Foto oleh Worldspectrum dari Pexels

Ingin Investasi Aset Kripto? Ini Prediksi Nilai Bitcoin dan Etherium Pada 2022

02 January 2022   |   22:54 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Banyak fenomena mengenai aset kripto yang terjadi dalam kurun 2021 lalu. Nah, pada tahun ini, tentu saja performa aset kripto diharapkan akan lebih baik lagi dengan adanya ekosistem terbaru, termasuk penggunaan kripto sebagai pembayaran sah di sejumlah negara.

CEO Indodax Oscar Darmawan memprediksi akan ada suatu ekosistem baru pada 2022 setelah pada tahun 2020 ada DeFi dan pada tahun 2021 ada hype Non Fungible Token (NFT) dan juga dunia Metaverse.

"Tentunya, ekosistem ini juga tidak akan ditinggalkan, meskipun ekosistem yang baru terbentuk," ujarnya.

Tidak hanya perihal ekosistem, setelah adanya pergerakan dari negara El Salvador yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, diyakini akan ada negara lainnya yang menyusul.

Oscar mengatakan bahwa saat ini Bitcoin makin menjadi mainstream. Orang awam yang biasanya tidak tahu apa itu Bitcoin, kini mulai mendengar dan sadar soal uang kripto tersebut. Nggak cuma itu saja, Bitcoin bahkan sudah digunakan sebagai devisa negara dan juga masuknya institusi investor.

"Dulu negara belum pernah  mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa. Namun El Salvador, nantinya juga akan diikuti oleh negara Amerika Selatan lainnya yang selama ini terikat dengan US$, tengah mempertimbangkan Bitcoin sebagai devisa negaranya,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara Indodax Room Special Edition Nataru.
 

Ilustrasai investasi/Freepik

Ilustrasai investasi/Freepik

Pada Januari 2021, Bitcoin berada di angka Rp500 juta sementara berdasarkan catatan market Indodax pada 28 Desember 2021, Bitcoin sudah menyentuh angka Rp737 juta. Artinya, Bitcoin sudah naik sekitar 47.4 persen bahhkan pernah menyentuh harga all time high-nya pada bulan November dengan harga hampir Rp1 Miliar per 1 Bitcoin.

"Ini menandakan bahwa Bitcoin adalah aset kripto yang baik untuk investasi jangka panjang," ujarnya.

Ethereum
Selain Bitcoin, ada pula aset kripto dengan market cap terbesar lainnya yaitu Ethereum. Seperti yang sudah diketahui Ethereum sudah berevolusi menjadi Ethereum 2.0. Dengan evolusi Ethereum 2.0, kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas jaringan Ethereum pun makin meningkat sehingga dapat memproses lebih banyak transaksi dan mengurangi kemacetan.

Secara teknologi, harga, dan ekosistem, sebenarnya Ethereum sudah mengungguli Bitcoin. Menurutnya, Ethereum itu bagus ekosistemnya juga luar biasa dan dipakai di dunia institusi juga. Namun, yang menjadi masalah apakah Ethereum akan bisa scale up lagi atau tidak untuk menurunkan biaya transaksinya karena biaya gas dari Ethereum ini adalah kuncinya.

"Jika pada tahun 2022 pengembang dari Ethereum ini bisa menurunkan gas fee nya saya kira ada kemungkinan bahwa Ethereum bisa meng off lap Bitcoin,” jelasnya.

Berdasarkan data market Indodax pada Rabu, 28 Desember 2021, Ethereum menyentuh di kisaran angka Rp58 juta/1 ETH. Angka ini jika dibandingkan dengan awal Januari 2021 di mana harga 1 ETH hanya berkisar Rp10 juta, maka dapat kita simpulkan bahwa harga Ethereum sudah naik sekitar 480 persen
.
"Kita dapat melihat bahwa performa Ethereum pada tahun 2021 sangat baik, bahkan sempat menyentuh all time high nya di angka Rp68 juta pada bulan November 2021," ungkapnya.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Omicron Transmisi Lokal Bertambah, Tertular Usai Berlibur ke Bali

BERIKUTNYA

Tiga Menu Berbahan Selai Kacang Ini Bisa Jadi Ide Bisnis Kuliner

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: