Ilustrasi olahraga di tempat gym. (Sumber gambar: Freepik/JComp)

Sering Minder Hingga Cemas Saat Gym? Waspada Body Dysmorphic Disorder

18 April 2024   |   14:30 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Gaya hidup sehat dengan berolahraga tengah menjadi tren di kalangan kaum urban. Tidak sedikit yang keranjingan datang ke fitness center atau gym untuk membentuk tubuh berotot, kurus, hingga sixpack yang dianggap ideal. Namun tetap tahu batasan diri dan kondisi tubuh ya, Genhype

Kerap kali mereka yang baru pertama kali ke gym merasa minder. Kamu bakal melihat banyak orang maupun poster dengan tubuh kurus dan berotot. Memang hal ini bisa menjadi motivasi untuk membentuk tubuh serupa, tetapi waspada jangan sampai kamu mengalami body dysmorphic disorder atau gangguan dismorfik tubuh. 

Tergolong gangguan mental, gangguan dismorfik tubuh membuat kamu selalu melihat bentuk tubuh tidak sempurna. Selalu ada yang kurang dan perlu diperbaiki.

Baca Juga: Simak Cara Ngegym yang Efektif Mencapai Body Goals Menurut Pelatih Kebugaran

Kamu mungkin tidak menyadarinya, oleh karena itu penting untuk mengenal gejala dari gangguan dismorfik tubuh ini. Mengutip Mayo Clinic, tanda dan gejala bisa berupa kamu sangat khawatir dengan kekurangan di bagian tubuh yang faktanya tidak tampak di mata orang lain. 

Kamu juga merasa bagian tubuh kamu ada yang jelek atau cacat. Ada pula keyakinan bahwa orang lain memperhatikan penampilan kamu dengan negatif.

Selain itu, penderita gangguan dismorfik tubuh seringkali bercermin untuk memeriksa bagian tubuh yang dianggap kurang. Lalu, membandingkan penampilan kamu dengan orang lain, merasa cemas, tertekan, malu, dan akhirnya menghindari aktivitas sosial. 

Melansir Hopkins Medicine, penderita masalah kesehatan mental ini bahkan bisa bertindak ekstrem. Mereka bisa melakukan operasi plastik yang sebetulnya tidak dibutuhkan, mencabuti kulit dengan jari atau pinset, bahkan berpikir untuk bunuh diri. 

Adapun NHS UK mencatat bahwa penyebab gangguan dismorfik tubuh belum diketahui secara pasti. Namun hal ini kerap kali dikaitkan dengan genetika, ketidakseimbangan kimia di otak, dan pengalaman traumatis di masa lalu. Beberapa orang dengan BDD juga memiliki kondisi kesehatan mental lainnya, seperti perilaku obsesif kompulsif (OCD), gangguan kecemasan umum, atau gangguan makan.

Bila kamu merasa mengalami gangggan dismorfik tubuh, sebaiknya segera temui dokter atau spesialis kesehatan mental. Pasalnya gejala yang kamu alami, mungkin tidak akan hilang tanpa pengobatan, bahkan bisa bertambah buruk. 

Jika gejalanya relatif ringan, kamu mungkin akan dirujuk untuk menjalani terapi perilaku kognitif (CBT). Apabila gejalanya sedang, dokter mungkin akan menawarkan untuk menjalani CBT atau obat antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). 

Nah, jika gejala lebih parah, atau pengobatan lain tidak berhasil, kamu harus diberikan CBT bersamaan dengan SSRI. Jangan lupa untuk tetap melakukan olahraga teratur dan tidur yang cukup. 

Baca Juga: Adinia Wirasti Bagi Trik Agar Konsisten Latihan di Gym

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Jadwal Konser Sheila On 7 2024 di 5 Kota Indonesia, Mulai Juli

BERIKUTNYA

The Tortured Poets Department, Album Baru Taylor Swift yang Rilis 19 April 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: