Tren Belanja Konsumen Setelah Pandemi, Apakah Online Masih Diminati?
05 April 2024 |
17:00 WIB
Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), perdagangan menjadi sektor terbesar kedua yang memberikan kontribusi sebesar 12,94?ri pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2023.
Namun tak bisa dimungkiri, pandemi yang terjadi beberapa tahun lalu telah mengakselerasi adopsi belanja online secara signifikan. Meskipun demikian, konsumen Indonesia tetap tidak meninggalkan kebiasaan belanja offline.
Menyadari adanya fenomena menarik dalam tren belanja tersebut, perusahaan data dan insights Populix berusaha menggali lebih lanjut pola belanja konsumen di Indonesia melalui laporan riset bertajuk Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline.
Riset ini mengulas tren belanja offline dan online, serta situasi pasca pandemi yang turut memengaruhi perilaku belanja konsumen.
Baca juga: 4 Tipe Konsumen saat Berbelanja Online, Salah Satunya Si Paling Atur Strategi
Indah Tanip, Head of Research Populix mengatakan pasca pandemi, terdapat transformasi yang menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia. Meskipun pandemi memicu lonjakan belanja online secara signifikan, temuan menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan, yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
“Riset kami memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, mengungkapkan bahwa keduanya tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,“ ujarnya.
Setelah pandemi berakhir, 49 persen di antaranya juga masih lebih sering melakukan aktivitas belanja online. Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja secara langsung.
Riset ini menemukan bahwa produk fesyen dan kecantikan (masing-masing sebanyak 46 persen) dibeli secara online, sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan (34 persen) lebih dominan dibeli secara offline.
Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline, sebagai berikut.
“Pada akhirnya, transaksi belanja offline maupun online memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia. Untuk terus memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sinergi antara ritel offline dan online menjadi hal yang sangat esensial dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen Indonesia yang beragam,” kata Indah.
Baca juga: Sambut Ramadan, Tren Belanja Konsumen Indonesia Bakal Capai Puncaknya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Namun tak bisa dimungkiri, pandemi yang terjadi beberapa tahun lalu telah mengakselerasi adopsi belanja online secara signifikan. Meskipun demikian, konsumen Indonesia tetap tidak meninggalkan kebiasaan belanja offline.
Menyadari adanya fenomena menarik dalam tren belanja tersebut, perusahaan data dan insights Populix berusaha menggali lebih lanjut pola belanja konsumen di Indonesia melalui laporan riset bertajuk Preferensi Konsumen dalam Belanja Online dan Offline.
Riset ini mengulas tren belanja offline dan online, serta situasi pasca pandemi yang turut memengaruhi perilaku belanja konsumen.
Baca juga: 4 Tipe Konsumen saat Berbelanja Online, Salah Satunya Si Paling Atur Strategi
Indah Tanip, Head of Research Populix mengatakan pasca pandemi, terdapat transformasi yang menarik dalam perilaku belanja konsumen di Indonesia. Meskipun pandemi memicu lonjakan belanja online secara signifikan, temuan menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan, yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
“Riset kami memperlihatkan dinamika yang kompleks antara ritel online dan offline, mengungkapkan bahwa keduanya tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang secara harmonis untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam,“ ujarnya.
Perbandingan Preferensi Belanja
Riset Populix membandingkan preferensi belanja konsumen dalam tiga periode, yaitu sebelum, saat, dan setelah terjadinya pandemi. Dikarenakan faktor kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial, sebanyak 54 persen dari total responden yang aktif berbelanja online dan offline lebih memilih melakukan aktivitas belanja online selama pandemi berlangsung.Setelah pandemi berakhir, 49 persen di antaranya juga masih lebih sering melakukan aktivitas belanja online. Berbeda dari persentase aktivitas belanja online yang mengalami sedikit penurunan, konsumen yang lebih memilih aktivitas belanja offline setelah masa pandemi berakhir mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tren belanja online cukup populer, konsumen Indonesia juga masih tetap gemar berbelanja secara langsung.
Faktor Utama Pendorong Belanja Online & Offline
Dari kacamata konsumen, kehadiran toko offline dan online tentunya bisa mengakomodasi preferensi belanja yang beragam. Secara umum, konsumen Indonesia biasanya telah memiliki preferensi masing-masing saat melakukan pembelian kategori produk tertentu.Riset ini menemukan bahwa produk fesyen dan kecantikan (masing-masing sebanyak 46 persen) dibeli secara online, sementara kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan (34 persen) lebih dominan dibeli secara offline.
Selain itu, riset ini juga menyoroti beberapa faktor pendorong yang membuat konsumen memilih melakukan pembelian baik secara online maupun offline, sebagai berikut.
Online: Praktis dan Kemudahan Membandingkan Harga
Praktis (67%) dan kemudahan membandingkan harga (66%) menjadi dua faktor utama yang mendorong konsumen untuk berbelanja online, diikuti oleh ketersediaan berbagai metode pembayaran (60%) di posisi ketiga. Kemudahan proses pengembalian barang (25%) juga turut menjadi salah satu alasan penting yang membuat konsumen suka berbelanja secara online.Offline: Tangibility dan Tidak Ada Biaya Pengiriman
Tangibility atau kesempatan untuk memegang/merasakan produk secara langsung (77%), tidak ada biaya pengiriman (66%), diikuti oleh jarak toko yang dekat (62%) adalah tiga faktor utama yang membuat konsumen lebih memilih berbelanja secara offline.“Pada akhirnya, transaksi belanja offline maupun online memiliki peranan yang sangat penting dalam mendorong kemajuan perekonomian di Indonesia. Untuk terus memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sinergi antara ritel offline dan online menjadi hal yang sangat esensial dalam mengakomodasi kebutuhan konsumen Indonesia yang beragam,” kata Indah.
Baca juga: Sambut Ramadan, Tren Belanja Konsumen Indonesia Bakal Capai Puncaknya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.