Senior VP Micro Development and Agent Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Ashraf Farahnaz (dari kiri), Plt. Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) M Aaron Annar Sampetoding, Deputi Komisioner Pengawas Bank Pemerintah dan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Defri Andri, dan Direktur Pemasaran Bisnis Indonesia Group Hery Trianto selaku Moderator mengikuti diskusi sesi ke-2 pada acara Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P)

Hore, Akses Kredit UMKM Makin Mudah dan Bisa Tanpa Agunan

30 April 2024   |   16:27 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kekurangan akses pendananan kerap kali menyebabkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kesulitan mengembangkan usahanya. Padahal, selama ini UMKM selalu digadang-gadang menjadi andalan untuk menggerakkan perekonomian nasional.

Salah satu masalah utamanya adalah karena UMKM tidak memiliki agunan, sebagaimana yang menjadi syarat untuk meminta kredit, terutama pada bank. Namun, kini masalah tersebut mulai menemukan titik terang.

Baca juga: Hypereport: Kartini Masa Kini Pejuang Kuliner Ibu Rumah Tangga dan UMKM

Sejumlah bank mulai memiliki beberapa program khusus untuk para pelaku UMKM. Para pengusaha kecil ini pun bisa mengakses pendanaan untuk mengembangkan usahanya secara lebih mudah, bahkan tanpa agunan sekali pun.

Senior VP Micro Development and Agent Banking PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Ashraf Farahnaz mengatakan kalau saat ini sudah ada beberapa program khusus UMKM untuk lebih mempermudah para pelaku usaha memeroleh modal tambahan. Akses pendanaan ini bahkan bisa didapatkan tanpa perlu ada jaminan tertentu.

Di Bank Mandiri, program tersebut bernama Kredit Talangan Pembelian. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk memeroleh modal tambahan, terutama jika berada di situasi khusus yang menuntut mereka melakukan produksi lebih.

“Misalnya, ada ibu jualan kue, orderan lagi banyak dan butuh modal untuk beli bahan baku. Nah itu bisa menggunakan kredit talangan pembelian,” ujar Farahnaz dalam Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 bertema Penguatan Kontribusi BUMN untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Untuk mengakses kredit talangan pembelian ini, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi pelaku UMKM. Dalam program kredit talangan Indogrosir misalnya, pelaku UMKM ini harus terlebih dahulu terdaftar sebagai member merah atau platinum di Indogrosir.

Dengan menjadi member merah, pelaku usaha yang membutuhkan tambahan modal bisa langsung mendapatkan kredit tanpa ada aturan yang berbelit. Hal ini pihak bank telah menilai rekam jejak dari si pengusaha sebelumnya.

“Jadi, di sistem sebelumnya tercatat pengusaha ini sering belanja Rp5 juta, tetapi karena ada kondisi khusus mau naik jadi Rp10 juta. Itu bisa, loan itu sudah bisa diberikan tanpa agunan,” imbuhnya.

Farahnaz mengatakan pelaku UMKM tak perlu khawatir lagi soal pendanaan saat ini. Sebab, makin banyak program yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha. Namun, di samping pendanaan yang makin mudah, pengusaha juga sebaiknya terus melakukan penyesuaian.

Dia menyebut salah satu yang kerap jadi tantangan bagi UMKM ialah soal pencatatan transaksi usahanya. Padahal, hal tersebut penting tidak hanya bagi pengusaha untuk melihat neraca bisnisnya, tetapi juga bagi bank untuk melihat sehat tidaknya usaha tersebut.

Menurutnya, soal pencatatan memang perlu terus diedukasi kepada setiap UMKM. Sebab, ketika UMKM memiliki pencatatan yang baik, mereka akan cenderung lebih mudah mendapatkan pendanaan. Sebab, validasi dari bank akan jauh lebih mudah.

“Jadi, apakah UMKM selalu membutuhkan agunan ketika mau mendapat modal dari bank, tidak selalu, ya. Tidak wajib. Namun, pekerjaan rumahnya memang mesti punya pencatatan yang baik saat ini,” jelasnya.


Sementara itu, Plt Ketum BPP Hipmi Muhammad Aaron Annar Sampetoding salah satu tantangan UMKM dalam mengembangkan bisnisnya ialah keterbatasan kemampuan pada teknologi. Menurutnya, digitalisasi masih jadi isu penting saat ini.

Dalam hal ini, Aaron menyebut kalau digitalisasi tidak hanya sekadar soal perpindahan bisnis dari luring ke daring. Lebih dari itu, digitalisasi adalah perubahan sistem yang bersifat menyeluruh. Termasuk, soal pencatatan transaksi yang perlu jadi perhatian serius di kalangan UMKM. 

Baca juga: Ini Tiga Alasan UMKM Manfaatkan Social Commerce Untuk Penjualan

Sebab, dengan memiliki pencatatan yang baik, mereka bisa mendapatkan berbagai keuntungan, termasuk soal pendanaan ini. Dirinya berharap, seiring dengan sosialisasi yang makin marak, perlahan tantangan UMKM mulai teratasi, termasuk soal pencatatan dan pendanaan ini yang memang saling berkaitan. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

The 90's Festival Hadir Lagi 10-11 Agustus 2024, Ada Suede hingga Ronan Keating

BERIKUTNYA

Mendorong Edukasi Kesehatan Preventif Melalui Layanan Vaksinasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: