Ini Tiga Alasan UMKM Manfaatkan Social Commerce Untuk Penjualan
06 February 2024 |
20:52 WIB
Saat ini makin banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang memanfaatkan social commerce untuk mendongkrak penjualannya. Social commerce sendiri merupakan platform yang dimulai dari unsur sosial dan digunakan untuk mengembangkan basis pengguna sehingga dapat dimonetisasi untuk berjualan.
Berdasarkan riset bertajuk Suara UKM Negeri Vol 3 tentang 'Bagaimana Masa Depan pembelanja online atau e-shopper di Indonesia?', kelompok E-Shopaholics yang merupakan kelompok pembeli online (e-shoppers) yang sudah terbiasa dan terus menerus berbelanja online.
Baca juga: Social Commerce Lagi Hype, Tapi Belum Ada Aturan Mainnya
Dalam riset tersebut, ditemukan bahwa media sosial adalah mesin pencari masa kini bagi para e-shopaholics dan mereka terbiasa berbelanja multi-platform yaitu di marketplace ataupun di media sosial.
Data tersebut juga didukung oleh riset Bold Moves: Leading Southeast Asia’s Next Wave of Consumer Growth yang menemukan bahwa sosial media tidak hanya menjadi platform berjejaring tetapi juga untuk mencari sebuah informasi sehingga berdampak pada penentuan keputusan seseorang.
Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress menjelaskan bahwa era digital sangat dinamis dan transformative sehingga kerap mengalami perubahan. Pelaku UKM tidak lagi disarankan untuk bergantung kepada salah satu platform belanja atau transaksi online.
Menurutnya, strategi multi- platform dapat meminimalisir dampak bisnis apabila salah satu platform sedang menghadapi isu tertentu. Untuk itu, pelaku UKM harus terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengembangkan situs online masing-masing dan memaksimalkan pemanfaatan social commerce untuk meningkatkan pendapatan.
Untuk mengetahui lebih lengkap terkait social commerce, kali ini membuat riset Suara UKM Negeri Vol. 4 tentang Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia yang memberikan insight tentang social commerce. Riset tersebut menemukan tiga alasan mengapa social commerce penting dalam mendukung peningkatan penjualan yang diantaranya adalah:
Sebanyak 48 persen seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. Karakteristik platform social-first adalah unsur sosial, seperti dampak dari banyaknya pengikut dan konten buatan UKM, yang dimanfaatkan untuk membangun database dari konsumen.
Karena itu, UKM mengatakan ada lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. Platform e-commerce-first, seperti Marketplace, perlu membayar lebih untuk membangun basis penggunanya. Biaya pemasaran yang besar untuk mendatangkan konsumen ini kemudian dibebankan kepada UKM yang berjualan di platform tersebut.
Riset tersebut menemukan 37 persen seller menyebutkan bahwa social commerce membuka peluang mereka untuk lebih mudah untuk dikenal oleh target audiens yang relevan. Ketika sebagian besar orang mengunjungi platform social-first, biasanya mereka ingin mencari hiburan.
“Hal ini menciptakan peluang untuk Anda sebagai penjual dalam membuat konten yang kreatif dan relevan dengan brand untuk menarik perhatian pembeli,” terangnya.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan berbagai platform untuk promosi produk dan juga penjualan, para pelaku UKM sebenarnya telah mulai memanfaatkan platform social commerce dalam mendukung transaksi jual beli mereka.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berdasarkan riset bertajuk Suara UKM Negeri Vol 3 tentang 'Bagaimana Masa Depan pembelanja online atau e-shopper di Indonesia?', kelompok E-Shopaholics yang merupakan kelompok pembeli online (e-shoppers) yang sudah terbiasa dan terus menerus berbelanja online.
Baca juga: Social Commerce Lagi Hype, Tapi Belum Ada Aturan Mainnya
Dalam riset tersebut, ditemukan bahwa media sosial adalah mesin pencari masa kini bagi para e-shopaholics dan mereka terbiasa berbelanja multi-platform yaitu di marketplace ataupun di media sosial.
Data tersebut juga didukung oleh riset Bold Moves: Leading Southeast Asia’s Next Wave of Consumer Growth yang menemukan bahwa sosial media tidak hanya menjadi platform berjejaring tetapi juga untuk mencari sebuah informasi sehingga berdampak pada penentuan keputusan seseorang.
Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress menjelaskan bahwa era digital sangat dinamis dan transformative sehingga kerap mengalami perubahan. Pelaku UKM tidak lagi disarankan untuk bergantung kepada salah satu platform belanja atau transaksi online.
Menurutnya, strategi multi- platform dapat meminimalisir dampak bisnis apabila salah satu platform sedang menghadapi isu tertentu. Untuk itu, pelaku UKM harus terus mengembangkan potensi bisnisnya dengan mengembangkan situs online masing-masing dan memaksimalkan pemanfaatan social commerce untuk meningkatkan pendapatan.
Untuk mengetahui lebih lengkap terkait social commerce, kali ini membuat riset Suara UKM Negeri Vol. 4 tentang Seluk Beluk Social Commerce di Indonesia yang memberikan insight tentang social commerce. Riset tersebut menemukan tiga alasan mengapa social commerce penting dalam mendukung peningkatan penjualan yang diantaranya adalah:
1. Audiens: Social commerce memiliki audiens yang lebih luas dari marketplace
Sebanyak 48 persen seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. Karakteristik platform social-first adalah unsur sosial, seperti dampak dari banyaknya pengikut dan konten buatan UKM, yang dimanfaatkan untuk membangun database dari konsumen.Karena itu, UKM mengatakan ada lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan. Platform e-commerce-first, seperti Marketplace, perlu membayar lebih untuk membangun basis penggunanya. Biaya pemasaran yang besar untuk mendatangkan konsumen ini kemudian dibebankan kepada UKM yang berjualan di platform tersebut.
2. Relevansi: Social Commerce mempermudah UKM menemukan target audiens
Riset tersebut menemukan 37 persen seller menyebutkan bahwa social commerce membuka peluang mereka untuk lebih mudah untuk dikenal oleh target audiens yang relevan. Ketika sebagian besar orang mengunjungi platform social-first, biasanya mereka ingin mencari hiburan.“Hal ini menciptakan peluang untuk Anda sebagai penjual dalam membuat konten yang kreatif dan relevan dengan brand untuk menarik perhatian pembeli,” terangnya.
3. Diversifikasi: Social Commerce membantu melakukan diversifikasi untuk menjangkau lebih banyak pembeli
34 persen dari seller mengatakan bahwa mereka perlu mendiversifikasi kanal penjualan mereka untuk menargetkan audiens yang lebih beragam. Menurut database Ninja Xpress tentang penjual Social Commerce di Asia Tenggara, 9 dari 10 orang mendirikan toko di marketplace atau menjalankan brand.com mereka.Hal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan berbagai platform untuk promosi produk dan juga penjualan, para pelaku UKM sebenarnya telah mulai memanfaatkan platform social commerce dalam mendukung transaksi jual beli mereka.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.