Cerita Nicholas Saputra dan Putri Marino Dalami Peran di Film The Architecture of Love
27 April 2024 |
21:00 WIB
Dua aktor ternama Indonesia, Nicholas Saputra dan Putri Marino untuk pertama kalinya beradu akting dalam satu film yang sama berjudul The Architecture of Love (TAOL). Dalam film tersebut, Nicho berperan sebagai River, sedangkan Putri Marino sebagai Raia.
River merupakan karakter yang cukup kompleks. Dia adalah arsitek asal Jakarta yang mengasingkan diri ke New York setelah mengalami duka mendalam dari hubungan percintaan sebelumnya. Sementara itu, Raia adalah penulis yang juga melarikan diri ke New York setelah patah hati hebat yang dirasakannya.
Baca juga: Film The Architecture of Love, Tawarkan Kisah Romansa Getir dari Trauma Cinta
Nicho mengatakan proses pendalaman karakter River di film ini terbilang berjalan mulus. Nicho yang juga adalah lulusan jurusan arsitek tak membutuhkan waktu lama untuk masuk ke dalam karakter River.
Dengan modal punya kesamaan latar belakang, praktis dirinya bisa langsung berfokus pada sisi emosi dari karakter tersebut. Ini yang menurutnya jadi bagian menarik. Sebab, ada banyak sekali layer emosi yang perlu dikeluarkannya di film ini.
“Rivel adalah tokoh yang kompleks karena melewati pengalaman emosi yang besar di hidupnya,” ungkap Nicho.
Lewat skenario yang menghidupkan kisahnya, Nicho mengaku sangat terbantu dengan arahan sutradara Teddy Soeriaatmadja untuk menampilkan hal tersebut di depan layar. Sutradara juga memberi porsi pengarahan yang tepat untuk eksplorasi karakter yang dilakukannya.
Dalam film ini, Nicho memang dituntut untuk membawakan ragam emosi yang dalam dari karakter River. Terkadang dia bisa menunjukkan rasa suka pada lawan mainnya, tetapi tak jarang ada sisi tersembunyi yang tak terungkap di balik tawanya.
Menurut Nicho, Putri Marino sebagai lawan mainnya di film ini juga membantunya untuk bisa lebih menghidupkan karakternya. Nicho menilai Putri adalah sosok aktris yang punya kualitas akting dan etos kerja yang baik.
“Untuk proses menemukan chemistry antara saya dan Putri, kami banyak mengobrol hingga membaca skrip bersama,” imbuhnya.
Tak berbeda jauh dari Nicho, Putri Marino juga melakukan pendalaman karakternya dengan mulus. Terlebih, Putri yang suka membaca novel juga rupanya sudah mengetahui cerita ini sejak versi bukunya dirilis.
Putri mengaku sempat merasa deg-degan karena dia akhirnya memerankan karakter Raia, yang begitu disukainya ketika membaca novelnya. Namun, dia merasa puas dengan apa yang sudah ditampilkannya di film ini.
Dia berharap film ini mampu memberi perasaan yang hangat kepada penonton. Sebab, ada banyak momen haru sekaligus penuh pelajaran di balik kisah Raia dan River tersebut.
“Melihat dua karakter manusia ini, Raia dan River bisa tumbuh dan menjadi nyata di layar lebar membuat saya deg-degan dan haru,” terangnya.
Sementara itu, penulis novel yang juga menulis skenario di film ini, Ika Natassa, menyebut film TAOL telah melampaui ekspektasinya. Ika yang terlibat sejak awal pengembangan cerita hingga akhir produksi film tak sabar ingin memperlihatkan film ini kepada penonton.
“Duet Nicholas Saputra dan Putri Marino di sini benar-benar magis. Selesai diaduk-aduk selama mengikuti jalinan ceritanya lewat adegan-demi adegan, akan timbul rasa hangat dan rindu di hati,” harapnya.
Disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja, film berjudul The Architecture of Love akan menyuguhkan perjalanan menarik dua manusia yang kembali menemukan cinta setelah mengalami nasib pahit dari hubungan sebelumnya.
Mengusung genre romansa, cerita di film ini merupakan hasil adaptasi dari novel best seller berjudul serupa karya Ika Natassa. Cerita film The Architecture of Love (TAOL) akan mengikuti kisah hidup seorang penulis bernama Raia (Putri Marino).
Untuk mencari inspirasi karya terbarunya, Raia yang baru bercerai dari suaminya, Alam, harus mengasingkan diri ke New York, Amerika Serikat. Namun, walau sudah dua bulan menetap di New York, Raia tak kunjung mendapatkan inspirasi untuk menulis.
Baca juga: 5 Film yang Dibintangi Nicholas Saputra, Terbaru The Architecture of Love
Perceraiannya dengan suami rupanya membawa luka yang dalam bagi Raia. Hingga pada suatu hari, takdir mempertemukannya dengan pria bernama River Jusuf di kota ini. Film yang diproduksi oleh Stravision, Karuna Pictures, dan Legacy Pictures ini akan mulai beredar di bioskop pada 30 April 2024.
Editor: Fajar Sidik
River merupakan karakter yang cukup kompleks. Dia adalah arsitek asal Jakarta yang mengasingkan diri ke New York setelah mengalami duka mendalam dari hubungan percintaan sebelumnya. Sementara itu, Raia adalah penulis yang juga melarikan diri ke New York setelah patah hati hebat yang dirasakannya.
Baca juga: Film The Architecture of Love, Tawarkan Kisah Romansa Getir dari Trauma Cinta
Nicho mengatakan proses pendalaman karakter River di film ini terbilang berjalan mulus. Nicho yang juga adalah lulusan jurusan arsitek tak membutuhkan waktu lama untuk masuk ke dalam karakter River.
Dengan modal punya kesamaan latar belakang, praktis dirinya bisa langsung berfokus pada sisi emosi dari karakter tersebut. Ini yang menurutnya jadi bagian menarik. Sebab, ada banyak sekali layer emosi yang perlu dikeluarkannya di film ini.
“Rivel adalah tokoh yang kompleks karena melewati pengalaman emosi yang besar di hidupnya,” ungkap Nicho.
Lewat skenario yang menghidupkan kisahnya, Nicho mengaku sangat terbantu dengan arahan sutradara Teddy Soeriaatmadja untuk menampilkan hal tersebut di depan layar. Sutradara juga memberi porsi pengarahan yang tepat untuk eksplorasi karakter yang dilakukannya.
Dalam film ini, Nicho memang dituntut untuk membawakan ragam emosi yang dalam dari karakter River. Terkadang dia bisa menunjukkan rasa suka pada lawan mainnya, tetapi tak jarang ada sisi tersembunyi yang tak terungkap di balik tawanya.
Menurut Nicho, Putri Marino sebagai lawan mainnya di film ini juga membantunya untuk bisa lebih menghidupkan karakternya. Nicho menilai Putri adalah sosok aktris yang punya kualitas akting dan etos kerja yang baik.
“Untuk proses menemukan chemistry antara saya dan Putri, kami banyak mengobrol hingga membaca skrip bersama,” imbuhnya.
Tak berbeda jauh dari Nicho, Putri Marino juga melakukan pendalaman karakternya dengan mulus. Terlebih, Putri yang suka membaca novel juga rupanya sudah mengetahui cerita ini sejak versi bukunya dirilis.
Putri mengaku sempat merasa deg-degan karena dia akhirnya memerankan karakter Raia, yang begitu disukainya ketika membaca novelnya. Namun, dia merasa puas dengan apa yang sudah ditampilkannya di film ini.
Dia berharap film ini mampu memberi perasaan yang hangat kepada penonton. Sebab, ada banyak momen haru sekaligus penuh pelajaran di balik kisah Raia dan River tersebut.
“Melihat dua karakter manusia ini, Raia dan River bisa tumbuh dan menjadi nyata di layar lebar membuat saya deg-degan dan haru,” terangnya.
Sementara itu, penulis novel yang juga menulis skenario di film ini, Ika Natassa, menyebut film TAOL telah melampaui ekspektasinya. Ika yang terlibat sejak awal pengembangan cerita hingga akhir produksi film tak sabar ingin memperlihatkan film ini kepada penonton.
“Duet Nicholas Saputra dan Putri Marino di sini benar-benar magis. Selesai diaduk-aduk selama mengikuti jalinan ceritanya lewat adegan-demi adegan, akan timbul rasa hangat dan rindu di hati,” harapnya.
Disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja, film berjudul The Architecture of Love akan menyuguhkan perjalanan menarik dua manusia yang kembali menemukan cinta setelah mengalami nasib pahit dari hubungan sebelumnya.
Mengusung genre romansa, cerita di film ini merupakan hasil adaptasi dari novel best seller berjudul serupa karya Ika Natassa. Cerita film The Architecture of Love (TAOL) akan mengikuti kisah hidup seorang penulis bernama Raia (Putri Marino).
Untuk mencari inspirasi karya terbarunya, Raia yang baru bercerai dari suaminya, Alam, harus mengasingkan diri ke New York, Amerika Serikat. Namun, walau sudah dua bulan menetap di New York, Raia tak kunjung mendapatkan inspirasi untuk menulis.
Baca juga: 5 Film yang Dibintangi Nicholas Saputra, Terbaru The Architecture of Love
Perceraiannya dengan suami rupanya membawa luka yang dalam bagi Raia. Hingga pada suatu hari, takdir mempertemukannya dengan pria bernama River Jusuf di kota ini. Film yang diproduksi oleh Stravision, Karuna Pictures, dan Legacy Pictures ini akan mulai beredar di bioskop pada 30 April 2024.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.