Atlet Nasional Rentan Terserang Depresi hingga Gangguan Makan
03 August 2021 |
23:33 WIB
Para atlet, apalagi yang berlaga di ajang Olimpiade, memikul beban yang berat tak hanya dari segi fisik, tapi juga mental. Ada harapan para pendukung, tekanan dalam pertandingan, hingga komentar negatif yang menjadi faktor yang memengaruhi mental atlet.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli di University of Toronto, atlet mengalami tantangan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan jauh lebih sering daripada yang disadari kebanyakan orang.
"Atlet menghadapi banyak stres dan tekanan, mereka harus mengelola banyak harapan yang berbeda, terutama di Olimpiade," kata Zoe Poucher, kandidat PhD sports psychology di University of Toronto.
Poucher baru-baru ini menerbitkan makalah di jurnal Psychology of Sport and Exercise yang mengeksplorasi prevalensi gejala gangguan mental umum di kalangan atlet nasional Kanada.
Dia menemukan bahwa sebanyak 41,4% atlet tim nasional Kanada yang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, memenuhi kriteria depresi, kecemasan, gangguan mental, hingga gangguan makan seperti yang terdapat di Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM–5).
Secara lebih rinci, sebanyak 31,7% atlet melaporkan gejala depresi, 18,8% melaporkan gejala kecemasan, mulai dari skala sedang (12,9%) hingga berat sebanyak (5,9%). Sementara 8,6% melaporkan adanya gangguan makan.
"Saya benar-benar terkejut dengan tingginya persentase atlet elite Kanada yang mengalami gangguan mental. Jumlah ini sangat mirip dengan penelitian yang telah dilakukan dengan atlet dari negara lain,” kata Poucher.
Dari penelitian ini bisa dilihat bahwa perlu ada perhatian yang cukup untuk kesehatan mental atlet, baik dari pelatih maupun pemangku kepentingan ajang olahraga. Sementara para pendukung sepatutnya juga tidak berkomentar negatif kepada para atlet yang telah berjuang.
Editor: Avicenna
Menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli di University of Toronto, atlet mengalami tantangan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan jauh lebih sering daripada yang disadari kebanyakan orang.
"Atlet menghadapi banyak stres dan tekanan, mereka harus mengelola banyak harapan yang berbeda, terutama di Olimpiade," kata Zoe Poucher, kandidat PhD sports psychology di University of Toronto.
Poucher baru-baru ini menerbitkan makalah di jurnal Psychology of Sport and Exercise yang mengeksplorasi prevalensi gejala gangguan mental umum di kalangan atlet nasional Kanada.
Dia menemukan bahwa sebanyak 41,4% atlet tim nasional Kanada yang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, memenuhi kriteria depresi, kecemasan, gangguan mental, hingga gangguan makan seperti yang terdapat di Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM–5).
Secara lebih rinci, sebanyak 31,7% atlet melaporkan gejala depresi, 18,8% melaporkan gejala kecemasan, mulai dari skala sedang (12,9%) hingga berat sebanyak (5,9%). Sementara 8,6% melaporkan adanya gangguan makan.
"Saya benar-benar terkejut dengan tingginya persentase atlet elite Kanada yang mengalami gangguan mental. Jumlah ini sangat mirip dengan penelitian yang telah dilakukan dengan atlet dari negara lain,” kata Poucher.
Dari penelitian ini bisa dilihat bahwa perlu ada perhatian yang cukup untuk kesehatan mental atlet, baik dari pelatih maupun pemangku kepentingan ajang olahraga. Sementara para pendukung sepatutnya juga tidak berkomentar negatif kepada para atlet yang telah berjuang.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.