Antusiasme Publik Terus Meningkat di Gelaran Art Jakarta Gardens 2024
07 May 2024 |
22:13 WIB
Prasetyo Agung Ginanjar
Jurnalis Hypeabis.id
Penyelenggara Art Jakarta Gardens mencatat antusiasme masyarakat terhadap karya seni terus meningkat. Hal ini terbukti lewat gelaran ajang ketiga mereka yang berlangsung pada 23 hingga 24 April 2024 di di Hutan Kota by Plataran Senayan, Jakarta.
Dalam siaran tertulis, penyelenggara mengatakan, peran seni di ruang terbuka itu juga menyisakan optimisme terhadap seni rupa di Tanah Air. Yaitu lewat praktik dan wacana yang mengalir dan menyesuaikan diri dengan era yang bergejolak.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik Instalasi Luxury Crime, Karya yang Bikin Pengunjung Antre di Art Jakarta Gardens 2024
Dia menjelaskan, keberhasilan pekan seni rupa ini di antaranya berasal dari penjualan yang memuaskan dari ke-23 ekshibitor yang turut serta, lebih besar daripada tahun lalu. Artinya, ini menandakan dukungan gigih di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan, baik di tingkat global maupun nasional.
Di samping itu, kolektor generasi baru dan pembeli pertama juga menjadi segmen masyarakat yang menjanjikan dengan peran yang semakin menguat. keberhasilan pekan seni rupa ini di antaranya juga berasal dari penjualan yang memuaskan dari ke-23 ekshibitor yang turut serta, lebih besar daripada tahun lalu.
"Selama gelaran berlangsung, kami menyambut 11.899 orang pecinta seni, kolektor, dan masyarakat yang memiliki keingintahuan tinggi—naik 10 persen dibanding edisi sebelumnya," tulis penyelenggara.
Kolektor Natasha Sidharta mengatakan, tahun ini Art Jakarta Gardens memang sama semaraknya dengan tahun sebelumnya. Dia mengungkap karya-karya yang ditampilkan juga menyenangkan dengan booth-booth nyaman dan mudah diakses.
Menurutnya ada tiga booth kuat yang perlu diapresiasi dan layak disebutkan dalam pameran tahun ini. Yaitu Srisasanti dengan presentasi tunggal Pramuhendra, A+ dengan presentasi tunggal Ella Wijt, dan Roh dengan duo presentasi Maruto dan Aurora.”
"Sebab pengunjung lebih santai dan impulsif di lorong yang lebih kecil dan enak, dengan booth yang saling berdekatan serta galeris yang berinteraksi satu sama lain, rasanya justru hangat," katanya.
Karya Ikonik
Jantung Art Jakarta Gardens terletak pada Sculpture Garden, di mana 30 karya seni ikonik oleh para seniman hebat lintas generasi dan aliran menjadi saksi kreativitas. Dari karya perunggu G. Sidharta hingga makhluk-makhluk aneh Wahyadi Liem, Sculpture Garden menjadi pusat perhatian di pekan seni ini.
Pada program Special Presentations, sebuah sorotan lain di Art Jakarta Gardens, adalah pameran yang dikurasi saksama dan menyatukan seniman-seniman muda berbakat dalam kolaborasi bersama para Mitra untuk mewujudkan ide-ide inovatif.
Refleksi itu misalnya terejawantah dalam karya patung tiup Erwin Windu Pranata, “The Bouquet: Fall, Grow". Lalu “Gold is King” oleh Naufal Abshar ampuh menarik pandangan mata penonton dengan ketinggian dan warna yang mencolok, mencerminkan karakteristik yang lazimnya disematkan pada keledai dan emas.
Selain itu, kolaborasi Roca dengan this/PLAY dalam sebuah instalasi berjudul “Luxury Crime (After Agus Suwage)” juga menimbulkan antrean panjang. Ini dikarenakan banyak pengunjung bersemangat mengintip ke dalam kamar mandi di mana sesosok manusia berendam di dalam bathtub penuh anggur merah.
Baca juga: Penjualan Karya di Art Jakarta Gardens 2024 Masih Bergairah, Kolektor Baru Jadi Faktor Pendorong
Persembahan iForte bersama Tomy Herseta juga memberi wacana baru yang menciptakan lingkungan keindraan audio-spasial yang memunculkan percakapan tentang media sosial sebagai arena adu gagasan. Sementara itu, “Face to Face,” karya fotografer Davy Linggar, yang mengambil gambar Dolorosa Sinaga hingga Indra Leonardi juga memberi warna tersendiri dalam gelaran ini.
Editor: Fajar Sidik
Dalam siaran tertulis, penyelenggara mengatakan, peran seni di ruang terbuka itu juga menyisakan optimisme terhadap seni rupa di Tanah Air. Yaitu lewat praktik dan wacana yang mengalir dan menyesuaikan diri dengan era yang bergejolak.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik Instalasi Luxury Crime, Karya yang Bikin Pengunjung Antre di Art Jakarta Gardens 2024
Dia menjelaskan, keberhasilan pekan seni rupa ini di antaranya berasal dari penjualan yang memuaskan dari ke-23 ekshibitor yang turut serta, lebih besar daripada tahun lalu. Artinya, ini menandakan dukungan gigih di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan, baik di tingkat global maupun nasional.
Di samping itu, kolektor generasi baru dan pembeli pertama juga menjadi segmen masyarakat yang menjanjikan dengan peran yang semakin menguat. keberhasilan pekan seni rupa ini di antaranya juga berasal dari penjualan yang memuaskan dari ke-23 ekshibitor yang turut serta, lebih besar daripada tahun lalu.
"Selama gelaran berlangsung, kami menyambut 11.899 orang pecinta seni, kolektor, dan masyarakat yang memiliki keingintahuan tinggi—naik 10 persen dibanding edisi sebelumnya," tulis penyelenggara.
Kolektor Natasha Sidharta mengatakan, tahun ini Art Jakarta Gardens memang sama semaraknya dengan tahun sebelumnya. Dia mengungkap karya-karya yang ditampilkan juga menyenangkan dengan booth-booth nyaman dan mudah diakses.
Menurutnya ada tiga booth kuat yang perlu diapresiasi dan layak disebutkan dalam pameran tahun ini. Yaitu Srisasanti dengan presentasi tunggal Pramuhendra, A+ dengan presentasi tunggal Ella Wijt, dan Roh dengan duo presentasi Maruto dan Aurora.”
"Sebab pengunjung lebih santai dan impulsif di lorong yang lebih kecil dan enak, dengan booth yang saling berdekatan serta galeris yang berinteraksi satu sama lain, rasanya justru hangat," katanya.
Karya Ikonik
Jantung Art Jakarta Gardens terletak pada Sculpture Garden, di mana 30 karya seni ikonik oleh para seniman hebat lintas generasi dan aliran menjadi saksi kreativitas. Dari karya perunggu G. Sidharta hingga makhluk-makhluk aneh Wahyadi Liem, Sculpture Garden menjadi pusat perhatian di pekan seni ini.
Pada program Special Presentations, sebuah sorotan lain di Art Jakarta Gardens, adalah pameran yang dikurasi saksama dan menyatukan seniman-seniman muda berbakat dalam kolaborasi bersama para Mitra untuk mewujudkan ide-ide inovatif.
Refleksi itu misalnya terejawantah dalam karya patung tiup Erwin Windu Pranata, “The Bouquet: Fall, Grow". Lalu “Gold is King” oleh Naufal Abshar ampuh menarik pandangan mata penonton dengan ketinggian dan warna yang mencolok, mencerminkan karakteristik yang lazimnya disematkan pada keledai dan emas.
Selain itu, kolaborasi Roca dengan this/PLAY dalam sebuah instalasi berjudul “Luxury Crime (After Agus Suwage)” juga menimbulkan antrean panjang. Ini dikarenakan banyak pengunjung bersemangat mengintip ke dalam kamar mandi di mana sesosok manusia berendam di dalam bathtub penuh anggur merah.
Baca juga: Penjualan Karya di Art Jakarta Gardens 2024 Masih Bergairah, Kolektor Baru Jadi Faktor Pendorong
Persembahan iForte bersama Tomy Herseta juga memberi wacana baru yang menciptakan lingkungan keindraan audio-spasial yang memunculkan percakapan tentang media sosial sebagai arena adu gagasan. Sementara itu, “Face to Face,” karya fotografer Davy Linggar, yang mengambil gambar Dolorosa Sinaga hingga Indra Leonardi juga memberi warna tersendiri dalam gelaran ini.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.