Petugas memantau hilal di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Jumat (1/4/2022). (Fanny Kusumawardhani/Hypeabis.id)

Awal Puasa NU & Muhammadiyah Berbeda, Begini Metode Penentuannya!

01 April 2022   |   19:48 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Ada beberapa metode penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal, sehingga tak jarang pelaksanaannya juga berbeda antara satu jemaah dengan jemaah yang lainnya. Di Indonesia, hal ini pernah terjadi beberapa kali dan bukan perkara yang perlu dipermasalahkan. 

Pada tahun ini, 2022 Masehi atau 1443 Hijriah, organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada Sabtu 2 April 2022. Sementara itu, Nahdlatul Ulama baru saja mengumumkan 1 Ramadan jatuh pada Minggu 3 April 2022. 

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan prinsip dalam memahami nash yang berakibat melahirkan perbedaan cara penerapannya. Ada yang merujuk pada pendapat wujudul hilal atas dasar hisab (bulan sudah berada di atas ufuk) dan ada juga yang merujuk pada pendapat rukyatul hilal (bulan berada di atas ufuk dengan ketentuan imkanu). 

Dirangkum Hypeabis.id, berikut ini adalah penjelasan singkat penetapan awal bulan pada kalender Hijriyah, 

1. Rukyatul Hilal 

Rukyatul Hilal adalah kriteria penentu awal bulan kalender Hijriyah dengan cara merukyah atau mengamati hilal secara langsung. Apabila hilal atau bulan sabit tidak terlihat, maka bulan kalender berjalan digenapkan menjadi 30 hari. Kriteria ini di Indonesia digunakan oleh Nahdlatul Ulama. 
 

2. Wujudul Hilal 

Wujudul hilal adalah kriteria penentuan bulan kalender Hijriyah dengan menggunakan dua prinsip yakni : Ijtimak atau konjungsi telah terjadi sebelum matahari terbenam dan bulan terbenam setelah matahari. Maka pada petang tersebut dinyatakan sebagai awal bulan tanpa melihat berapa pun sudut ketinggiannya. Kriteria ini digunakan oleh Muhammadiyah dalam penentuan awal bulan. 
 

3. Imkanur - Rukyat 

Imkanur rukyat adalah kriteria penentuan awal bulan Hijriyah yang ditetapkan berdasarkan musyawarah menteri-menteri agama dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (Mabims), dan ini dipakai resmi untuk penentuan awal bulan hijriyah pada kalender dengan sejumlah prinsip. 

Prinsip awal bulan kalender Hijriyah terjadi jika: pertama, saat matahari terbenam, ketinggian bulan di atas cakrawala minimum 2 derajat, dan sudut elongasi bulan matahari minimum 3 derajat. Kedua, pada saat bulan terbenam, usia bulan minimum 8 jam dihitung sejak ijtima. 

Editor : Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Pengembang Axie Infinity Berkomitmen Kembalikan US$625 Kripto yang Diretas

BERIKUTNYA

4 Tips Bikin Konten Biar Dapat Reach Maksimal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: