Ilustrasi buku Batang Bambu (sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Resensi Novel Batang Bambu: Kisah Pencarian Jati Diri Anak Pekerja Migran

30 April 2024   |   07:40 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Bagi penikmat sastra Arab, nama Saud Alsanousi sudah tidak asing lagi di telinga. Banyak karyanya yang memenangkan penghargaan bergengsi. Seperti The Prisoner of Mirrors yang berhasil meraih penghargaan Leila Othman, dan cerpennya The Bonsai and the Old Man, yang memenangkan kompetisi dari majalah Al-Arabi dan BBC Arab.

Salah satu karya penulis dan jurnalis asal Kuwait itu yang penulis baca belum lama ini adalah Saq Al-Bamboo (2012). Novel pemenang penghargaan The Kuwait State Prize for Letters ini diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Zulfah Nur Alimah dengan judul Batang Bambu. Buku ini diterbitkan oleh baNANA pada Oktober 2023.

Baca juga: Review Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut, Novel Perlawanan Eksploitasi Tambang

Secara umum Batang Bambu mengungkai kisah seorang anak muda bernama Isa/Jose. Dia merupakan anak pekerja rumah tangga (PRT) asal Filipina, sementara ayahnya adalah seorang tuan muda dari keluarga bangsawan di Kuwait. Nasib membawa Jose kecil kembali ke negara asal ibunya karena hubungan ayah dan ibunya tidak disetujui nenek dari pihak sang ayah.

Namun, laiknya kisah tragedi yang tak berujung. Di kampung halaman sang ibu, Jose juga tidak bisa diterima oleh lingkunganya. Sang kakek dari pihak ibu, Mendoza, bahkan memanggilnya 'Anak Haram' atau mengutuknya akan memiliki 'Seribu Mata' ketika disuruh mengambil suatu barang, tapi barang tersebut tidak ditemukannya.

Arkian, lewat berbagai momen kesedihan hingga keterasingan inilah Jose dibesarkan oleh sang Bibi, Mama Aida setelah ibunya menikah lagi. Walakin, sang persona utama pun terus-menerus mempertanyakan jati diri, termasuk agamanya. Bahkan, dia juga mencari di mana sejatinya 'rumahnya' yang utama, hingga suatu hari harus kembali ke Kuwait.

Tapi apa lacur, hal pertama yang ditemui di negeri yang disebut ibunya ‘surga’ itu adalah perlakuan diskriminatif. Bahkan, yang paling keras dan menyakitkan justru datang dari keluarga ayahnya sendiri. Di Manila, dia dipanggil si Arab, sementara di Kuwait, dia dipanggil si Filipina. Impiannya yang dipupuk oleh sang ibu sejak kecil pun hancur.
 
 


Bagi masyarakat Indonesia, khususnya keluarga tenaga kerja wanita (TKW), kisah Jose tentu bukan hal yang baru. Kita tahu, negeri ini juga banyak 'mengimpor' pahlawan devisa ini ke negara-negara di Timur Tengah. Adakalanya, kita mendengar atau membaca berita tentang TKW yang pulang dalam kondisi babak-belur, hamil, atau bahkan meninggal dunia.

Penggunaan frasa Batang Bambu sebagai judul kemungkinan besar juga merujuk pada nasib anak-anak pekerja migran yang hamil di luar nikah. Pasalnya, bambu merupakan salah satu tanaman adaptif tanpa akar yang bisa tumbuh di mana saja. Atau, dalam bentuk kalimat pendek, bambu juga mengisyaratkan tanaman yang tidak memiliki 'akar' atau asal-usul yang jelas.

Lewat mata Jose inilah, Alsanousi mencoba membedah hirarki ketat masyarakat Kuwait. Tokoh utama dari cerita ini memang menyayangi keluarganya, tapi norma sosial di sana menolak anak setengah kasta. Dia pun merasa terpecah antara agama dan budaya. Bahkan, Jose berusaha mengawinkan agama Katolik di masa kecilnya, Budha, hingga Islam dari agama yang diturunkan sang ayah.

"Aku lebih menyerupai pohon bambu, yang tidak memiliki asal-usul yang jelas. Kau bisa memotong batangnya dan menanamnya tanpa akar di tanah manapun, tak lama kemudian batang itu akan tumbuh lagi dengan akar-akar baru di tanah yang baru. Tanpa masa lalu. Tanpa kenangan." (halaman 105).

Dari sekian banyak buku terjemahan, novel ini merupakan salah satu yang cukup menyentuh hati pembaca. Evokatif, sekaligus jujur. Terutama tentang kehangatan hubungan keluarga yang morat-marit, atau naluri anak muda untuk mengenal dunia yang luas. Penggunaan quote dari sastrawan Jose Rizal, di bagian pembuka setiap bab juga seolah mampu meringkas apa yang ingin dikatakan penulis.

Data Buku
Judul: Batang Bambu
Penulis: Saud Alsanousi
Penerjemah: Zulfah Nur Alimah
Penyunting: Yusi Avianto Pareanom
Penata Letak: Azka Maula
Tahun Terbit: Oktober 2023
Jumlah Halaman: 501 halaman
Penerbit: baNaNa
ISBN:978-623-88459-3-4.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Rekomendasi 3 Tempat Hangout di Jakarta dengan Konsep Lucu dan Unik

BERIKUTNYA

Aturan Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan Piala Asia U-23 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: