Ibadah puasa dijalankan oleh umat musim setiap Ramadan (Sumber gambar: pexels/ khats cassim)

Tetapkan Idulfitri 10 April 2024, Muhammadiyah Usul Pemerintah Pakai Kalender Islam Global

07 April 2024   |   13:04 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Organisasi Islam Muhammadiyah mengusulkan pemerintah menyusun dan menggunakan kalender Islam global atau internasional. Hal tersebut ditujukan agar tidak terjadi perbedaan dalam penentuan hari dan perayaan besar umat muslim seperti Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. 

Sebagaimana diketahui, pada tahun ini, awal puasa Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah. Selain itu, organisasi tersebut juga telah menetapkan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah yang jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Sementara itu, pemerintah masih akan menunggu proses dan menyampaikannya pada sidang Isbat pada Selasa, 9 April 2024. 
Usul itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir melalui akun platform digital video streaming Muhammadiyah Channel. Dia mengungkapkan bahwa penerapan kalender Islam internasional sudah dimulai sejak pertemuan antara organisasi dan negara-negara Islam di Turki pada 2016.

Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa perwujudan kalender Islam global memerlukan waktu. Selain dapat menghilangkan perbedaan-perbedaan yang selama ini terjadi, penetapan kalender Islam internasional juga dapat membuat beragam kegiatan yang menjadi masyarakat ikhtilaf tidak ada.
 
"Ini adalah hutang peradaban umat Islam karena umat Islam dengan perintah iqra saja harus menjadi umat dan bangsa saja yang berpikir menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi secanggih mungkin, dan juga rasionalitas," katanya. 


Alasan penetapan lebih cepat

Terkait jadwal Hari Raya Idulfitri yang telah diumumkan Haedar mengungkapkan bahwa organisasi tidak mendahului siapa pun. Dengan begitu, pengumuman dan maklumat tentang hari kemenangan ini merupakan sesuatu yang lumrah terjadi pada setiap tahun.
 
"Sebagaimana juga berbagai organisasi di Islam mengeluarkan - bahkan negara itu mengeluarkan kalender, baik kalender Hijriah yang berisi tentu juga tanggal-tanggal, bulan dalam tahun Hijriah yang ada irisannya dengan kegiatan-kegiatan ritual ibadah atau mungkin juga kalender miladiah yang juga terkait dengan tanggal yang menyangkut kegiatan-kegiatan publik baik di tingkat suatu negara bahkan di tingkat global," katanya.
 
Dengan begitu, maklumat atau pengumuman Muhammadiyah tentang Hari Raya Idulfitri merupakan sesuatu yang normal. Organisasi menggunakan metode hisab Hakiki wujudul Hilal dalam penentuan Hari Raya Idulfitri 2024. Dia menuturkan bahwa penegasan ini perlu disampaikan agar tidak lagi menjadi diskusi, apalagi polemik.

Organisasi juga tidak mendahului atau meninggalkan pihak tertentu dengan penetapan hari raya kemenangan. Haedar mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan pelaksanaan Idulfitri akan sama antara Muhammadiyah dengan pemerintah atau organisasi lainnya meskipun terdapat perbedaan penetapan awal Ramadan.
 
Untuk diketahui, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah atau awal puasa pada tahun ini adalah Senin, 11 Maret 2024. Dikutip dari laman Muhammadiyah, keputusan itu tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
 
Keputusan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh majelis tarjih dan tajdid pimpinan pusat Muhammadiyah.
 
Dalam maklumat itu tertulis bahwa Hisab Hakiki adalah metode hisab yang berpatokan terhadap gerak benda langit, khususnya Matahari dan Bulan faktual atau yang sebenarnya. Gerak dan posisi bulan dalam metode ini dihitung secara cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sesungguhnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya.
 
Sementara itu, wujudul hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat Matahari terbenam, Bulan belum terbenam. “Dengan kata lain, bulan terbenam terlambat dari terbenamnya Matahari berapa pun selisih Matahari. Dengan istilah geometrik, pada saat Matahari terbenam posisi Bulan masih di atas ufuk berapa pun tingginya,” demikian tertulis.
 
Kemudian, untuk menetapkan tanggal 1 bulan baru Kamariah dalam konsep hisab hakiki wujudul-hilal, terdapat tiga kriteria yang harus terpenuhi secara kumulatif. Pertama adalah sudah terjadi ijtimak antara Bulan dan Matahari. Kedua, ijtimak terjadi sebelum terbenam Matahari. Ketiga adalah Matahari terbenam Bulan belum terbenam atau bulan masih berada di atas ufuk.
 
“Apabila tiga kriteria tersebut sudah terpenuhi, dikatakanlah hilal sudah wujud dan sejak saat terbenam Matahari tersebut sudah masuk bulan baru. Sebaliknya, apabila salah satu saja dari tiga kriteria tersebut tidak dipenuhi, dikatakanlah hilal belum wujud dan saat terbenam Matahari sampai esok harinya belum masuk bulan baru Kamariah. Bulan baru akan dimulai pada saat terbenam matahari berikutnya setelah tiga kriteria terpenuhi,” demikian tertulis. 

Baca juga: Hore, Usulan Indonesia Agar Idulfitri & Iduladha Masuk Agenda UNESCO Sah Diakui Dunia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Asal Mula & Sejarah Halalbihalal, Tradisi Idulfitri Khas Indonesia

BERIKUTNYA

Resep Ketupat Praktis Pakai Rice Cooker yang Enak & Pulen

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: