Sineas Asia Makin Mendapat Tempat di Cannes Film Festival 2024
15 May 2024 |
15:11 WIB
Kisah-kisah mengenai artificial intelligence, pembunuhan, romansa yang kompleks, hingga kritik sosial masih menjadi tema-tema yang terus dieksplorasi para sineas Asia untuk tampil di Cannes Film Festival 2024. Tahun ini, setidaknya ada 23 judul yang dibawa sineas Asia ke panggung festival paling prestisius ini.
Film-fim Asia telah menjadi pusat perhatian di industri film global dalam dekade belakang ini. Selain menampilkan beberapa sineas langganan dari Jepang, Korea, India, maupun China, tahun ini perfilman Hong Kong juga mencatatkan kiprah yang mentereng.
Baca juga: Cannes Film Festival 2024 Resmi Dimulai dengan Penyerahan Palme d’Or untuk Meryl Streep
Pada Cannes edisi ke-77 ini, setidaknya ada tiga sinema Hong Kong yang masuk ke dalam daftar pemutaran. Ini tentu jadi tonggak sejarah yang menarik, setelah apa yang dilakukan Li Han-hsiang pada 1960 yang untuk pertama kalinya menembus festival ini lewat film The Enchanting Shadow.
Produksi film Asia tahun ini beragam, dalam hal subjek, genre, maupun gaya. Mayoritas tentu merupakan karya-karya anyar, meski juga menyelip sejumlah film klasik Asia yang bakal kembali diputar, beberapa di antaranya sudah selesai direstorasi.
Tahun ini ada dua film Asia yang masuk ke dalam kategori kompetisi. Pertama adalah All We Imagine as Light karya Payal Kadia. Ini adalah film produksi lintas negara, seperti India, Prancis, Luxemburg, dan Italia.
Film berdurasi 115 menit mengambil latar belakang kota Mumbai. Ceritanya akan berkutat pada rutinitas perawat bernama Prabha yang bermasalah karena dia mendapat hadiah tak terduga dari suaminya.
Teman sekamarnya yang lebih muda, juga berulah. Dia mencoba mencari tempat di kota untuk bisa akrab dengan pacarnya. Perjalanan ke pantai kemudian memungkinkan mereka menemukan ruang untuk mewujudkan keinginannya masing-masing.
Nama Payal Kapadia sebagai sutradara tentu sudah tak asing lagi. Dia sempat memenangkan penghargaan Golden Eye untuk Film Dokumenter Terbaik di Cannes Festival 2021.
Kemudian, film kedua yang masuk kategori kompetisi adalah Caught by the Tides by Jia Zhangke karya sutradara Jia Zhangke. Film produksi China ini menghadirkan kisah epik yang meneruskan visi eksperimentalnya dan akan menjadi pesaing kuat meraih Palme d’Or tahun ini.
Caught by the Tides by Jia Zhangke mengombinasikan berbagai macam teknik dan teknologi, dari 16mm, 5D, hingga AI. Film ini menyoroti cinta yang rapuh, tetapi penuh gairah dari pasangan yang pindah ke provinsi lain untuk mencoba peruntungannya.
Baca juga: Cannes Film Festival 2024 Bakal Dibuka dengan The Film Second Act Karya Quentin Dupieux
Di program Cannes Premiere, film Asia akan menampilkan karya anyar dari sutradara Rithy Panh. Film produksi Kamboja dan Prancis ini hadir dengan tajuk Rendez-vous Avec Pol Pot (Meeting With Pol Pot).
Film berdurasi 113 menit ini bercerita tentang kehidupan 1978 di Kamboja. Saat itu, negara ini berada di bawah kekuasaan Pol Pot dan Khmer Rouge selama 3 tahun. Ekonomi negara ini lantas terpuruk dan diperkirakan ada 2 juta orang yang tewas akibat genosida.
Tiga orang menerima undangan wawancara ekslusif dengan Pol Pot. Namun, mereka justru menerima kenyataan berbeda di balik propaganda yang diperlakukan rezim pada masa itu.
Di kategori Special Screening film asal China berjudul An Unfinished Film. Film yang disutradarai Lou Ye ini berdurasi 105 menit. Film produksi Singapura dan Jerman ini akan mengajak penonton kembali ke masa penuh pembatasan pada Januari 2020.
Ceritanya akan berkutat pada seorang kru film yang sedang berada di dekat Wuhan untuk melanjutkan syuting. Proyek ini sempat dihentikan 10 tahun lalu, tetapi saat akan kembali dilanjutkan, syuting itu harus kembali mendapatkan tantangan tak terduga dari kota-kota yang dikunci.
Berlanjut ke program Cannes Classics, ada lima film klasik yang dihadirkan. Salah satu yang ditunggu tentu adalah judul Seven Samurai (1910) karya sutradara Jepang Akira Kurosawa. Ini adalah salah satu karya dari pembuat film paling ikonik di negeri Matahari Terbit tersebut.
Film ini akan mengajak penonton menyelami gambaran tujuh samurai yang tak bertuan yang membela petani desa di Jepang dari sekelompok penjarah.
Di luar itu, masih ada banyak lagi film Asia yang diprediksi akan mencuri perhatian pada Cannes Film Festival tahun ini, termasuk karya Black Dog, My Sunshine, Santosh, dan Viet and Nam yang masuk ke dalam program Un Certain Regard.
Berikut adalah daftar film Asia yang tampil di Cannes Film Festival 2024
Editor: Fajar Sidik
Film-fim Asia telah menjadi pusat perhatian di industri film global dalam dekade belakang ini. Selain menampilkan beberapa sineas langganan dari Jepang, Korea, India, maupun China, tahun ini perfilman Hong Kong juga mencatatkan kiprah yang mentereng.
Baca juga: Cannes Film Festival 2024 Resmi Dimulai dengan Penyerahan Palme d’Or untuk Meryl Streep
Pada Cannes edisi ke-77 ini, setidaknya ada tiga sinema Hong Kong yang masuk ke dalam daftar pemutaran. Ini tentu jadi tonggak sejarah yang menarik, setelah apa yang dilakukan Li Han-hsiang pada 1960 yang untuk pertama kalinya menembus festival ini lewat film The Enchanting Shadow.
Red Steps / Montée des Marches ? Opening Film / Film d’Ouverture #Cannes2024 – LE DEUXIÈME ACTE (THE SECOND ACT) – QUENTIN DUPIEUX
— Festival de Cannes (@Festival_Cannes) May 14, 2024
Feature Film Jury / Jury Longs Métrages#Cannes2024 #HorsCompétition #OutOfCompetition #Ouverture #OpeningFilm #OpeningCeremony… pic.twitter.com/6OcoZTHUCK
Produksi film Asia tahun ini beragam, dalam hal subjek, genre, maupun gaya. Mayoritas tentu merupakan karya-karya anyar, meski juga menyelip sejumlah film klasik Asia yang bakal kembali diputar, beberapa di antaranya sudah selesai direstorasi.
Tahun ini ada dua film Asia yang masuk ke dalam kategori kompetisi. Pertama adalah All We Imagine as Light karya Payal Kadia. Ini adalah film produksi lintas negara, seperti India, Prancis, Luxemburg, dan Italia.
Film berdurasi 115 menit mengambil latar belakang kota Mumbai. Ceritanya akan berkutat pada rutinitas perawat bernama Prabha yang bermasalah karena dia mendapat hadiah tak terduga dari suaminya.
Teman sekamarnya yang lebih muda, juga berulah. Dia mencoba mencari tempat di kota untuk bisa akrab dengan pacarnya. Perjalanan ke pantai kemudian memungkinkan mereka menemukan ruang untuk mewujudkan keinginannya masing-masing.
Nama Payal Kapadia sebagai sutradara tentu sudah tak asing lagi. Dia sempat memenangkan penghargaan Golden Eye untuk Film Dokumenter Terbaik di Cannes Festival 2021.
Kemudian, film kedua yang masuk kategori kompetisi adalah Caught by the Tides by Jia Zhangke karya sutradara Jia Zhangke. Film produksi China ini menghadirkan kisah epik yang meneruskan visi eksperimentalnya dan akan menjadi pesaing kuat meraih Palme d’Or tahun ini.
Caught by the Tides by Jia Zhangke mengombinasikan berbagai macam teknik dan teknologi, dari 16mm, 5D, hingga AI. Film ini menyoroti cinta yang rapuh, tetapi penuh gairah dari pasangan yang pindah ke provinsi lain untuk mencoba peruntungannya.
Baca juga: Cannes Film Festival 2024 Bakal Dibuka dengan The Film Second Act Karya Quentin Dupieux
Di program Cannes Premiere, film Asia akan menampilkan karya anyar dari sutradara Rithy Panh. Film produksi Kamboja dan Prancis ini hadir dengan tajuk Rendez-vous Avec Pol Pot (Meeting With Pol Pot).
Film berdurasi 113 menit ini bercerita tentang kehidupan 1978 di Kamboja. Saat itu, negara ini berada di bawah kekuasaan Pol Pot dan Khmer Rouge selama 3 tahun. Ekonomi negara ini lantas terpuruk dan diperkirakan ada 2 juta orang yang tewas akibat genosida.
Tiga orang menerima undangan wawancara ekslusif dengan Pol Pot. Namun, mereka justru menerima kenyataan berbeda di balik propaganda yang diperlakukan rezim pada masa itu.
Di kategori Special Screening film asal China berjudul An Unfinished Film. Film yang disutradarai Lou Ye ini berdurasi 105 menit. Film produksi Singapura dan Jerman ini akan mengajak penonton kembali ke masa penuh pembatasan pada Januari 2020.
Ceritanya akan berkutat pada seorang kru film yang sedang berada di dekat Wuhan untuk melanjutkan syuting. Proyek ini sempat dihentikan 10 tahun lalu, tetapi saat akan kembali dilanjutkan, syuting itu harus kembali mendapatkan tantangan tak terduga dari kota-kota yang dikunci.
Berlanjut ke program Cannes Classics, ada lima film klasik yang dihadirkan. Salah satu yang ditunggu tentu adalah judul Seven Samurai (1910) karya sutradara Jepang Akira Kurosawa. Ini adalah salah satu karya dari pembuat film paling ikonik di negeri Matahari Terbit tersebut.
Film ini akan mengajak penonton menyelami gambaran tujuh samurai yang tak bertuan yang membela petani desa di Jepang dari sekelompok penjarah.
Di luar itu, masih ada banyak lagi film Asia yang diprediksi akan mencuri perhatian pada Cannes Film Festival tahun ini, termasuk karya Black Dog, My Sunshine, Santosh, dan Viet and Nam yang masuk ke dalam program Un Certain Regard.
Berikut adalah daftar film Asia yang tampil di Cannes Film Festival 2024
In Competition
- All We Imagine as Light - Payal Kapadia (India, France, Luxemburg, Italy)
- Caught - Sutradara the Tides - Jia Zhangke (China)
Un Certain Regard
- Black Dog - Guan Hu (China)
- My Sunshine - Hiroshi Okuyama (France, Japan)
- Santosh - Sandhya Suri (France, Germany, India, UK)
- Viet and Nam - Minh Quý Tr??ng (France, Philippines, Vietnam)
Out of Competition
- She’s Got No Name - Peter Chan (China, Hong Kong)
- I, the Executioner - Ryoo Seung-wan (Korea)
- Twilight of the Warriors: Walled In - Soi Cheang (China, Hong Kong)
Cannes Premiere
- Meeting with Pol Pot - Rithy Panh (Cambodia, France)
Special Screening
- An Unfinished Film - Lou Ye (China)
Cannes Classics
- Bona - Lino Brocka (Philippines, 1980, Restoration)
- The Churning - Shyam Benegal (India, 1976, Restoration)
- Seven Samurai - Akira Kurosawa (Japan, 1954)
- Shanghai Blues - Tsui Hark (Hong Kong, 1984, Restoration)
- Walking in the Movies - Kim Lyang (Korea, 2024)
Short Film Competition
- Across the Waters - Viv Li (China France)
- Yellow - André Hayato Saito
Cinéfondation (La Cinéf)
- Banished Love - Xiwen Cong (China)
- Forest of Echoes - Yoori Lim (Korea)
- Sunflowers Were The First Ones to Know… - Chidananda S Naik (India)
- Three - Amie Song
- Withered Blossoms - Lionel Seah
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.