Pahami Cara Membangun Reputasi lewat Personal Branding
27 June 2022 |
18:12 WIB
Pencitraan atau personal branding merupakan keterampilan yang sangat penting dalam membangun reputasi, baik untuk kehidupan pribadi maupun profesional. Hanya saja, banyaknya miskonsepsi yang beredar justru malah membuat masyarakat tidak serius menjalankan ilmu ini dalam kehidupan sehari-harinya.
Kata pencitraan seolah telah melekat pada sosok politisi ketika mereka berkampanye untuk memenangkan pemilihan umum. Konteks yang sering muncul yakni pencitraan untuk menutupi sifat yang sebenarnya.
Padahal, pencitraan yang baik seharusnya dilakukan dengan tulus, dan merupakan janji kepada diri sendiri untuk menjadi karakter yang memiliki citra (brand) seperti yang diinginkan. Definisi personal brand kurang lebih sesuai dengan yang pernah dikatakan oleh pendiri Amazon Jeff Bezos, “your brand is what people say about you when you’re not in the room.”
engan demikian, citra diri kita terbentuk melalui testimoni orang-orang terdekat tentang kita, bukan apa yang kita katakan tentang diri kita sendiri. Konsultan branding dan ethnographer ETNOMARK Counsulting Amalia E. Maulana menyebutkan personal branding bukan ilmu sederhana tetapi sering disederhanakan, dan akhirnya cenderung disepelekan.
“Perlu bagi kita untuk mempelajari konsep-konsep personal dalam personal branding sehingga bisa lebih cepat mencapai cita-cita, dengan cara yang lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Selama ini, doktor lulusan School of Marketing, University of New South Wales Australia ini dikenal sebagai konsultan branding yang menggunakan pendekatan etnografi dalam penelitiannya. Buku Personal Branding: Membangun Citra Diri yang Cemerlang merupakan buku ketiga yang dia tulis setelah Consumer Insights via Ethnography (2009) dan Brandmate: Mengubah Just Friends with Soulmates (2012).
Buku setebal 290 halaman ini merangkum langkah-langkah dalam melakukan personal branding dengan bahasa yang lugas, sederhana dan sangat aplikatif. Di dalam buku ini, penulis menyarankan agar membentuk dan menciptakan sebanyak mungkin soulmate.
Istilah ini bukan merujuk pada pasangan hidup, melainkan mitra atau stakeholder yang memiliki relasi sangat baik sehingga menunjang profesi kita. Menurutnya, ujian reputasi bisa datang kapan saja, sehingga ketika masa itu tiba, akan ada banyak soulmate yang siap membantu memulihkan kredibilitas dan integritas.
Sang penulis menyertakan beragam contoh kasus nyata orang-orang yang berhasil mempraktikkan personal branding guna mempermudah pembaca memahami. Mulai dari contoh kasus ibu rumah tangga, pengusaha buah, hinggga pemimpin sebuah perusahaan besar skala internasional.
Hal ini membuktikan bahwa citra diri yang cemerlang itu milik siapa saja, tanpa memandang pekerjaan, jenis kelamin dan status sosial. Penulis juga menuliskan beberapa kasus reposisi brand para tokoh terkenal seperti Norman Kamaru, Gito Rollies, Ariel Noah, Gita Wirjawan, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Melalui pengalaman hidup para tokoh tersebut, pembaca dapat memetik pelajaran hidup yang sangat berguna dalam menjaga citra dirinya. Buku ini relevan untuk dibaca oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga kalangan profesional. Selamat membaca!
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 7 Juni 2015.
Judul buku: Buku Personal Branding: Membangun Citra Diri yang Cemerlang
Penulis : Amalia E. Maulana Ph.D.
Penerbit : ETNOMARK Consulting
Cetakan Pertama : April 2015
Halaman : 290 halaman
ISBN : 978-602-19817-2-6
Kata pencitraan seolah telah melekat pada sosok politisi ketika mereka berkampanye untuk memenangkan pemilihan umum. Konteks yang sering muncul yakni pencitraan untuk menutupi sifat yang sebenarnya.
Padahal, pencitraan yang baik seharusnya dilakukan dengan tulus, dan merupakan janji kepada diri sendiri untuk menjadi karakter yang memiliki citra (brand) seperti yang diinginkan. Definisi personal brand kurang lebih sesuai dengan yang pernah dikatakan oleh pendiri Amazon Jeff Bezos, “your brand is what people say about you when you’re not in the room.”
engan demikian, citra diri kita terbentuk melalui testimoni orang-orang terdekat tentang kita, bukan apa yang kita katakan tentang diri kita sendiri. Konsultan branding dan ethnographer ETNOMARK Counsulting Amalia E. Maulana menyebutkan personal branding bukan ilmu sederhana tetapi sering disederhanakan, dan akhirnya cenderung disepelekan.
“Perlu bagi kita untuk mempelajari konsep-konsep personal dalam personal branding sehingga bisa lebih cepat mencapai cita-cita, dengan cara yang lebih efektif dan efisien,” ujarnya.
Selama ini, doktor lulusan School of Marketing, University of New South Wales Australia ini dikenal sebagai konsultan branding yang menggunakan pendekatan etnografi dalam penelitiannya. Buku Personal Branding: Membangun Citra Diri yang Cemerlang merupakan buku ketiga yang dia tulis setelah Consumer Insights via Ethnography (2009) dan Brandmate: Mengubah Just Friends with Soulmates (2012).
Buku setebal 290 halaman ini merangkum langkah-langkah dalam melakukan personal branding dengan bahasa yang lugas, sederhana dan sangat aplikatif. Di dalam buku ini, penulis menyarankan agar membentuk dan menciptakan sebanyak mungkin soulmate.
Istilah ini bukan merujuk pada pasangan hidup, melainkan mitra atau stakeholder yang memiliki relasi sangat baik sehingga menunjang profesi kita. Menurutnya, ujian reputasi bisa datang kapan saja, sehingga ketika masa itu tiba, akan ada banyak soulmate yang siap membantu memulihkan kredibilitas dan integritas.
Sang penulis menyertakan beragam contoh kasus nyata orang-orang yang berhasil mempraktikkan personal branding guna mempermudah pembaca memahami. Mulai dari contoh kasus ibu rumah tangga, pengusaha buah, hinggga pemimpin sebuah perusahaan besar skala internasional.
Hal ini membuktikan bahwa citra diri yang cemerlang itu milik siapa saja, tanpa memandang pekerjaan, jenis kelamin dan status sosial. Penulis juga menuliskan beberapa kasus reposisi brand para tokoh terkenal seperti Norman Kamaru, Gito Rollies, Ariel Noah, Gita Wirjawan, hingga Susilo Bambang Yudhoyono.
Melalui pengalaman hidup para tokoh tersebut, pembaca dapat memetik pelajaran hidup yang sangat berguna dalam menjaga citra dirinya. Buku ini relevan untuk dibaca oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga kalangan profesional. Selamat membaca!
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 7 Juni 2015.
Judul buku: Buku Personal Branding: Membangun Citra Diri yang Cemerlang
Penulis : Amalia E. Maulana Ph.D.
Penerbit : ETNOMARK Consulting
Cetakan Pertama : April 2015
Halaman : 290 halaman
ISBN : 978-602-19817-2-6
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.