Menangkap Pesan Sosial dan Ekologi dalam Karya Bagus Pandega
29 April 2024 |
06:21 WIB
Lebih dari sekadar memberikan keindahan atau kekaguman kepada para pengunjung, seniman Bagus Pandega berharap bahwa pesan yang terkandung dalam karya-karyanya di pameran tunggalnya bertajuk O dapat sampai kepada penikmat karya.
28 April 2024 menjadi hari terakhir pameran tunggal Bagus Pandega bertajuk O di ROH Project. Pada malam terakhir pameran, sejumlah pengunjung masih asyik menikmati karya-karyanya. Seni instalasi berjudul Hypernea Green (2024) menjadi salah satu karya yang paling banyak menarik perhatian para pengunjung.
Karya ini mengubah udara menjadi oksigen murni. Seni instalasi ini dibuat oleh sang seniman pada masa awal pandemi Covid-19. Dia yang melihat situasi dan kondisi konsentrator oksigen yang digunakan untk merawat pasien dalam kondisi kritis.
Keadaan itu juga berulang kali menjadi pemberitaan karena keterbatasan pasokan. Pria yang lahir di Jakarta pada 1985 itu pun bereksperimen guna mengetahui apakah mungkin untuk membuat oksigen.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik Instalasi Luxury Crime, Karya yang Bikin Pengunjung Antre di Art Jakarta Gardens 2024
Karya seni instalasi itu menghisap udara yang ada di sekitarnya dengan memanfaatkan kompresor udara yang terdapat di tengah-tengah dan melewati tiga filter untuk menghasilkan oksigen.
Setelah terakumulasi dalam tangki, udara ini mengalir melalui tabung ke dalam 36 stoples pelembap yang menyala oleh LED dan berisi campuran mineral yang ditambang di Indonesia, dan diedarkan kembali ke galeri.
Bentuknya yang besar, selang yang terpasang, dan tanaman yang terdapat di tengah beserta batu-batu di sejumlah stoples membuat karya ini menyedot perhatian banyak orang. Tidak hanya itu, permainan warna dan suara yang terdapat pada karya tersebut juga menjadi daya tarik.
Karya itu dan sejumlah karya lainnya dari Bagus memang begitu menarik perhatian lantaran estetika yang dihasilkan. Namun, pria yang kini tinggal di Bandung, Jawa Barat, itu berharap para pengunjung menerima pesan yang terdapat dalam setiap karyanya dan tidak sekadar kagum akan keindahan yang tersaji.
Bagus mengungkapkan bahwa pameran yang telah berlangsung dari 9 Maret sampai 28 April 2024 itu telah mendapatkan pengunjung yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pameran tunggal pada 2016.
“Pengunjung sangat banyak dibandingkan dengan pameran sebelummya, 2016,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Dia mengungkapkan, ada banyak perbedaan pengunjung pameran yang diadakannya pada saat ini dengan yang diselenggarakan pada 8 tahun lalu. Selain lokasi, antusiasme masyarakat terhadap karya seni dan juga pameran seni sudah berbeda dengan 2016.
Pada saat ini, banyak orang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap seni dan juga pameran. Kondisi ini membuat jumlah pengunjung atau penikmat karya seni di dalam negeri cukup bagus.
“Yang saya harapkan orang datang tidak hanya menikmati karya seni yang bagus, tetapi juga dapat pesan yang terkadung dalam karya,” katanya.
Ya, Bagus menyematkan pesan tentang masalah sosial dan ekologi atau lingkungan dalam setiap karya yang ditampilkan di pameran ini. Manusia memang sebagai subjek utama di dunia ini. Namun, manusia tidak hidup sendirian.
Dalam karya video berjudul Nio (2024), sang seniman ingin menyampaikan pesan bahwa pertambangan yang selama ini dilakukan merusak lingkungan. Orang utan yang terdapa dalam video merupakan analogi dari deforestasi yang terjadi meskipun hewan itu tidak langsung berada di tempat penambangan nikel.
Proses vernikel yang terlihat dalam video tersebut merupakan simbol bahwa orang utan tidak mudah hancur dan punah.
Permasalahan sosial dan lingkungan atau ekologi menjadi bagian dari tema yang kerap diusung oleh Bagus dalam berkarya. Langkah sang seniman tidak datang secara tiba-tiba.
Sang seniman pada 2016 lalu memiliki tema tentang eksistensi diri pada pameran tunggalnya. Eksistensi itu diterjemahkannya dalam karya yang dipamerkan. Dengan begitu, dia memiliki riwayat berkesenian yang berubah dengan melihat karya pada saat ini.
“Perkenalan” Bagus terhadap isu-isu sosial dan lingkungan atau ekologi dalam karya terjadi pada beberapa tahun silam. Pada saat itu, dia yang pergi ke Singapura mendapati bahwa asap hasil kebakaran sangat berdampak terhadap banyak orang.
Pengalaman merasakan asap hasil kebakaran hutan itu membuatnya memutuskan untuk menjadikan masalah lingkungan atau ekologi dan sosial menjadi tema yang kerap dibawa dan diterjemahkan dalam karya.
Selain itu, pemberitaan tentang masalah lingkungan atau ekologi dan sosial kerap menjadi headline media masa. Dia pun berpikir untuk mengangkat masalah ini sebagai seorang seniman.
Dia mengaku tidak tahu seperti apa dampak karya yang dibuat terhadap ekologi atau lingkungan pada saat ini. Namun, Bagus percaya generasi muda pada saat ini memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap ekologi atau lingkungan.
Baca juga: 4 Karya Instalasi Seni yang Mencuri Perhatian di Art Jakarta Gardens 2024
Kepedulian generasi muda terhadap lingkungan dapat terlihat dari banyak aksi yang dilakukan. Salah satu contoh aksi orang-orang muda di tanah air terhadap ekologi atau lingkungan adalah saat bergerak membersihkan salah satu pantai di dalam negeri yang kotor dengan limbah.
Dia pun memiliki kepercayaan isu-isu sosial dan lingkungan atau ekologi akan lebih mendapatkan perhatian pada masa yang akan datang.
Editor: Fajar Sidik
28 April 2024 menjadi hari terakhir pameran tunggal Bagus Pandega bertajuk O di ROH Project. Pada malam terakhir pameran, sejumlah pengunjung masih asyik menikmati karya-karyanya. Seni instalasi berjudul Hypernea Green (2024) menjadi salah satu karya yang paling banyak menarik perhatian para pengunjung.
Karya ini mengubah udara menjadi oksigen murni. Seni instalasi ini dibuat oleh sang seniman pada masa awal pandemi Covid-19. Dia yang melihat situasi dan kondisi konsentrator oksigen yang digunakan untk merawat pasien dalam kondisi kritis.
Keadaan itu juga berulang kali menjadi pemberitaan karena keterbatasan pasokan. Pria yang lahir di Jakarta pada 1985 itu pun bereksperimen guna mengetahui apakah mungkin untuk membuat oksigen.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik Instalasi Luxury Crime, Karya yang Bikin Pengunjung Antre di Art Jakarta Gardens 2024
Karya seni instalasi itu menghisap udara yang ada di sekitarnya dengan memanfaatkan kompresor udara yang terdapat di tengah-tengah dan melewati tiga filter untuk menghasilkan oksigen.
Setelah terakumulasi dalam tangki, udara ini mengalir melalui tabung ke dalam 36 stoples pelembap yang menyala oleh LED dan berisi campuran mineral yang ditambang di Indonesia, dan diedarkan kembali ke galeri.
Bentuknya yang besar, selang yang terpasang, dan tanaman yang terdapat di tengah beserta batu-batu di sejumlah stoples membuat karya ini menyedot perhatian banyak orang. Tidak hanya itu, permainan warna dan suara yang terdapat pada karya tersebut juga menjadi daya tarik.
Karya itu dan sejumlah karya lainnya dari Bagus memang begitu menarik perhatian lantaran estetika yang dihasilkan. Namun, pria yang kini tinggal di Bandung, Jawa Barat, itu berharap para pengunjung menerima pesan yang terdapat dalam setiap karyanya dan tidak sekadar kagum akan keindahan yang tersaji.
Bagus mengungkapkan bahwa pameran yang telah berlangsung dari 9 Maret sampai 28 April 2024 itu telah mendapatkan pengunjung yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pameran tunggal pada 2016.
“Pengunjung sangat banyak dibandingkan dengan pameran sebelummya, 2016,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Dia mengungkapkan, ada banyak perbedaan pengunjung pameran yang diadakannya pada saat ini dengan yang diselenggarakan pada 8 tahun lalu. Selain lokasi, antusiasme masyarakat terhadap karya seni dan juga pameran seni sudah berbeda dengan 2016.
Pada saat ini, banyak orang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap seni dan juga pameran. Kondisi ini membuat jumlah pengunjung atau penikmat karya seni di dalam negeri cukup bagus.
“Yang saya harapkan orang datang tidak hanya menikmati karya seni yang bagus, tetapi juga dapat pesan yang terkadung dalam karya,” katanya.
Ya, Bagus menyematkan pesan tentang masalah sosial dan ekologi atau lingkungan dalam setiap karya yang ditampilkan di pameran ini. Manusia memang sebagai subjek utama di dunia ini. Namun, manusia tidak hidup sendirian.
Dalam karya video berjudul Nio (2024), sang seniman ingin menyampaikan pesan bahwa pertambangan yang selama ini dilakukan merusak lingkungan. Orang utan yang terdapa dalam video merupakan analogi dari deforestasi yang terjadi meskipun hewan itu tidak langsung berada di tempat penambangan nikel.
Proses vernikel yang terlihat dalam video tersebut merupakan simbol bahwa orang utan tidak mudah hancur dan punah.
Permasalahan sosial dan lingkungan atau ekologi menjadi bagian dari tema yang kerap diusung oleh Bagus dalam berkarya. Langkah sang seniman tidak datang secara tiba-tiba.
Sang seniman pada 2016 lalu memiliki tema tentang eksistensi diri pada pameran tunggalnya. Eksistensi itu diterjemahkannya dalam karya yang dipamerkan. Dengan begitu, dia memiliki riwayat berkesenian yang berubah dengan melihat karya pada saat ini.
“Perkenalan” Bagus terhadap isu-isu sosial dan lingkungan atau ekologi dalam karya terjadi pada beberapa tahun silam. Pada saat itu, dia yang pergi ke Singapura mendapati bahwa asap hasil kebakaran sangat berdampak terhadap banyak orang.
Pengalaman merasakan asap hasil kebakaran hutan itu membuatnya memutuskan untuk menjadikan masalah lingkungan atau ekologi dan sosial menjadi tema yang kerap dibawa dan diterjemahkan dalam karya.
Selain itu, pemberitaan tentang masalah lingkungan atau ekologi dan sosial kerap menjadi headline media masa. Dia pun berpikir untuk mengangkat masalah ini sebagai seorang seniman.
Dia mengaku tidak tahu seperti apa dampak karya yang dibuat terhadap ekologi atau lingkungan pada saat ini. Namun, Bagus percaya generasi muda pada saat ini memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap ekologi atau lingkungan.
Baca juga: 4 Karya Instalasi Seni yang Mencuri Perhatian di Art Jakarta Gardens 2024
Kepedulian generasi muda terhadap lingkungan dapat terlihat dari banyak aksi yang dilakukan. Salah satu contoh aksi orang-orang muda di tanah air terhadap ekologi atau lingkungan adalah saat bergerak membersihkan salah satu pantai di dalam negeri yang kotor dengan limbah.
Dia pun memiliki kepercayaan isu-isu sosial dan lingkungan atau ekologi akan lebih mendapatkan perhatian pada masa yang akan datang.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.