Ilustrasi bekerja (Sumber gambar: Annie Spratt/Unsplash)

Rawan Didera Stres, Psikolog Tekankan Pentingnya Work Life Balance Bagi Masyarakat Kota

25 May 2024   |   14:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Jakarta, kota sibuk yang penuh dengan hiruk pikuk para penduduknya. Kota padat dengan mobilitas ini seakan tak pernah sepi dari aktivitas masyarakatnya. Dengan tuntutan yang tinggi, warga ibukota hidup dengan pola yang sangat dinamis dan cenderung cepat.

Tanpa disadari, hal ini mempengaruhi aspek kesehatan mental dan pikiran. Survei terbaru perusahaan asuransi ekspatriat William Russell baru-baru ini merilis nama-nama kota padat penduduk dengan tingkat stres paling tinggi di dunia.

Baca juga: Survei Jobstreet Ungkap Para Pencari Kerja di Indonesia Ingin Pekerjaan Stabil dan Work Life Balance

Dalam survei tersebut, Mumbai, India menempati peringkat pertama disusul dengan Banglore, India pada posisi kedua dan Nairobi, Kenya pada peringkat ketiga. Sementara itu, Jakarta menempati posisi ke-41 sebagai kota padat penduduk dengan tingkat stres tertinggi di dunia. Meski jauh dari peringkat 10 teratas, langkah pencegahan perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran manajemen stres, utamanya bagi kalangan pelajar dan pekerja di Jakarta.

Di tengah kepadatan aktivitas pendidikan dan pekerjaan, Psikolog Klinis Forensik A. Kasandra Putranto menekankan pentingnya mengelola tekanan kerja. Menurut Kasandra, tekanan kerja bisa memberi dampak signifikan terhadap tingkat stress masyarakat kota yang penuh persaingan dan gerak serba cepat.

“Jakarta sebagai pusat perekonomian Indonesia juga dapat memberikan tekanan kerja yang tinggi. Masyarakat perlu mengelola tekanan kerja dengan baik, seperti mengatur waktu dan prioritas, berkomunikasi dengan baik dengan rekan kerja, dan mengambil waktu istirahat yang cukup,” kata Kasandra.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengelola tekanan ini adalah manajemen keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi atau yang bisa disebut dengan work life balance. Kasandra mengatakan, tekanan dan stres sangat potensial terjadi di kota-kota dengan kehidupan sibuk seperti Jakarta.

“Penting bagi masyarakat Jakarta untuk mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Mengatur waktu dengan baik, beristirahat yang cukup, dan melibatkan diri dalam aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengurangi stres,” jelasnya.

Dengan mencapai keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi, kelalahan terus-menerus atau yang biasa disebut degan burnout bisa diminimalisir. Sebab, stres juga memberi pengaruh terhada produktivitas kerja. Tekanan stres yang berkurang karena work life balance ini akan membantu manusia lebih sehat baik secara fisik maupun mental.

Dengan membagi waktu ranah kerja dengan kehidupan pribadi, tanpa disadari produktivitas kerja pun akan meningkat. Sebab, suasana hati (mood) dalam kondisi yang lebih stabil, serta kondisi tubuh mengalami fase rileks yang optimal. Ini bisa membantu seseorang lebih berkonsentrasi dan maksimal dalam menyelesaikan pekerjaan yang dilakukannya.

Selain work life balance, Kasandra menyarankan masyarakat kota untuk mempelajari teknik-teknik relaksasi yang mudah dilakukan dimana saja, misalnya bermeditasi atau mengatur pernapasan dalam.

Jika ingin mempelajari tenik relaksasi sekaligus berolahraga, yoga bisa menjadi pilihan tepat untuk melatih fisik, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental. Yoga bermanfaat untuk melatih fleksibelitas tubuh, menjaga kesehatan organ dalam, serta meningkatkan kesehatan mental.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Cottagecore hingga Coquette, Ini Outfit Vintage yang Kembali Jadi Tren di 2024

BERIKUTNYA

Meski Baik untuk Tulang, Penumpukan Kalsium Berisiko Menyumbat Jantung

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: