Kopitiam (Sumber: unsplash.com/@alfredsd)

Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Kopitiam dengan Coffee Shop 

15 May 2024   |   19:39 WIB
Image
Arindra Fachri Satria Pradana Mahasiswa Mass Communication BINUS University

Sebagai salah satu komoditas yang paling sering dijual di industri FnB, kopi biasanya dihidangkan oleh sebuah kopitiam atau coffee shop. Meski namanya hampir sama, ternyata kedua istilah ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, dan perlu Genhype ketahui.

Jika dilihat hanya berdasarkan nama saja, kopitiam menggabungkan kata “kopi” dari bahasa Indonesia/Melayu, dengan kata “tiam” yang artinya toko dalam dialek Hokkien. Sedangkan coffee shop tidak dikaitkan dengan kultur atau bahasa manapun, sehingga tempat usaha yang berfokus untuk menyajikan kopi dapat disebut sebagai coffee shop atau kedai kopi. 

Baca juga: Hypereport: Menjaga Cita Rasa, Cara Kedai Kopi & Rujak Legendaris di Glodok Bertahan Hingga Kini

Hanya saja, perbedaannya lebih dari sekedar nama, karena banyak aspek dari kedua tipe usaha kopi tersebut yang dapat menentukan pelayanan yang bisa diharapkan oleh para pelanggan. Untuk mengetahui budaya ngopi dengan lebih baik, simak 5 perbedaan kopitiam dan coffee shop dari berbagai sumber:


Peralatan & Teknik Pembuatan Kopi

Secara sederhana, peralatan yang digunakan kopitiam cenderung lebih sederhana dan tradisional. Biasanya kopi dibuat dengan menuang air panas diatas kain saring yang telah diisi oleh bubuk kopi, hingga menetes ke dalam teko kopi aluminium. Sehingga suhu dan  kekasaran blend perlu diperhatikan dengan baik.

Berbeda dengan coffee shop yang mengandalkan mesin espresso berukuran besar dengan fitur seperti pengatur suhu, tekanan steeping yang lebih tinggi, frother susu, dan fitur-fitur canggih lainnya. Dengan banyaknya kemampuan tersebut, barista bisa  menciptakan minuman dengan teknik yang lebih kompleks seperti latte art.
 

Jenis Menu 

 

Coffee shop. (Sumber foto: Pexels/Quang Nguyen Vinh)

Coffee shop. (Sumber foto: Pexels/Quang Nguyen Vinh)

Peralatan & teknik pembuatan kopi juga berdampak pada variasi menu yang ditawarkan. Kopitiam biasanya menyajikan Teh Tarik,  Kopi O dan YuenYeung sebagai minuman khasnya. Sedangkan coffee shop biasanya memiliki berbagai jenis kopi seperti Long Black, Americano, Caffe Latte, dan Macchiato. 

Variasi menu makanan juga ikut berbeda, biasanya sebuah kopitiam akan menyajikan roti panggang srikaya, dan hidangan-hidangan lainnya yang berbahan dasar telur atau mentega. Sedangkan untuk makanan berat, berupa hidangan berbahan dasar mie dan nasi yang memadukan  teknik memasak khas Melayu, Cina dan Eropa.

Karena coffee shop atau kedai kopi tidak dikaitkan dengan kultur apapun, mereka dapat menyajikan menu makanan yang berbeda-beda. Biasanya makanan ringan khas western seperti kentang goreng dan nugget, serta pastry Perancis seperti Croissant, Pain Au Chocolat, dan Macaron.
 

Desain Bangunan, Suasana & Pelayanan

Secara sederhana, desain dan suasana Kopitiam mirip dengan pengalaman saat mengunjungi rumah- rumah di Asia Tenggara yang hangat dan mengundang. Dengan furnitur kayu, peralatan makan tradisional Tiongkok, dan memajang poster jadul. 

Namun desain coffee shop tidak mengikuti prinsip estetika apapun, sehingga mereka dapat bereksperimen dengan gaya mereka sendiri. Sehingga pengunjung akan merasakan suasana yang minimalis dan modern, cocok untuk berfoto.

Batu kerikil, beton tidak berwarna, tanaman dan desain grafis adalah beberapa elemen yang dipadukan oleh sebagian besar coffee shop di Indonesia untuk menciptakan estetika khas mereka. 

Terakhir dari segi pelayanan, kopitiam akan memasak dan menyajikan hidangan setelah pelanggan memesan, layaknya sebuah restoran. Sedangkan coffee shop yang memiliki sistem otomasi dan teknologi-teknologi canggih lainnya, akan jauh lebih cepat dan efisien saat melayani para pelanggan.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Pameran Deep and Extreme Indonesia Siap Dihelat Mei-Juni 2024 di JCC Jakarta 

BERIKUTNYA

Erisca Febriani Bakal Rilis Buku Memori Era 2000-an, Cerita tentang Tren Masa Kecil yang Penuh Nostalgia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: