Ilustrasi kencan (Sumber: Pexels/Samson Katt)

4 Strategi Berkencan dari Buku How To Not Die Alone

24 April 2024   |   15:30 WIB
Image
Arindra Fachri Satria Pradana Mahasiswa Mass Communication BINUS University

Eksistensi aplikasi kencan sudah mengubah persepsi masyarakat luas tentang  berkencan di zaman modern ini. Evolusi ini dipelajari lebih dalam oleh Logan Ury, pakar perilaku, penulis, dan dating coach asal Amerika. Kini ia sedang bekerja sebagai Direktur Ilmu Hubungan di perusahaan aplikasi kencan Hinge.

Logan memahami bahwa evolusi berkencan di zaman modern terus menerus menciptakan tantangan-tantangan baru, khususnya setelah pandemi virus Covid-19 yang berlangsung selama hampir 3 tahun. Termotivasi dari kekhawatiran tersebut, wanita lulusan ilmu Psikologi Harvard ini merilis buku bertajuk How To Not Die Alone pada Februari 2021. 

Baca juga: Waspada Romance Scam di Aplikasi Kencan, Kenali Ciri-ciri dan Cara Menghindarinya

 


Buku ini dirancang berdasarkan pendekatan ilmiah untuk menemukan cinta bagi pembaca yang masih lajang, dan menjaga hubungan yang bahagia untuk pembaca yang sudah memiliki pasangan. Menawarkan berbagai saran dan nasihat untuk mengatasi kebiasaan buruk yang dapat berdampak ke kualitas hubungan. Serta memahami  berbagai keputusan dan tantangan yang kerap dihadapi saat berkencan. 

Karena digemari oleh banyak pembacanya, buku How To Not Die Alone telah tampil dalam berbagai publikasi, termasuk The New York Times dan The Washington Post. Selain itu, buku ini mendapat berbagai pujian dari penulis lain seperti Alain De Botton, penulis novel The Course of Love.

Apakah Genhype penasaran bagaimana meningkatkan pengalaman berkencan melalui pandangan sains? Simak 4 tips berkencan yang dapat diambil dari buku How To Not Die Alone!

 

1. Fenomena The Spark' Hanya Sebuah Mitos

Dalam buku ini, Logan Ury menjelaskan bahwa fenomena The Spark atau satu momen ajaib yang menandakan hubungan akan sukses hanya sebuah mitos dan tidak ada penelitiannya yang membuktikan hal tersebut. Padahal, hubungan yang sukses mengandalkan serangkaian keputusan dan tindakan yang tepat dari kedua belah pihak. 

Namun, untuk mengambil keputusan dan tindakan yang tepat, seseorang harus memahami secara dalam bagaimana mereka berfikir saat dihadapi dengan sebuah pilihan, baik di dalam maupun di luar hubungan. Baru setelah itu, tetap jaga pola pikir yang baik dan hilangkan yang buruk.
 

2. Mengenali 3 Kecenderungan Berkencan 

Terdapat 3 tipe kecenderungan berkencan yang dijelaskan pada buku ini, Maximizers, Romanticizers, dan Hesitaters. Tiga kecenderungan ini dapat menahan seseorang untuk mencari pasangan yang tepat, serta sukses dalam sebuah hubungan. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing pola tersebut:

Maximizers: Seseorang yang ingin harus 100% yakin sebelum membuat keputusan yang tepat (seperti memilih pasangan), dengan melakukan penelitian dan usaha apapun yang mereka bisa lakukan. Mereka tidak bisa diam dan harus mengatur semuanya dalam sebuah hubungan, menciptakan standar yang tidak realistis. Jika pasangannya belum mengikuti standar-standar tersebut, maka mereka akan merasa tidak puas.

Romanticizers: Ini adalah tipe-tipe individu yang suka meromantiskan hubungan mereka, layaknya di buku, film, dan media romantis lainnya. Menciptakan ekspektasi yang tidak realistis kepada hubungannya. Karena menurut mereka, sebuah hubungan harus berjalan dan tampil dengan sempurna di hadapan semua orang.

Hesitaters:  Berbeda dengan kedua tipe sebelumnya, Hesitaters memiliki ekspektasi yang tidak realistis kepada diri sendiri. Individu dengan kecenderungan ini memiliki kepercayaan diri yang rendah, sampai merasa bahwa mereka tidak pantas untuk mendapatkan pasangan dan dicintai dalam sebuah hubungan yang sehat.

Jika penasaran dengan tipe kecenderungan berkencan apa yang Genhype miliki, ada sebuah tes yang dapat dilakukan di laman resmi milik Logan Ury.
 

3. Jangan Mengejar Kesempurnaan

Ketiga tipe berkencan tersebut memiliki satu solusi yang sama, yaitu jangan mengejar kesempurnaan. Untuk para Maximizers, pahami bahwa tidak ada orang di dunia ini yang sempurna, dan tidak ada salahnya juga dalam memiliki standar. Namun jika terlalu tinggi maka tidak ada orang yang akan membuat mereka puas.

Kemudian untuk Romanticizers, tidak ada hubungan yang sempurna. Semua pasangan pasti sering mengalami pertengkaran, perasaan negatif, dan masalah-masalah lain. Namun yang terpenting adalah  bagaimana cara untuk memperbaiki hubungan dengan pasangan setelah melewati masalah-masalah tersebut, dan tetap menjaga api cinta agar tetap menyala.

Terakhir untuk para Hesitaters, pahami bahwa semua orang pantas untuk mendapatkan cinta, meski harus menunggu dengan sabar. Logan juga menekankan para pembaca untuk melewati proses pertumbuhan dan persiapan diri sebanyak mungkin, sebelum berkomitmen pada suatu hubungan. 
 

4. Fokus ke Jangka Panjang 

Tips terakhir dari buku ini adalah bagaimana para pembaca dapat fokus ke hal-hal Jangka panjang ketimbang jangka pendek, khususnya dalam mencari pasangan yang tepat dan membangun hubungan yang sukses. Logan Ury juga menjelaskan ada 2 tipe pasangan. Prom Date untuk hubungan jangka pendek, dan Life Partner untuk jangka panjang.

Prom Date adalah pasangan yang hanya dapat dipamerkan kepada teman dan keluarga, dan memberikan kesenangan jangka pendek. Berbeda dengan Life Partner, karena dapat bertahan untuk menjaga sebuah hubungan hingga jangka panjang. Melalui kesabaran, pola pikir berkembang & dewasa, serta komitmen yang kuat. Jadi selain memilih pasangan dengan tipe Life Partner, kita juga harus berusaha untuk memiliki kualitas layaknya mereka.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Luxury Crime Sigit D Pratama, Instalasi Bak Mandi Kontemplatif di Art Jakarta Gardens 2024

BERIKUTNYA

Pameran K-Pop D'Festa Siap Digelar di Jakarta, Ini Bocoran Kisaran Harga Tiketnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: