Rekomendasi Aplikasi Belajar Mengaji, Bikin Hafalan Lebih Mudah & Praktis
03 April 2024 |
15:00 WIB
Membaca Al-Qur'an kala Ramadan bagi umat muslim membawa banyak manfaat. Selain mendapatkan pahala dan ketenangan hati, melantunkan ayat suci juga bisa membawa syafaat pada hari kiamat. Namun, tidak sedikit masyarakat yang belum lancar atau memiliki waktu cukup untuk melafalkan ayat-ayat kitab ini.
Kesibukan dan kurangnya pendidikan agama Islam semasa kecil menjadi beberapa faktor orang dewasa tidak pandai mengaji. Andai pun punya waktu luang ingin belajar pada usia dewasa, umumnya orang akan malu dan takut dijadikan bahan olokan.
Menjawab keresahan ini, sejumlah perusahaan teknologi menghadirkan solusi dengan menciptakan aplikasi untuk belajar mengaji. Beberapa di antaranya menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang diklaim bisa meningkatkan motivasi dan efektivitas pembelajaran. Salah satunya Vokal.ai yang meluncurkan ngaji.ai.
Baca juga: 4 Cara Mudah Menentukan Arah Kiblat Tanpa Aplikasi Tambahan
Founder Vokal.ai Martijn Enter mengatakan aplikasi ngaji.ai dikembangkan sejak 2020 dengan melibatkan para expert asal Indonesia dan Belanda di bidang data collection, materi pembelajaran mengaji, teknologi informasi, dan machine learning. Selama pengembangan, Vokal.ai mengumpulkan data pelafalan dengan ragam bahasa yang ada di Indonesia.
Data yang dikumpulkan, termasuk data para pengguna nantinya dipastikan aman tersimpan. “Kita punya teknologi AI sendiri. Kita bisa mengelola data dengan standar keamanan tinggi,” ujarnya.
Dengan kecerdasan buatan, ngaji.ai dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan pelajar dan gaya belajar tiap pengguna. “Aplikasi ngaji.ai dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar,” tutur Martijn.
COO Vokal.ai Vanya Sutanto menerangkan tim ngaji.ai berkeliling Indonesia untuk mengumpulkan data pelafalan guna mendukung akurasi bacaan yang tepat pada aplikasi ini. Mereka bekerja sama dengan para pemuka agama, pelafal, dan pelantun Alquran.
Sejak 2020, sudah ada data perekaman sekitar 20.000 jam orang yang melantunkan ayat Alquran. “Ini terus dikumpulkan bahkan orang yang pakai aplikasi ini juga dimasukkan. Jadi mesinnya makin lama makin pintar,” sebutnya.
Sutarto Hadi, Co-founder ngaji.ai menjelaskan aplikasi berbasis artificial intelligence dan automatic speech recognition ini dapat memberi feedback untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Aplikasi ini juga menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel sebab bisa digunakan kapan saja dan di mana saja.
Pembelajaran dengan ngaji.ai menerapkan scoring system, yakni pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan. Pengguna juga bisa memantau kemajuan belajarnya yang dibagi menjadi 3 tahapan yaitu pemula, menengah, dan mahir, diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan.
Terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu fitur gamification yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk terus belajar mengaji. Selain itu, pengguna juga dapat melihat detail pencapaian yang didapat oleh pengguna lain, serta dapat membagikan pencapaian ke media sosial.
Aplikasi ini juga punya fitur lain, termasuk ASR untuk mendeteksi kelancaran mengaji, fitur Exam, untuk memastikan pengguna telah menguasai materi dengan tepat, fitur rekomendasi ayat untuk pendalaman, sampai fitur jadwal salat berdasarkan lokasi.
Selain ngaji.ai, aplikasi Muslim Pro yang memiliki kantor pusat di Singapura, baru saja meningkatkan customer experience (CX) dengan meluncurkan fitur Ask AiDeen, sebuah chatbot Islami yang didukung AI. Fara Abdullah, Chief Strategy Officer Muslim Pro menerangkan bot AI Generatif ini dilatih untuk menjawab pertanyaan seputar Islam berdasarkan sumber otentik termasuk Al-Quran dan hadis.
Ask AiDeen menemukan informasi yang terverifikasi dan dapat dipercaya tentang Islam dengan mudah dan praktis. Fitur ini lebih dari sekedar inovasi teknologi bot, tapi bisa jadi pendamping yang siap mendukung pengguna dalam pencarian pengetahuan agama kapan saja dan di mana saja.
“Kami terus melatihnya agar bisa digunakan semua orang setiap hari,” sebut Fara.
Muslim Pro juga mendesain ulang fitur-fitur Al-Qur'an untuk mendukung hafalan dan pemahaman kitab suci ini melalui mode mendengarkan, kuis interaktif, dan beragam alat pembelajaran. Melalui fitur Memorise The Quran, pengguna bisa menetapkan goals untuk menghafal surat baru. Ada mode flashcard untuk hafalan yang lebih efektif dan efisien.
Untuk meningkatkan pengalaman, fitur Qalbox by Muslim Pro memperkaya koleksi konten Ramadan melalui kemitraan strategis. Fara menerangkan, Qalbox merupakan layanan streaming video berbayar atau subscription video on demand (SVOD)
Fitur tersebut mewadahi berbagai konten dalam merayakan identitas dan budaya Muslim, mulai dari film layar lebar dan dokumenter, hingga bacaan dan doa Al-Qur'an. Namun, pengguna perlu berlangganan untuk bisa mengakses layanan tersebut.
Fara menyampaikan Muslim Pro berkomitmen meningkatkan kesejahteraan spiritual umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia, dengan cara memadukan teknologi dan keimanan. Indonesia, katanya, menduduki peringkat teratas dan merupakan pasar utama Muslim Pro.
“Adanya alat hafalan modern yang mewakili perpaduan antara teknologi dan metode belajar Al-Qur'an tradisional, menciptakan sebuah terobosan baru yang menjadi standar untuk aplikasi pendidikan Islam,” tuturnya.
Baca juga: 7 Aplikasi yang Bisa Menunjang Ibadah selama Bulan Ramadan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kesibukan dan kurangnya pendidikan agama Islam semasa kecil menjadi beberapa faktor orang dewasa tidak pandai mengaji. Andai pun punya waktu luang ingin belajar pada usia dewasa, umumnya orang akan malu dan takut dijadikan bahan olokan.
Menjawab keresahan ini, sejumlah perusahaan teknologi menghadirkan solusi dengan menciptakan aplikasi untuk belajar mengaji. Beberapa di antaranya menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) yang diklaim bisa meningkatkan motivasi dan efektivitas pembelajaran. Salah satunya Vokal.ai yang meluncurkan ngaji.ai.
Baca juga: 4 Cara Mudah Menentukan Arah Kiblat Tanpa Aplikasi Tambahan
Ngaji.ai
Teknologi AI yang dikembangkan Vokal.ai dan sistem Automatic Speech Recognition (ASR) membuat aplikasi ini mendeteksi akurasi pelafalan bacaan Al-Qur’an melalui teknologi. Tujuannya adalah agar proses belajar mengaji dapat dilakukan secara mandiri.Founder Vokal.ai Martijn Enter mengatakan aplikasi ngaji.ai dikembangkan sejak 2020 dengan melibatkan para expert asal Indonesia dan Belanda di bidang data collection, materi pembelajaran mengaji, teknologi informasi, dan machine learning. Selama pengembangan, Vokal.ai mengumpulkan data pelafalan dengan ragam bahasa yang ada di Indonesia.
Data yang dikumpulkan, termasuk data para pengguna nantinya dipastikan aman tersimpan. “Kita punya teknologi AI sendiri. Kita bisa mengelola data dengan standar keamanan tinggi,” ujarnya.
Dengan kecerdasan buatan, ngaji.ai dapat menyesuaikan pengalaman belajar berdasarkan kebutuhan pelajar dan gaya belajar tiap pengguna. “Aplikasi ngaji.ai dapat menyesuaikan level kesulitan dan kecepatan belajar berdasarkan performa pengguna, sehingga memastikan adanya kemajuan pemahaman dan menghindari pengguna hilang motivasi untuk belajar,” tutur Martijn.
COO Vokal.ai Vanya Sutanto menerangkan tim ngaji.ai berkeliling Indonesia untuk mengumpulkan data pelafalan guna mendukung akurasi bacaan yang tepat pada aplikasi ini. Mereka bekerja sama dengan para pemuka agama, pelafal, dan pelantun Alquran.
Sejak 2020, sudah ada data perekaman sekitar 20.000 jam orang yang melantunkan ayat Alquran. “Ini terus dikumpulkan bahkan orang yang pakai aplikasi ini juga dimasukkan. Jadi mesinnya makin lama makin pintar,” sebutnya.
Ngaji.ai (Sumber gambar: Google Play Store)
Sutarto Hadi, Co-founder ngaji.ai menjelaskan aplikasi berbasis artificial intelligence dan automatic speech recognition ini dapat memberi feedback untuk membantu pengguna mengetahui apakah pengucapannya sudah benar atau belum. Aplikasi ini juga menjawab tantangan proses belajar mengaji yang lebih fleksibel sebab bisa digunakan kapan saja dan di mana saja.
Pembelajaran dengan ngaji.ai menerapkan scoring system, yakni pengguna akan mendapatkan nilai ketika menyelesaikan materi belajar dan mengerjakan latihan. Pengguna juga bisa memantau kemajuan belajarnya yang dibagi menjadi 3 tahapan yaitu pemula, menengah, dan mahir, diukur berdasarkan total skor yang dikumpulkan.
Terdapat juga papan peringkat sebagai salah satu fitur gamification yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi pengguna untuk terus belajar mengaji. Selain itu, pengguna juga dapat melihat detail pencapaian yang didapat oleh pengguna lain, serta dapat membagikan pencapaian ke media sosial.
Aplikasi ini juga punya fitur lain, termasuk ASR untuk mendeteksi kelancaran mengaji, fitur Exam, untuk memastikan pengguna telah menguasai materi dengan tepat, fitur rekomendasi ayat untuk pendalaman, sampai fitur jadwal salat berdasarkan lokasi.
Muslim Pro
Selain ngaji.ai, aplikasi Muslim Pro yang memiliki kantor pusat di Singapura, baru saja meningkatkan customer experience (CX) dengan meluncurkan fitur Ask AiDeen, sebuah chatbot Islami yang didukung AI. Fara Abdullah, Chief Strategy Officer Muslim Pro menerangkan bot AI Generatif ini dilatih untuk menjawab pertanyaan seputar Islam berdasarkan sumber otentik termasuk Al-Quran dan hadis. Ask AiDeen menemukan informasi yang terverifikasi dan dapat dipercaya tentang Islam dengan mudah dan praktis. Fitur ini lebih dari sekedar inovasi teknologi bot, tapi bisa jadi pendamping yang siap mendukung pengguna dalam pencarian pengetahuan agama kapan saja dan di mana saja.
“Kami terus melatihnya agar bisa digunakan semua orang setiap hari,” sebut Fara.
Muslim Pro (Sumber gambar: Google Play Store_
Untuk meningkatkan pengalaman, fitur Qalbox by Muslim Pro memperkaya koleksi konten Ramadan melalui kemitraan strategis. Fara menerangkan, Qalbox merupakan layanan streaming video berbayar atau subscription video on demand (SVOD)
Fitur tersebut mewadahi berbagai konten dalam merayakan identitas dan budaya Muslim, mulai dari film layar lebar dan dokumenter, hingga bacaan dan doa Al-Qur'an. Namun, pengguna perlu berlangganan untuk bisa mengakses layanan tersebut.
Fara menyampaikan Muslim Pro berkomitmen meningkatkan kesejahteraan spiritual umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia, dengan cara memadukan teknologi dan keimanan. Indonesia, katanya, menduduki peringkat teratas dan merupakan pasar utama Muslim Pro.
“Adanya alat hafalan modern yang mewakili perpaduan antara teknologi dan metode belajar Al-Qur'an tradisional, menciptakan sebuah terobosan baru yang menjadi standar untuk aplikasi pendidikan Islam,” tuturnya.
Baca juga: 7 Aplikasi yang Bisa Menunjang Ibadah selama Bulan Ramadan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.