Erisca Febriani Bakal Rilis Buku Memori Era 2000-an, Cerita tentang Tren Masa Kecil yang Penuh Nostalgia
15 May 2024 |
19:38 WIB
Jika kalian kangen dengan kehidupan masa kecil era 2000-an, satu karya terbaru dari novelis Erisca Febriani rasanya bakal jadi bacaan yang menarik. Buku berjudul Memori Era 2000-an ini bakal mengajak pembaca bernostalgia dan merasakan kembali indahnya masa kecil pada tahun-tahun tersebut.
Berbeda dari karya Erisca sebelumnya, kali ini dia menerbitkan bukunya dalam bentuk novel grafis. Dalam menggarap buku ini, Erisca menggandeng Helloditta untuk menggarap ilustrasi di dalamnya.
Isi buku Memori Era 2000-an akan benar-benar sesuai dengan judulnya. Novel grafis ini mengangkat premis tentang petualangan menuju masa lalu, menelusuri hal-hal indah dan bikin kangen lewat beberapa kebiasaan, benda, maupun hobi yang populer pada era tersebut.
Baca juga: 3 Rekomendasi Buku Untuk Melatih Pola Pikir dan Kekuatan Mental
Potongan-potongan kenangan itu kemudian jadi satu kesatuan bacaan yang memantik nostalgia. Setiap kisahnya akan disertai ilustrasi sehingga makin menebalkan kenangan setiap pembaca terhadap cerita tersebut.
“Ini adalah salah satu buku yang penggarapannya seru banget karena aku bekerja sama dengan ilustrator (Hello Dita, Red). Isinya juga bukan fiksi, jadi berisi tentang tren-tren pada 2000-an yang ngangenin,” kata Erisca kepada Hypeabis.id, Rabu (15/5/2024).
Erisca mengatakan sebagai generasi yang mengalami masa anak-anak pada 2000-an, era-era tersebut adalah salah satu bagian paling menyenangkan di hidupnya. Pada masa itu, ada banyak tren yang muncul dan menjadi kenangan yang indah saat ini.
Tren-tren yang terjadi pada masa tersebut, kata Erisca, rupanya bersifat spesifik. Dalam artian, generasi yang lahir setelahnya tak semua berkesempatan mengalami hal yang sama. Hal inilah yang membuatnya jadi tertarik untuk menggali lagi memori-memori itu.
Penulis cerita Dear Nathan ini berharap novel grafis ini bakal jadi semacam bacaan yang akan jadi pengingat bagi siapa pun, tentang bagaimana era 2000-an itu benar-benar adalah masa yang indah.
“Jadi, buku ini nanti bisa mengabadikan itu semua. Kita jadi bisa tetap mengenang itu, bahkan menceritakannya ke adik-adik kita atau generasi selanjutnya,” imbuhnya.
Erisca mengatakan ide membuat buku Memori Era 2000-an sebenarnya telah muncul sejak 2018. Kala itu, ketika sedang mencari ide menulis dan mengobrol dengan beberapa orang, banyak dari mereka yang kangen dengan masa kecilnya.
Dari obrolan itu, dirinya pun terpikir untuk menulis tentang kebiasaan-kebiasaan yang muncul ketika masih masa anak-anak, terutama mereka yang mengalami masa kecil pada era 2000-an. Penulis novel Kisah untuk Geri ini pun mulai melakukan riset kecil-kecilan.
Hasilnya, adalah sebuah rangkaian cerita yang seru. Selain pengalaman tersebut juga dirasakannya, cerita-cerita yang terkumpul juga unik, spesifik, tetapi tetap akan relate dengan kebanyakan orang.
Misalnya, pengalaman spesifik seperti menonton kartun saat hari Minggu atau bermain Tamiya, rupanya jadi memori kolektif banyak orang. Hal ini karena tren-tren tersebut telah menjadi budaya tersendiri dan khas hanya terjadi pada masa itu.
Untuk mempertebal risetnya, Erisca kemudian membuat akun Instagram dengan nama Memori 2000-an. Akun tersebut tidak hanya membagikan cerita-cerita nostalgia, tetapi juga jadi penampung kenangan dari pengikutnya.
“Jadi, aku kayak melempar ke pengikut pertanyaan-pertanyaan soal era 2000-an, lalu mereka merespons itu kan. Nah, itu jadi interaksi yang seru dan pada ujungnya menguatkan riset yang sedang disusun untuk menulis buku ini,” terangnya.
Baca juga: 4 Strategi Berkencan dari Buku How To Not Die Alone
Buku Memori Era 2000-an karya Erisca Febriani dan Helloditta akan hadir dengan 112 halaman. Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, buku ini bakal memasuki masa pre order pada 20 Mei 2024, sebelum akhirnya terbit secara reguler.
Editor: Fajar Sidik
Berbeda dari karya Erisca sebelumnya, kali ini dia menerbitkan bukunya dalam bentuk novel grafis. Dalam menggarap buku ini, Erisca menggandeng Helloditta untuk menggarap ilustrasi di dalamnya.
Isi buku Memori Era 2000-an akan benar-benar sesuai dengan judulnya. Novel grafis ini mengangkat premis tentang petualangan menuju masa lalu, menelusuri hal-hal indah dan bikin kangen lewat beberapa kebiasaan, benda, maupun hobi yang populer pada era tersebut.
Baca juga: 3 Rekomendasi Buku Untuk Melatih Pola Pikir dan Kekuatan Mental
Potongan-potongan kenangan itu kemudian jadi satu kesatuan bacaan yang memantik nostalgia. Setiap kisahnya akan disertai ilustrasi sehingga makin menebalkan kenangan setiap pembaca terhadap cerita tersebut.
“Ini adalah salah satu buku yang penggarapannya seru banget karena aku bekerja sama dengan ilustrator (Hello Dita, Red). Isinya juga bukan fiksi, jadi berisi tentang tren-tren pada 2000-an yang ngangenin,” kata Erisca kepada Hypeabis.id, Rabu (15/5/2024).
Buku berjudul Memori Era 2000-an (Sumber gambar: Bentang Pustaka)
Erisca mengatakan sebagai generasi yang mengalami masa anak-anak pada 2000-an, era-era tersebut adalah salah satu bagian paling menyenangkan di hidupnya. Pada masa itu, ada banyak tren yang muncul dan menjadi kenangan yang indah saat ini.
Tren-tren yang terjadi pada masa tersebut, kata Erisca, rupanya bersifat spesifik. Dalam artian, generasi yang lahir setelahnya tak semua berkesempatan mengalami hal yang sama. Hal inilah yang membuatnya jadi tertarik untuk menggali lagi memori-memori itu.
Penulis cerita Dear Nathan ini berharap novel grafis ini bakal jadi semacam bacaan yang akan jadi pengingat bagi siapa pun, tentang bagaimana era 2000-an itu benar-benar adalah masa yang indah.
“Jadi, buku ini nanti bisa mengabadikan itu semua. Kita jadi bisa tetap mengenang itu, bahkan menceritakannya ke adik-adik kita atau generasi selanjutnya,” imbuhnya.
Riset Panjang Menelusuri Kenangan
Erisca mengatakan ide membuat buku Memori Era 2000-an sebenarnya telah muncul sejak 2018. Kala itu, ketika sedang mencari ide menulis dan mengobrol dengan beberapa orang, banyak dari mereka yang kangen dengan masa kecilnya.Dari obrolan itu, dirinya pun terpikir untuk menulis tentang kebiasaan-kebiasaan yang muncul ketika masih masa anak-anak, terutama mereka yang mengalami masa kecil pada era 2000-an. Penulis novel Kisah untuk Geri ini pun mulai melakukan riset kecil-kecilan.
Hasilnya, adalah sebuah rangkaian cerita yang seru. Selain pengalaman tersebut juga dirasakannya, cerita-cerita yang terkumpul juga unik, spesifik, tetapi tetap akan relate dengan kebanyakan orang.
Misalnya, pengalaman spesifik seperti menonton kartun saat hari Minggu atau bermain Tamiya, rupanya jadi memori kolektif banyak orang. Hal ini karena tren-tren tersebut telah menjadi budaya tersendiri dan khas hanya terjadi pada masa itu.
Untuk mempertebal risetnya, Erisca kemudian membuat akun Instagram dengan nama Memori 2000-an. Akun tersebut tidak hanya membagikan cerita-cerita nostalgia, tetapi juga jadi penampung kenangan dari pengikutnya.
“Jadi, aku kayak melempar ke pengikut pertanyaan-pertanyaan soal era 2000-an, lalu mereka merespons itu kan. Nah, itu jadi interaksi yang seru dan pada ujungnya menguatkan riset yang sedang disusun untuk menulis buku ini,” terangnya.
Baca juga: 4 Strategi Berkencan dari Buku How To Not Die Alone
Buku Memori Era 2000-an karya Erisca Febriani dan Helloditta akan hadir dengan 112 halaman. Diterbitkan oleh Bentang Pustaka, buku ini bakal memasuki masa pre order pada 20 Mei 2024, sebelum akhirnya terbit secara reguler.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.