Lakukan 3 Cara Ini Untuk Hindari Peredaran Uang Palsu Saat Lebaran
05 April 2024 |
17:15 WIB
Hadirnya bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri telah membawa kegembiraan bagi umat muslim di seluruh dunia. Selain menjadi bulan penuh berkah dan bulan pengampunan dosa, salah satu yang dinanti pada momen ini adalah pembagian Tunjangan Hari Raya (THR).
Namun, di balik euforia tersebut, ada risiko yang sering terlupakan yaitu peredaran uang palsu, terutama menjelang Lebaran. CEO Nawakara Arta Kencana, Iman Sujudi mengatakan kejahatan ekonomi ini cenderung meningkat saat banyak transaksi keuangan terjadi, termasuk saat pembagian THR.
Baca juga: Cek Syarat Penukaran Uang untuk Lebaran Melalui Kas Keliling
Karena itu penting untuk menjaga transaksi keuangan dan waspada beredarnya uang palsu menjelang lebaran.
Dalam upaya memerangi uang palsu, Nawakara sebagai salah satu perusahaan keamanan, melalui anak perusahaannya Nawakara Arta Kencana berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat yang tak hanya fokus pada aspek keamanan fisik, pengamanan informasi hingga transaksi finansial.
Karena itulah, Iman Sujudi menjelaskan cara untuk membedakan uang asli dan palsu serta langkah- langkah melaporkannya untuk mengamankan finansial kita. Sebagai bentuk antisipasi, Iman menghimbau saat mendapatkan uang dalam bentuk cash masyarakat dapat melakukan hal-hal berikut:
Bank Indonesia telah menetapkan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) sebagai strategi utama untuk memverifikasi keaslian uang Rupiah yang mendetail. Saat dilihat, ciri-ciri visual seperti warna yang cerah dan detail yang tajam, termasuk watermark dan hologram, membantu membedakan uang asli dari yang palsu.
Apabila diraba, tekstur kertas uang asli memiliki karakteristik unik karena menggunakan bahan khusus yang tidak umum, memberikan sensasi khas saat disentuh yang berbeda dari kertas biasa. Lebih lanjut, diterawang menggunakan cahaya memperlihatkan fitur keamanan internal seperti benang pengaman dan cetakan khusus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa pencahayaan yang tepat.
Selain itu, penting juga untuk memeriksa nomor seri dan detail lainnya pada uang. Pemalsu sering kali mengabaikan atau tidak mampu mereplikasi detail-detail halus ini dengan akurat. Dengan fokus pada ciri-ciri tersebut, masyarakat dapat secara signifikan mengurangi risiko tertipu oleh uang palsu, memastikan keamanan finansial mereka dalam transaksi sehari-hari.
Untuk mengamankan THR dari risiko uang palsu saat Lebaran, langkah penting yang perlu dilakukan adalah menukarkan uang hanya di tempat yang resmi dan terverifikasi seperti bank atau layanan penukaran uang tunai. Institusi resmi seperti bank memiliki sistem deteksi uang palsu yang canggih dan menawarkan jaminan lebih tinggi terhadap keaslian uang.
Menemukan atau menerima uang palsu bukan hanya situasi yang tidak menyenangkan, tetapi juga berpotensi merugikan. Untuk itu, sangat penting untuk segera melaporkan temuan tersebut kepada otoritas yang berwenang, seperti Bank Indonesia atau kantor kepolisian terdekat.
Bank Indonesia dan kepolisian memiliki protokol khusus untuk menangani laporan tentang uang palsu, yang tidak hanya bertujuan melindungi masyarakat dari kerugian finansial tetapi juga memastikan bahwa pelaku di balik peredaran uang palsu tersebut dapat diidentifikasi dan ditindak. Dengan demikian, setiap laporan yang masuk menjadi bagian dari basis data yang lebih besar, yang membantu dalam analisis dan strategi pencegahan ke depan.
Saat melaporkan, Genhype akan diminta untuk memberikan informasi detail tentang uang palsu yang ditemukan, termasuk mencantumkan nominal, seri uang, dan bagaimana kalian memperolehnya. Informasi ini sangat krusial karena dapat membantu dalam investigasi dan akhirnya menemukan sumber peredaran uang palsu tersebut.
Laporan ini akan membantu bank untuk meningkatkan sistem keamanan dan mencegah peredaran uang palsu.
Dengan kewaspadaan dan kerjasama dari semua pihak, kita dapat menikmati perayaan Lebaran yang lebih aman dan nyaman, terbebas dari kekhawatiran uang palsu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Namun, di balik euforia tersebut, ada risiko yang sering terlupakan yaitu peredaran uang palsu, terutama menjelang Lebaran. CEO Nawakara Arta Kencana, Iman Sujudi mengatakan kejahatan ekonomi ini cenderung meningkat saat banyak transaksi keuangan terjadi, termasuk saat pembagian THR.
Baca juga: Cek Syarat Penukaran Uang untuk Lebaran Melalui Kas Keliling
Karena itu penting untuk menjaga transaksi keuangan dan waspada beredarnya uang palsu menjelang lebaran.
Dalam upaya memerangi uang palsu, Nawakara sebagai salah satu perusahaan keamanan, melalui anak perusahaannya Nawakara Arta Kencana berperan aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat yang tak hanya fokus pada aspek keamanan fisik, pengamanan informasi hingga transaksi finansial.
Karena itulah, Iman Sujudi menjelaskan cara untuk membedakan uang asli dan palsu serta langkah- langkah melaporkannya untuk mengamankan finansial kita. Sebagai bentuk antisipasi, Iman menghimbau saat mendapatkan uang dalam bentuk cash masyarakat dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Metode 3D
Bank Indonesia telah menetapkan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang) sebagai strategi utama untuk memverifikasi keaslian uang Rupiah yang mendetail. Saat dilihat, ciri-ciri visual seperti warna yang cerah dan detail yang tajam, termasuk watermark dan hologram, membantu membedakan uang asli dari yang palsu.Apabila diraba, tekstur kertas uang asli memiliki karakteristik unik karena menggunakan bahan khusus yang tidak umum, memberikan sensasi khas saat disentuh yang berbeda dari kertas biasa. Lebih lanjut, diterawang menggunakan cahaya memperlihatkan fitur keamanan internal seperti benang pengaman dan cetakan khusus yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa pencahayaan yang tepat.
Selain itu, penting juga untuk memeriksa nomor seri dan detail lainnya pada uang. Pemalsu sering kali mengabaikan atau tidak mampu mereplikasi detail-detail halus ini dengan akurat. Dengan fokus pada ciri-ciri tersebut, masyarakat dapat secara signifikan mengurangi risiko tertipu oleh uang palsu, memastikan keamanan finansial mereka dalam transaksi sehari-hari.
2. Tukarkan di tempat resmi
Untuk mengamankan THR dari risiko uang palsu saat Lebaran, langkah penting yang perlu dilakukan adalah menukarkan uang hanya di tempat yang resmi dan terverifikasi seperti bank atau layanan penukaran uang tunai. Institusi resmi seperti bank memiliki sistem deteksi uang palsu yang canggih dan menawarkan jaminan lebih tinggi terhadap keaslian uang.
3. Lapor ke pihak berwajib
Menemukan atau menerima uang palsu bukan hanya situasi yang tidak menyenangkan, tetapi juga berpotensi merugikan. Untuk itu, sangat penting untuk segera melaporkan temuan tersebut kepada otoritas yang berwenang, seperti Bank Indonesia atau kantor kepolisian terdekat.Bank Indonesia dan kepolisian memiliki protokol khusus untuk menangani laporan tentang uang palsu, yang tidak hanya bertujuan melindungi masyarakat dari kerugian finansial tetapi juga memastikan bahwa pelaku di balik peredaran uang palsu tersebut dapat diidentifikasi dan ditindak. Dengan demikian, setiap laporan yang masuk menjadi bagian dari basis data yang lebih besar, yang membantu dalam analisis dan strategi pencegahan ke depan.
Saat melaporkan, Genhype akan diminta untuk memberikan informasi detail tentang uang palsu yang ditemukan, termasuk mencantumkan nominal, seri uang, dan bagaimana kalian memperolehnya. Informasi ini sangat krusial karena dapat membantu dalam investigasi dan akhirnya menemukan sumber peredaran uang palsu tersebut.
Laporan ini akan membantu bank untuk meningkatkan sistem keamanan dan mencegah peredaran uang palsu.
Dengan kewaspadaan dan kerjasama dari semua pihak, kita dapat menikmati perayaan Lebaran yang lebih aman dan nyaman, terbebas dari kekhawatiran uang palsu.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.