Ini yang Bikin Asset Digital ETF Bitcoin Menarik Sebagai Instrumen Investasi
18 April 2024 |
15:30 WIB
Saat ini makin banyak pilihan portofolio investasi yang dapat dipilih, apalagi dengan hadirnya asset digital ETF Bitcoin yang mulai dijadikan sebagai instrumen investasi. Setelah tiga bulan lalu Amerika Serikat meluncurkan ETF Bitcoin spot pertamanya, Hong Kong pun menyusul dengan menghadirkan ETF Bitcoin dan Ethereum Spot pertama di Asia.
Instrument investasi asset digital tersebut secara resmi diluncurkan oleh Komisi Sekuritas dan Berjanka Hong Kong pada 15 April 2024. Hal ini menandai tonggak sejarah penting dalam adopsi mata uang kripto sebagai instrumen investasi utama di kawasan Asia.
Pada hari Senin (15/4/2024), dalam sebuah pernyataan resmi, unit Bosera Asset Management di Hong Kong dan China Asset Management mengumumkan bahwa mereka telah menerima persetujuan regulasi dari Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) untuk meluncurkan ETF Bitcoin dan Ethereum spot.
Baca Juga: Perhatikan Hal-hal Ini Agar Tetap Bijak Berinvestasi di Tengah Fenomena ATH Bitcoin
Keputusan ini datang hanya tiga bulan setelah peluncuran ETF Bitcoin spot pertama di AS, yang mencatatkan sejarah baru dalam industri kripto karena berhasil menarik arus bersih sekitar USD12 miliar. Peluncuran tersebut telah mengilhami banyak negara dan kawasan lain untuk mengeksplorasi potensi investasi dalam aset digital.
Oscar Darmawan selaku CEO Indodax menyebutkan bahwa langkah tersebut semakin menguatkan dan menegaskan kepercayaan regulator terhadap potensi pertumbuhan dan pentingnya aset kripto dalam pasar keuangan global.
“Hal ini juga membuktikan jika sudah semakin meratanya kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto,” ujarnya dalam keterangan rilis yang diterima Kamis (18/4/2024).
Menurut Oscar Darmawan, ETF Bitcoin dan Ethereum spot ini akan memberikan investor akses mudah dan aman ke pasar Bitcoin dan Ethereum, salah satu mata uang kripto terkemuka yang telah terbukti menjadi pilihan populer bagi investor di seluruh dunia.
Peluncuran ETF ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap aset kripto di tengah perkembangan ekosistem blockchain yang terus berkembang. Terlebih, selain Bitcoin, di Asia saat ini terdapat ETF Ethereum Spot yang menawarkan alternatif menarik dan dapat berpotensi memberikan diversifikasi yang berharga bagi investor.
Dalam konteks ini, langkah regulator Hong Kong untuk mengizinkan ETF Bitcoin dan Ethereum spot pertama di Asia adalah sebuah langkah maju yang menunjukkan kesiapan pasar terhadap inovasi dan perubahan.
Menurutnya, persetujuan untuk peluncuran ETF Bitcoin dan Ethereum spot pertama di Asia oleh regulator sekuritas Hong Kong adalah langkah monumental menuju adopsi yang lebih luas terhadap aset kripto.
“ Hal ini menandai pengakuan resmi terhadap nilai yang ditawarkan oleh Bitcoin dan Ethereum sebagai platform blockchain yang inovatif dan menjanjikan,” jelas Oscar Darmawan.
Hingga 9 April 2024, total volume perdagangan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat sudah menyentuh Rp3,168 triliun atau setara USD 200 miliar hanya dalam 3 bulan.
“Sebagai dua aset digital terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin dan Ethereum telah menarik minat dari berbagai kalangan investor, termasuk institusi keuangan dan perusahaan teknologi,” jelasnya.
Kehadiran ETF Ethereum spot akan memberikan investor akses yang lebih mudah dan aman ke pasar Bitcoin dan Ethereum sehingga, memungkinkan mereka untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan yang ditawarkan oleh ekosistem blockchain yang terus berkembang.
Oscar juga mengatakan kehadiran ETF Bitcoin dan Ethereum spot juga akan memberikan sinyal positif kepada industri keuangan tradisional tentang validitas dan daya tarik aset kripto sebagai kelas investasi yang sah.
“Ini dapat mendorong mereka untuk mengeksplorasi kemungkinan menawarkan produk-produk terkait aset kripto kepada kliennya, yang pada gilirannya akan mempercepat adopsi aset digital secara lebih luas, terutama di kawasan Asia,” tuturnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp1 Miliar, Pemiliknya Bersiap Jadi OKB
Editor: M. Taufikul Basari
Instrument investasi asset digital tersebut secara resmi diluncurkan oleh Komisi Sekuritas dan Berjanka Hong Kong pada 15 April 2024. Hal ini menandai tonggak sejarah penting dalam adopsi mata uang kripto sebagai instrumen investasi utama di kawasan Asia.
Pada hari Senin (15/4/2024), dalam sebuah pernyataan resmi, unit Bosera Asset Management di Hong Kong dan China Asset Management mengumumkan bahwa mereka telah menerima persetujuan regulasi dari Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) untuk meluncurkan ETF Bitcoin dan Ethereum spot.
Baca Juga: Perhatikan Hal-hal Ini Agar Tetap Bijak Berinvestasi di Tengah Fenomena ATH Bitcoin
Keputusan ini datang hanya tiga bulan setelah peluncuran ETF Bitcoin spot pertama di AS, yang mencatatkan sejarah baru dalam industri kripto karena berhasil menarik arus bersih sekitar USD12 miliar. Peluncuran tersebut telah mengilhami banyak negara dan kawasan lain untuk mengeksplorasi potensi investasi dalam aset digital.
Oscar Darmawan selaku CEO Indodax menyebutkan bahwa langkah tersebut semakin menguatkan dan menegaskan kepercayaan regulator terhadap potensi pertumbuhan dan pentingnya aset kripto dalam pasar keuangan global.
“Hal ini juga membuktikan jika sudah semakin meratanya kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto,” ujarnya dalam keterangan rilis yang diterima Kamis (18/4/2024).
Menurut Oscar Darmawan, ETF Bitcoin dan Ethereum spot ini akan memberikan investor akses mudah dan aman ke pasar Bitcoin dan Ethereum, salah satu mata uang kripto terkemuka yang telah terbukti menjadi pilihan populer bagi investor di seluruh dunia.
Peluncuran ETF ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap aset kripto di tengah perkembangan ekosistem blockchain yang terus berkembang. Terlebih, selain Bitcoin, di Asia saat ini terdapat ETF Ethereum Spot yang menawarkan alternatif menarik dan dapat berpotensi memberikan diversifikasi yang berharga bagi investor.
Dalam konteks ini, langkah regulator Hong Kong untuk mengizinkan ETF Bitcoin dan Ethereum spot pertama di Asia adalah sebuah langkah maju yang menunjukkan kesiapan pasar terhadap inovasi dan perubahan.
Menurutnya, persetujuan untuk peluncuran ETF Bitcoin dan Ethereum spot pertama di Asia oleh regulator sekuritas Hong Kong adalah langkah monumental menuju adopsi yang lebih luas terhadap aset kripto.
“ Hal ini menandai pengakuan resmi terhadap nilai yang ditawarkan oleh Bitcoin dan Ethereum sebagai platform blockchain yang inovatif dan menjanjikan,” jelas Oscar Darmawan.
Pentingnya ETF Bitcoin dan Ethereum Spot
ETF Bitcoin dan Ethereum spot adalah instrumen investasi yang dirancang untuk melacak kinerja Bitcoin dan Ethereum, aset kripto terbesar dan paling terkenal di dunia. Bahkan, lahirnya ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat kemarin, meningkatkan total transaksi Bitcoin.Hingga 9 April 2024, total volume perdagangan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat sudah menyentuh Rp3,168 triliun atau setara USD 200 miliar hanya dalam 3 bulan.
“Sebagai dua aset digital terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin dan Ethereum telah menarik minat dari berbagai kalangan investor, termasuk institusi keuangan dan perusahaan teknologi,” jelasnya.
Kehadiran ETF Ethereum spot akan memberikan investor akses yang lebih mudah dan aman ke pasar Bitcoin dan Ethereum sehingga, memungkinkan mereka untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan yang ditawarkan oleh ekosistem blockchain yang terus berkembang.
Dampak Positif terhadap Pasar Keuangan
Oscar Darmawan mengatakan adanya ETF Bitcoin dan Ethereum spot di Hong Kong memiliki potensi untuk membawa dampak positif yang signifikan terhadap pasar keuangan global. “Ini dapat menghasilkan arus masuk modal yang substansial ke pasar kripto, memperluas basis investor, dan meningkatkan likuiditas,” ujarnya.Oscar juga mengatakan kehadiran ETF Bitcoin dan Ethereum spot juga akan memberikan sinyal positif kepada industri keuangan tradisional tentang validitas dan daya tarik aset kripto sebagai kelas investasi yang sah.
“Ini dapat mendorong mereka untuk mengeksplorasi kemungkinan menawarkan produk-produk terkait aset kripto kepada kliennya, yang pada gilirannya akan mempercepat adopsi aset digital secara lebih luas, terutama di kawasan Asia,” tuturnya.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp1 Miliar, Pemiliknya Bersiap Jadi OKB
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.