Ilustrasi seorang voice over sedang bekerja (Sumber gambar: Unsplash/Emmanuel Ikwuegbu)

Peluang Tambah Pendapatan dari Jasa Voice Over, Begini Prospeknya

05 May 2024   |   11:00 WIB
Image
Enrich Samuel Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta

Bekerja sebagai pembicara dengan spontanitas di depan umum terkesan susah bagi banyak orang. Namun, rupanya bisa juga berbicara tanpa harus menghadapi khalayak secara langsung, sebagai seorang penyiar atau pembicara dengan naskah (script) yang apik.

Ya, itulah pekerjaan yang dikenal sebagai voice over (VO), seorang pengisi suara yang diperuntukkan bagi industri film, iklan, maupun jenis video lainnya. Pekerjaan di bidang suara ini bisa diisi oleh berbagai kalangan, termasuk oleh para generasi muda. 

Salah satu anak muda yang juga turun untuk mencoba peruntungannya di bidang ini adalah Bernadetha Clara (19) Mahasiswi UPN Veteran Jakarta asal Depok. Berawal dari tugas sekolah membuat video dengan voice over, muncul ketertarikan dengan kegiatan yang dilakukannya secara repetitif ini.

“Ketika saya berbicara di belakang kamera, perasaan yang muncul kurang lebih adalah kepercayaan diri, terlebih dapet feedback positif dari teman, tentang karakter suara yang cenderung enak didengar,” tutur Clara. 

Baca juga: Intip Peluang Cuan Jasa Kreatif Copywriting

Ketertarikannya tidak berhenti di tingkat sekolah menengah, Clara pun memutuskan untuk mencoba dunia voice over talent. Persiapannya dilakukan dengan mengembangkan kemampuan suara dan ekspresi secara mandiri. Dia juga latihan dengan video tutorial yang bisa diakses secara terbatas di internet. 

“Video tutorial yang ditonton juga langsung dilatih, mulai dari latihan intonasi sampai praktik macam-macam gaya bicara dan karakter suara yang berbeda,” Kata Clara. 

Salah satu proyek yang telah diselesaikan oleh Clara adalah video dokumenter lembaga swadaya masyarakat (LSM). Persiapan yang dilakukannya adalah membaca script dengan teliti agar dapat memahami konteks yang akan dibawakan. Setelahnya, dia melakukan latihan praktik beberapa kali untuk mendapatkan intonasi yang sesuai.

Menurut Clara, skill yang dibutuhkan untuk menjadi seorang voice over adalah pemahaman yang baik terhadap naskah, artikulasi pengucapan yang baik, dan dapat menyampaikan pesan dan perasaan.

“Bagi aku yang paling penting adalah menjaga keautentikan suara, tetap jadi diri sendiri yang disisi lain juga sebagai branding. Jadi biarpun dapet proyek yang audiensnya berbeda dengan pasar pendengar, aku enggak akan meninggalkan ciri khas aku pribadi,” ujarnya.

Perihal penghasilan yang didapat dari pekerjaan lepas ini, Clara sebagai seorang mahasiswi dapat menambah uang jajan bulanan yang juga bisa disisihkannya untuk menabung. Besaran nominal tergantung dengan proyek yang diambil apakah skala besar atau kecil. 
 

Ilustrasi voice over (Sumber gambar: Pexels/Karolina Grabowska)

Ilustrasi voice over (Sumber gambar: Pexels/Karolina Grabowska)

Kisah serupa juga dirasakan oleh Salsabila (23) mahasiswi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta asal Bogor. Berawal dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan semasa SMK, di salah satu stasiun TV swasta, dia mendapatkan ulasan yang baik dari para mentor dan seniornya. Dari dorongan itulah dia memutuskan untuk mengambil beberapa tawaran yang datang kepadanya. 

Sedikit berbeda dengan Clara, Bila, sapaan akrabnya, justru lebih menekankan pada pelatihan teknis mengenai jenis-jenis tanda baca. Dalam mempersiapkan diri untuk melakukan voice over, dia juga mempunyai beberapa ritual unik, seperti tidak makan berminyak dan tidak minum es serta mengkonsumsi air rebusan kencur. Hal tersebut dilakukan agar tidak merusak suaranya.

Untuk berkarier di bidang pekerjaan ini, modal utama Bila adalah percaya diri, karena semua hal terkait bisa ditopang dengan proses juga nantinya. Pelatihan mandiri juga sering dilakukannya, agar bisa mengenal suaranya terlebih dahulu dan menemukan ciri khasnya.

“Jujur saat ini para pengisi suara itu keren-keren banget, karena beberapa nama yang aku tahu mereka adalah seorang voice over talent yang masih muda, di banyak iklan suara mereka dapat menyesuaikan segala jenis projek yang diminta, dan itu keren banget,” ungkap Salsabila. . 

Bicara soal pendapatan yang diperoleh, dia mampu menghasilkan rupiah setara UMR Jakarta, per proyek yang ditawarkan kepadanya, baik swasta atau dari pemerintah. 

Baik Clara maupun Salsabila berharap tren dan industri voice over akan terus berkembang ke depannya. Mereka juga berkeinginan agar kurikulum sekolah yang lebih dasar memasukkan pelajaran mengenai public speaking, agar lebih banyak orang yang tertarik dan sadar akan potensi lain pada masa mendatang. 

Baca juga: Potensi Bisnis Jasa Karikatur, Ladang Cuan Para Pemilik Tangan Terampil

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Ketahui Penyebab dan Cara Menyamarkan Kerutan Pada Wajah Secara Alami

BERIKUTNYA

KAWFEST 2024 Tampilkan Wastra Nusantara untuk Busana Casual sampai Party Wear

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: