Waspada Bahaya Ruang Digital, Gen Z Diimbau Tangkal Pakai Konten Positif
28 April 2024 |
11:00 WIB
Ruang digital semakin terbuka lebar. Semua orang bebas berekspresi dan berkreasi. Namun demikian, dunia maya ini tidak lepas dari tindak kejahatan maupun perilaku yang merugikan para penggunanya, beberapa di antaranya yakni pinjaman online ilegal, judi online, hingga sexual harassment.
Dalam beberapa waktu terakhir, tiga hal ini berseliweran di media sosial. Komedian Nopek Novian bahkan sempat menjadi salah satu korbannya. “Saya korban judi online. Bahaya kalau akun judi gak diberantas karena orang kalah, nyoba lagi ingin balik modal,” ujarnya di bilangan Jakarta beberapa waktu lalu.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Slamet Santoso mengatakan memang saat ini ada satuan tugas khusus yang memberantas akun judi online di media sosial. Akan tetapi, pemberantasan judi online tidak bisa sukses jika pengguna medsos sendiri tidak melakukan antisipasi.
Sementara itu, dia menilai judi online tidak lepas dari pinjaman online. Pengguna media sosial yang akhirnya ketagihan judi online, pada akhirnya terjerat pinjaman online ilegal untuk terus melakukan kegiatan tersebut karena penasaran akan hasil yang didapat.
Baca juga: Duh, 82% Masyarakat Indonesia Terpapar Iklan Judi Online di Internet
Menanggapi hal tersebut, menurut Slamet penting melakukan digital safety. Ketika ditawarkan pinjaman online di media sosial, ada baiknya melakukan checking terhadap perusahaan yang menawarkan. Pengguna medsos bisa melihat apakah perusahaan tersebut terdaftar atau tidak di situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kemudian, periksa pula apakah rekening yang diberikan masuk atau tidak ke dalam website rekening.id. Jika terdaftar, rekening tersebut disinyalir sebagai penampung uang hasil kejahatan dunia maya. Kemenkominfo pun melakukan pemblokiran terhadap akun yang dipastikan pinjol ilegal.
Terkait akun dan konten sexual harassment atau pelecehan seksual yang kerap muncul di Twitter, kementerian katanya bekerja sama dengan penyedia platform untuk melakukan take down ketika ada atau tidaknya laporan dari pengguna. “Selama ini, kurang dari tiga jam, konten (pelecehan seksual) diputus aksesnya,” tutur Slamet.
Kendati demikian, di tengah kegiatan maupun konten negatif yang muncul di dunia maya, Slamet mengajak netizen Indonesia, terutama Generasi Milenial dan Z agar bijak berinternet dan berkarya positif di dunia maya melalui kampanye literasi digital.
Penetrasi internet yang tinggi di Indonesia telah mengakibatkan meningkatnya aktivitas media sosial dan derasnya arus informasi. Tanpa pemahaman yang baik, hal ini dapat menimbulkan berbagai risiko, seperti penyebaran informasi palsu (hoax), pencurian data pribadi melalui phising, pelanggaran undang-undang ITE, gangguan kesehatan mental, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, Slamet menilai edukasi literasi digital perlu terus dilakukan. Kali ini melalui kampanye Makin Cakap Digital 2024 #MakinHepii. Dia menyebut ada empat pilar yang ditargetkan Kominfo melalui kampanye ini, yakni digital skill, digital ethic, digital safety, dan digital culture.
"Program ini penting terutama untuk kaum muda. Jadi bikin medsos menjadi lebih happy. Ruang digital bisa menjadi lebih positif untuk counter hal-hal negatif," harapnya.
Slamet mengatakan jika dimanfaatkan dengan baik dan bijak, internet juga membawa sejumlah manfaat bagi penggunanya. Seperti yang dirasakan aktris Aurelie Moeremans.
Dia memanfaatkan media sosial untuk menambah skill dalam belajar Bahasa Inggris. “Aku juga sering sharing informasi positif untuk mempengaruhi masyarakat, misalnya tentang pelestarian hewan dan lingkungan,” tuturnya.
Baca juga: Game Ini Enggak Cuma Seru, Tapi Juga Bisa Buat Kalian Belajar Literasi Digital
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dalam beberapa waktu terakhir, tiga hal ini berseliweran di media sosial. Komedian Nopek Novian bahkan sempat menjadi salah satu korbannya. “Saya korban judi online. Bahaya kalau akun judi gak diberantas karena orang kalah, nyoba lagi ingin balik modal,” ujarnya di bilangan Jakarta beberapa waktu lalu.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo, Slamet Santoso mengatakan memang saat ini ada satuan tugas khusus yang memberantas akun judi online di media sosial. Akan tetapi, pemberantasan judi online tidak bisa sukses jika pengguna medsos sendiri tidak melakukan antisipasi.
Sementara itu, dia menilai judi online tidak lepas dari pinjaman online. Pengguna media sosial yang akhirnya ketagihan judi online, pada akhirnya terjerat pinjaman online ilegal untuk terus melakukan kegiatan tersebut karena penasaran akan hasil yang didapat.
Baca juga: Duh, 82% Masyarakat Indonesia Terpapar Iklan Judi Online di Internet
Menanggapi hal tersebut, menurut Slamet penting melakukan digital safety. Ketika ditawarkan pinjaman online di media sosial, ada baiknya melakukan checking terhadap perusahaan yang menawarkan. Pengguna medsos bisa melihat apakah perusahaan tersebut terdaftar atau tidak di situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kemudian, periksa pula apakah rekening yang diberikan masuk atau tidak ke dalam website rekening.id. Jika terdaftar, rekening tersebut disinyalir sebagai penampung uang hasil kejahatan dunia maya. Kemenkominfo pun melakukan pemblokiran terhadap akun yang dipastikan pinjol ilegal.
Terkait akun dan konten sexual harassment atau pelecehan seksual yang kerap muncul di Twitter, kementerian katanya bekerja sama dengan penyedia platform untuk melakukan take down ketika ada atau tidaknya laporan dari pengguna. “Selama ini, kurang dari tiga jam, konten (pelecehan seksual) diputus aksesnya,” tutur Slamet.
Kendati demikian, di tengah kegiatan maupun konten negatif yang muncul di dunia maya, Slamet mengajak netizen Indonesia, terutama Generasi Milenial dan Z agar bijak berinternet dan berkarya positif di dunia maya melalui kampanye literasi digital.
Literasi Digital & Konten Positif
Berdasarkan data dari Statistika pada 2023, Indonesia berada di peringkat ke-4 sebagai negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Pada periode yang sama, data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut internet diakses oleh lebih dari 215 juta jiwa atau setara 78 persen penduduk Indonesia.Penetrasi internet yang tinggi di Indonesia telah mengakibatkan meningkatnya aktivitas media sosial dan derasnya arus informasi. Tanpa pemahaman yang baik, hal ini dapat menimbulkan berbagai risiko, seperti penyebaran informasi palsu (hoax), pencurian data pribadi melalui phising, pelanggaran undang-undang ITE, gangguan kesehatan mental, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, Slamet menilai edukasi literasi digital perlu terus dilakukan. Kali ini melalui kampanye Makin Cakap Digital 2024 #MakinHepii. Dia menyebut ada empat pilar yang ditargetkan Kominfo melalui kampanye ini, yakni digital skill, digital ethic, digital safety, dan digital culture.
"Program ini penting terutama untuk kaum muda. Jadi bikin medsos menjadi lebih happy. Ruang digital bisa menjadi lebih positif untuk counter hal-hal negatif," harapnya.
Slamet mengatakan jika dimanfaatkan dengan baik dan bijak, internet juga membawa sejumlah manfaat bagi penggunanya. Seperti yang dirasakan aktris Aurelie Moeremans.
Dia memanfaatkan media sosial untuk menambah skill dalam belajar Bahasa Inggris. “Aku juga sering sharing informasi positif untuk mempengaruhi masyarakat, misalnya tentang pelestarian hewan dan lingkungan,” tuturnya.
Baca juga: Game Ini Enggak Cuma Seru, Tapi Juga Bisa Buat Kalian Belajar Literasi Digital
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.