian. Dalam artian, setiap pelaku film akan diusahakan bekerja tidak melewati batas. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk menjaga kesehatan para pemain, tetapi juga kualitas dari filmnya itu sendiri.
Baca juga: Belum Setengah Tahun, Sudah Ada Hampir 10 Film Lokal Raih 1 Juta Lebih Penonton
“Itu, memang jadi hal penting yang makin disadari banyak orang. Ya, mau akting yang seperti apa memangnya kalau syutingnya udah 20 jam, misalnya. Itu kan sudah bukan akting, lebih ke zombie,” ujar Kiki Narendra saat ditemui Hypeabis.id di kantor Bisnis Indonesia.
Menurutnya, untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari aktor, maka si aktor tersebut pun harus berada dalam kondisi terbaiknya. Hal ini bisa tercipta ketika jam syutingnya sehat, sehingga sang pemain tidak merasa kelelahan maupun jenuh.
Kiki bersyukur beberapa rumah produksi kini sudah menerapkan standar yang ketat perihal jam kerja. Beberapa di antaranya, bahkan sudah diterapkan oleh rumah produksi yang terbilang masih baru. Di sisi lain, para aktor juga kini mulai paham mengenai profesinya.
Untuk memproteksi diri terhadap jam kerja yang sehat, Kiki biasanya menuliskan beberapa klausul di dalam kontrak kerjanya. Hal ini untuk memastikan hak dan kewajiban pekerja benar-benar tercatat dengan baik.
“Kalau di kontrak, itu gue selalu menuliskan 8 jam istirahat. Masalah nanti 8 jam itu gue mau ngapain, itu beda lagi. Namun, paling enggak, produksi sudah bertanggung jawab untuk memastikan ada ruang itu untuk istirahat para pemainnya,” imbuhnya.
Kendati jam kerja sudah membaik, Kiki menyebut ada beberapa keresahan lain yang masih dirasakannya di dunia film. Utamanya, yang terjadi setelah Pandemi Covid-19 yang baginya benar-benar merevolusi industri ini.
Sebab, setelah pandemi, perfilman benar-benar menjadi industri yang disorot. Makin banyak film lokal yang mendapat tempat di hati penonton Indonesia. Di fase yang bersamaan, platform over the top (OTT) juga bertumbuh pesat.
Keduanya membuat produksi film Indonesia jadi meningkat gratis. Lantaran kebutuhan untuk membuat film sedang bertambah, beberapa persiapan jadi kurang maksimal. Terutama, waktu untuk para pemain mengenal karakter yang akan dimainkannya.
“Iya, karena demand lagi banyak, persiapan jadi makin mepet. Kita [aktor] mau jadi apa? Kalau misalnya cuma dikasih 2 minggu buat persiapan, aktor sekelas Brad Pitt pun akan kesusahan kalau harus memerankan orang Madura, misalnya,” terang Kiki sembari tertawa.
Menurut Kiki, pra-produksi mestinya mendapat jatah waktu yang lebih panjang. Sebab, pada fase inilah para pemain akan melakukan observasi dan mencoba masuk ke dalam karakternya. Oleh karena itu, proses menuju ke sana mesti diberikan waktu yang lebih.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Film Horor Temurun, Tayang 30 Mei 2024 di Bioskop
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu yang cukup membaik, kata Kiki, adalah perihal jam kerja di dunia film. Menurutnya, belakangan ini makin banyak production house (PH) yang sadar untuk menciptakan sistem syuting yang sehat.
Di beberapa PH film, jam kerja syuting menjadi isu vital yang setiap harinya menjadi perhatian. Dalam artian, setiap pelaku film akan diusahakan bekerja tidak melewati batas. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk menjaga kesehatan para pemain, tetapi juga kualitas dari filmnya itu sendiri.
Baca juga: Belum Setengah Tahun, Sudah Ada Hampir 10 Film Lokal Raih 1 Juta Lebih Penonton
“Itu, memang jadi hal penting yang makin disadari banyak orang. Ya, mau akting yang seperti apa memangnya kalau syutingnya udah 20 jam, misalnya. Itu kan sudah bukan akting, lebih ke zombie,” ujar Kiki Narendra saat ditemui Hypeabis.id di kantor Bisnis Indonesia.
Menurutnya, untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari aktor, maka si aktor tersebut pun harus berada dalam kondisi terbaiknya. Hal ini bisa tercipta ketika jam syutingnya sehat, sehingga sang pemain tidak merasa kelelahan maupun jenuh.
Aktor Kiki Narendra memberikan pemaparan saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (28/5/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)
Untuk memproteksi diri terhadap jam kerja yang sehat, Kiki biasanya menuliskan beberapa klausul di dalam kontrak kerjanya. Hal ini untuk memastikan hak dan kewajiban pekerja benar-benar tercatat dengan baik.
“Kalau di kontrak, itu gue selalu menuliskan 8 jam istirahat. Masalah nanti 8 jam itu gue mau ngapain, itu beda lagi. Namun, paling enggak, produksi sudah bertanggung jawab untuk memastikan ada ruang itu untuk istirahat para pemainnya,” imbuhnya.
Kendati jam kerja sudah membaik, Kiki menyebut ada beberapa keresahan lain yang masih dirasakannya di dunia film. Utamanya, yang terjadi setelah Pandemi Covid-19 yang baginya benar-benar merevolusi industri ini.
Sebab, setelah pandemi, perfilman benar-benar menjadi industri yang disorot. Makin banyak film lokal yang mendapat tempat di hati penonton Indonesia. Di fase yang bersamaan, platform over the top (OTT) juga bertumbuh pesat.
Keduanya membuat produksi film Indonesia jadi meningkat gratis. Lantaran kebutuhan untuk membuat film sedang bertambah, beberapa persiapan jadi kurang maksimal. Terutama, waktu untuk para pemain mengenal karakter yang akan dimainkannya.
“Iya, karena demand lagi banyak, persiapan jadi makin mepet. Kita [aktor] mau jadi apa? Kalau misalnya cuma dikasih 2 minggu buat persiapan, aktor sekelas Brad Pitt pun akan kesusahan kalau harus memerankan orang Madura, misalnya,” terang Kiki sembari tertawa.
Menurut Kiki, pra-produksi mestinya mendapat jatah waktu yang lebih panjang. Sebab, pada fase inilah para pemain akan melakukan observasi dan mencoba masuk ke dalam karakternya. Oleh karena itu, proses menuju ke sana mesti diberikan waktu yang lebih.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Film Horor Temurun, Tayang 30 Mei 2024 di Bioskop
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.