Pentingnya Menggunakan Sunscreen saat Cuaca Panas Ekstrem
13 May 2024 |
11:58 WIB
Penggunaan tabir surya (sunscreen/sunblock) menjadi salah satu kebutuhan penting sebagai bentuk proteksi terhadap kulit. Paparan sinar matahari yang menyengat dengan indeks ultraviolet (UV) yang tinggi menyebabkan risiko gangguan kulit.
Melansir laman Badan Metereologi dan Geofisika (BKMG), skala UV indeks dibagi menjadi lima kategori, mulai dari risiko bahaya rendah (0-2), sedang (3-5), bahaya tinggi (6-7), bahaya sangat tinggi (8-10), hingga bahaya sangat ekstrem (>11). Meski dalam kategori rendah pun, individu disarankan tetap menggunakan sunscreen dengan kadar SPF 30+.
Baca juga: Kenali 5 Tanda Sunscreen Tidak Cocok di Wajah
Menggunakan sunscreen di luar ruangan merupakan bentuk proteksi kulit dari paparan sinar matahari langsung menembus kulit. Melansir The Skin Cancer Foundation, meskipun saat cuaca sedang berawan, sekitar 80 persen radiasi UV menembus bumi. Artinya, penggunaan sunscreen meski cuaca dan kondisi teduh pun tetap diperlukan.
Perlu diketahui, terdapat dua jenis sinar UV yakni UV-A dan UV-B. Sinar UV-A sendiri menyebabkan risiko penuaan dini pada kulit, sementara sinar UV-B bisa menyebabkan luka bakar dan penggelapan warna pada kulit.
Diketahui, sinar UV-A menjadi jenis sinar UV yang mendominasi mencapai permukaan bumi. Masalahnya, sinar ini dapat menembus awan, kaca, dan lapisan epidermis kulit. Untuk itu, penggunaan sunscreen di dalam ruangan tetap diperlukan.
Melansir Byrdie, penggunaan SPF di dalam rumah hingga mobil diperlukan untuk menghindari risiko penuaan. Kaca pada jendela dan area bukaan pada rumah bisa menyaring sinar UV-B yang menyebabkan risiko kanker kulit. Namun tidak dengan sinar UV-A yang bisa menembus kaca.
Founder Amaterasun Irene Ursula menjelaskan, diperlukan pengaplikasian sunscreen secara merata di seluruh wajah dan bagian tubuh setidaknya 15 menit sebelum terapar sinar matahari baik di luar ruangan dan dalam ruangan.
Pasalnya, sinar UV juga bisa berasal dari pantulan cermin yang menembus ke dalam rumah. Diperlukan juga untuk mengaplikasikan ulang penggunaan sunscreen setiap 2 jam sekali secara merata.
Secara umum, sunscreen terbagi menjadi dua tipe, yaitu physical sunscreen dan chemical sunscreen. Physical sunscreen bekerja dengan cara membangun lapisan penyaring UV di atas permukaan kulit yang kemudian memantulkannya untuk menghalangi sinar UV agar tak menembus kulit.
Sementara chemical sunscreen bekerja dengan cara menyaring sinar UV untuk menghalanginya mencapai lapisan kulit yang dalam. Sementara physical sunscreen bekerja dengan mekanisme yang berbeda dan pengunaannya lebih direkomendasikan untuk memberi proteksi dari paparan sinar matahari yang lebih lama.
Baca juga: Sunscreen Spray VS Krim, Mana yang Lebih Ampuh Melindungi Kulit dari Sinar UV?
Physical sunscreen pun lebih aman untuk jenis kulit berjerawat, sensitif, dan dapat digunakan oleh ibu hamil dan anak berusia mulai dari setahun.
Editor: Fajar Sidik
Melansir laman Badan Metereologi dan Geofisika (BKMG), skala UV indeks dibagi menjadi lima kategori, mulai dari risiko bahaya rendah (0-2), sedang (3-5), bahaya tinggi (6-7), bahaya sangat tinggi (8-10), hingga bahaya sangat ekstrem (>11). Meski dalam kategori rendah pun, individu disarankan tetap menggunakan sunscreen dengan kadar SPF 30+.
Baca juga: Kenali 5 Tanda Sunscreen Tidak Cocok di Wajah
Menggunakan sunscreen di luar ruangan merupakan bentuk proteksi kulit dari paparan sinar matahari langsung menembus kulit. Melansir The Skin Cancer Foundation, meskipun saat cuaca sedang berawan, sekitar 80 persen radiasi UV menembus bumi. Artinya, penggunaan sunscreen meski cuaca dan kondisi teduh pun tetap diperlukan.
Perlu diketahui, terdapat dua jenis sinar UV yakni UV-A dan UV-B. Sinar UV-A sendiri menyebabkan risiko penuaan dini pada kulit, sementara sinar UV-B bisa menyebabkan luka bakar dan penggelapan warna pada kulit.
Diketahui, sinar UV-A menjadi jenis sinar UV yang mendominasi mencapai permukaan bumi. Masalahnya, sinar ini dapat menembus awan, kaca, dan lapisan epidermis kulit. Untuk itu, penggunaan sunscreen di dalam ruangan tetap diperlukan.
Melansir Byrdie, penggunaan SPF di dalam rumah hingga mobil diperlukan untuk menghindari risiko penuaan. Kaca pada jendela dan area bukaan pada rumah bisa menyaring sinar UV-B yang menyebabkan risiko kanker kulit. Namun tidak dengan sinar UV-A yang bisa menembus kaca.
Founder Amaterasun Irene Ursula menjelaskan, diperlukan pengaplikasian sunscreen secara merata di seluruh wajah dan bagian tubuh setidaknya 15 menit sebelum terapar sinar matahari baik di luar ruangan dan dalam ruangan.
Pasalnya, sinar UV juga bisa berasal dari pantulan cermin yang menembus ke dalam rumah. Diperlukan juga untuk mengaplikasikan ulang penggunaan sunscreen setiap 2 jam sekali secara merata.
Physical Sunscreen atau Chemical Sunscreen?
Secara umum, sunscreen terbagi menjadi dua tipe, yaitu physical sunscreen dan chemical sunscreen. Physical sunscreen bekerja dengan cara membangun lapisan penyaring UV di atas permukaan kulit yang kemudian memantulkannya untuk menghalangi sinar UV agar tak menembus kulit.Sementara chemical sunscreen bekerja dengan cara menyaring sinar UV untuk menghalanginya mencapai lapisan kulit yang dalam. Sementara physical sunscreen bekerja dengan mekanisme yang berbeda dan pengunaannya lebih direkomendasikan untuk memberi proteksi dari paparan sinar matahari yang lebih lama.
Baca juga: Sunscreen Spray VS Krim, Mana yang Lebih Ampuh Melindungi Kulit dari Sinar UV?
Physical sunscreen pun lebih aman untuk jenis kulit berjerawat, sensitif, dan dapat digunakan oleh ibu hamil dan anak berusia mulai dari setahun.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.