Ilustrasi alat tes Covid-19. (Sumber foto: Pexels/Sarah Blocksidge)

Turunan Omicron, Epidemiolog Sebut Tak Ada Perbedaan Gejala yang Signifikan pada Kasus FLiRT

27 May 2024   |   20:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Kasus Covid-19 mengalami lonjakan signifikan di negeri tetangga, Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) melaporkan kenaikan kasus hingga dua kali lipat pada periode 5-11 Mei 2024 dengan total 25.900 kasus. Dengan merebaknya kasus Covid-19 di Singapura, negara-negara tetangga mulai mengambil ancang-ancang. 

Epidemiolog dari Griffith University, Australia Dicky Budiman mengatakan, saat ini negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand juga sudah melaporkan adanya kenaikan kasus Covid-19 di negaranya. Diketahui, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Singapura diakibatkan oleh subvarian KP.1, KP.2, dan terbaru KP.3.

Baca juga: Merebak di Singapura, Kemenkes Sebut Covid-19 Varian FLiRT di Indonesia Masih Terkendali

“Namun di antara ketiganya, KP.2 yang paling dominan,” kata Dicky saat dihubungi Hypeabis.id. Menurut Dicky, subvarian KP.2 lebih mudah menginfeksi dan menembus efektivitas vaksinasi. Hanya saja, masyarakat yang sudah memperkuat kekebalan dengan vaksinasi tak perlu khawatir.

Sebab, gejala yang timbul umumnya sangat ringan. Untuk itu, Dicky menyarankan untuk segera melakukan vaksinasi booster bag yang belum menjalankan. Sebab, salah satu langkah penting untuk mengentas Covid-19 hingga ke akar adalah melalui jalan kekebalan komunal yang dapat dilakukan dengan capaian vaksinasi dan penerapan perilaku hidup sehat.
 
“Dari pengamatan saya, khusus FLiRT KP.1, KP.2, dan KP.3 ini perbedaannya memang lebih infeksius. Tapi gejalanya relatif umum, hanya kekhasan yang diderita oleh kelompok rentan seperti lansia atau orang dengan komorbid biasanya risiko umumnya bisa lebih parah, seperti hilangnya kemampuan penciuman dan beberapanya diikuti dengan gejala nafas cepat dan sesak,” kata Dicky.
 
Sementara apabila melihat dari tingkat keparahan, Dicky berpendapat bahwa apa yang terjadi setidaknya 2,5 tahun ke belakang terhadap perkembangan Covid-19 adalah munculnya subvarian dari varian-varian yang sudah ada. Sehingga, tidak ada perbedaan gejala yang sangat signifikan.

Biasanya, gejala Covid-19 dari turunan varian ini masih sama seperti ‘flu-like-syndrome’ atau gejala flu umum mulai dari bersin, beringus, hingga sakit tenggorokan. “Jadi, tidak ada gejala lebih parah atau kematian yang lebih tinggi. Ini juga membuktikan efektivitas vaksinasi kita yang masih cukup tinggi,” imbuh Dicky.

Menurut Dicky, gelombang Covid-19 akan terus ada walau dalam riak-riak kecil. Tak perlu menjadi kekhawatiran besar, justru ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan gaya hidup sehat dan melengkapi vaksinasi. 
 
Sementara pemerintah perlu lebih aktif bergerak untuk memperkuat sistem layanan dan deteksi dini. Sebab, Dicky berpendapat jika potensi masuk dan merebaknya kasus Covid-19 varian FLiRT ke Indonesia terbilang besar.

"Singapura adalah hub,  dan bisa mendampak ke kawasan ASEAN lain. Namun, kita diuntungkan karena cakupan vaksinasi kita cukup besar tingkat hunian di rumah sakit juga kemungkinan tidak melonjak signifikan,” katanya. Hanya saja, perhatian lebih harus diberikan kepada kelompok lansia, orang dengan komorbid, dan ibu hamil. 
 
“Yang sampai saat ini terjadi adalah munculnya kasus turunan dari Omicron, hanya mutasi yang masih di bawah varian ini. Jadi gejala dari turunannya enggak berbeda banget,” imbuhnya.

Hingga saat ini, Dicky menyebut setidaknya sudah ada kurang lebih 14 negara yang mendeteksi masuknya subvarian FLiRT yang merupakan turunan dari JN.1. Tak hanya negara-negara di Asia Tenggara, negara dalam lingkaran Asia dan Amerika pun mulai melaporkan kasus Covid-19 untuk subvarian turunan Omicron ini.

Baca juga: Cek Gejala Varian Covid-19 KP.1 & KP.2

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Selain Siri, Ini Deretan Fitur AI yang Bakal Hadir di iPhone dengan Update iOS 18

BERIKUTNYA

5 Kuliah Terunik di Universitas Top Dunia, Ada Jurusan Teknik Taman Hiburan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: