Revitalisasi Hampir Selesai, Ruang Pameran Tetap Galeri Nasional Bakal Dibuka Agustus 2024
02 April 2024 |
20:49 WIB
Penikmat seni di Jakarta bisa kembali menikmati koleksi pameran tetap dari Galeri Nasional (Galnas) Indonesia yang bakal dibuka pada Agustus 2024. Galnas yang dikelola Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency/IHA) ini menjadi destinasi wisata seni menarik di Ibu Kota.
Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency (IHA), Ahmad Mahendra mengatakan upaya transformasi yang dilakukan Galnas memang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas. Di samping itu revitalisasi juga bertujuan untuk memperkaya pengalaman pengunjung, dengan komitmen kuat untuk meningkatkan standar profesionalisme dalam pengelolaan museum dan warisan budaya.
Baca juga: Menyusuri Dinamika Seni Rupa Indonesia Periode 1970-an dalam Pameran Piknik 70-an di Galnas
Dimulai sejak 2023, sejauh ini upaya transformasi ruang Pameran Tetap Galnas sudah mencapai progres sebesar 80 persen. Dia menargetkan revitalisasi tersebut pada Agustus 2024 dengan menghadirkan desain dan alur ruangan yang baru serta interior yang menarik bagi pengunjung.
Salah satu tambahan yang diantisipasi adalah penambahan fitur-fitur baru, termasuk pengantar tema pameran melalui video bahasa isyarat untuk melayani teman-teman Tuli. Agar semakin inklusif berkesan bagi semua pengunjung, di tempat ini juga akan ada lift untuk membantu kaum lansia dan disabilitas.
"Upaya ini juga meliputi penyediaan fasilitas yang ramah pengunjung dan pelestarian koleksi seni dan artefak budaya, serta optimalisasi pemanfaatan ruang pameran. Tujuan akhirnya adalah menjaga Galnas sebagai pusat kegiatan seni dan budaya yang relevan secara nasional dan internasional," katanya.
Senada, Penanggung Jawab Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengatakan, meski Galnas saat ini tutup sementara imbas adanya revitalisasi, tetapi kurasi koleksi pameran tetap masih dalam proses. Kedepannya, proses kurasi pameran tetap di Galnas tidak lagi mengedepankan lini masa perkembangan seni rupa Indonesia tapi dengan format lain.
"Kurasi pameran nantinya tidak seperti format yang lama, melainkan fokus pada tematik koleksi seni rupa yang dimilikinya, sehingga akan lebih menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk berkunjung ke Galnas," tuturnya,
Sementara itu, Kurator Galeri Nasional Indonesia Bayu Genia Krishbie mengatakan, pendekatan tematik yang akan diterapkan di Pameran Tetap Koleksi Galnas adalah dengan mengelompokkan kecenderungan visual atau subject matter yang muncul dalam tradisi masing-masing karya.
Adapun, tema-tema yang nantinya dirumuskan sebagai bentuk kurasi merentang mulai tradisi potret, lanskap alam, persoalan bentuk, spiritualitas, hingga interkonektivitas manusia pasca globalisasi. Selain itu, koleksi internasional yang dimiliki Galnas juga dikurasi kembali seturut perkembangan seni rupa.
"Proses kurasi ini nantinya akan melalui narasi mengenai seni rupa kontemporer [negara-negara di kawasan] Selatan yang direpresentasikan oleh karya-karya dari Pameran Seni Rupa Kontemporer Negara-Negara Non-Blok 1995," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, Galeri Nasional Indonesia merupakan museum seni rupa modern dan kontemporer yang terletak di Jakarta Pusat. Memiliki 1.898 koleksi seni rupa modern dan kontemporer, Galnas merupakan etalase perkembangan seni rupa nasional di Tanah Air.
Salah satu galeri seni terbesar di Indonesia ini juga memiliki berbagai program unggulan seperti MANIFESTO dan Pameran Seni Rupa Nasional, serta berbagai pameran temporer yang dikurasi secara cermat sebagai sebuah pencapaian para perupa di ranah seni rupa Tanah Air.
Adapun Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan badan layanan umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia.
Terbentuk pada tahun 2022 dan diresmikan menjadi badan layanan umum per 1 September 2023, IHA mempunyai visi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya.
Editor: Fajar Sidik
Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency (IHA), Ahmad Mahendra mengatakan upaya transformasi yang dilakukan Galnas memang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas. Di samping itu revitalisasi juga bertujuan untuk memperkaya pengalaman pengunjung, dengan komitmen kuat untuk meningkatkan standar profesionalisme dalam pengelolaan museum dan warisan budaya.
Baca juga: Menyusuri Dinamika Seni Rupa Indonesia Periode 1970-an dalam Pameran Piknik 70-an di Galnas
Dimulai sejak 2023, sejauh ini upaya transformasi ruang Pameran Tetap Galnas sudah mencapai progres sebesar 80 persen. Dia menargetkan revitalisasi tersebut pada Agustus 2024 dengan menghadirkan desain dan alur ruangan yang baru serta interior yang menarik bagi pengunjung.
Salah satu tambahan yang diantisipasi adalah penambahan fitur-fitur baru, termasuk pengantar tema pameran melalui video bahasa isyarat untuk melayani teman-teman Tuli. Agar semakin inklusif berkesan bagi semua pengunjung, di tempat ini juga akan ada lift untuk membantu kaum lansia dan disabilitas.
"Upaya ini juga meliputi penyediaan fasilitas yang ramah pengunjung dan pelestarian koleksi seni dan artefak budaya, serta optimalisasi pemanfaatan ruang pameran. Tujuan akhirnya adalah menjaga Galnas sebagai pusat kegiatan seni dan budaya yang relevan secara nasional dan internasional," katanya.
Senada, Penanggung Jawab Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengatakan, meski Galnas saat ini tutup sementara imbas adanya revitalisasi, tetapi kurasi koleksi pameran tetap masih dalam proses. Kedepannya, proses kurasi pameran tetap di Galnas tidak lagi mengedepankan lini masa perkembangan seni rupa Indonesia tapi dengan format lain.
"Kurasi pameran nantinya tidak seperti format yang lama, melainkan fokus pada tematik koleksi seni rupa yang dimilikinya, sehingga akan lebih menarik minat masyarakat khususnya generasi muda untuk berkunjung ke Galnas," tuturnya,
Sementara itu, Kurator Galeri Nasional Indonesia Bayu Genia Krishbie mengatakan, pendekatan tematik yang akan diterapkan di Pameran Tetap Koleksi Galnas adalah dengan mengelompokkan kecenderungan visual atau subject matter yang muncul dalam tradisi masing-masing karya.
Adapun, tema-tema yang nantinya dirumuskan sebagai bentuk kurasi merentang mulai tradisi potret, lanskap alam, persoalan bentuk, spiritualitas, hingga interkonektivitas manusia pasca globalisasi. Selain itu, koleksi internasional yang dimiliki Galnas juga dikurasi kembali seturut perkembangan seni rupa.
"Proses kurasi ini nantinya akan melalui narasi mengenai seni rupa kontemporer [negara-negara di kawasan] Selatan yang direpresentasikan oleh karya-karya dari Pameran Seni Rupa Kontemporer Negara-Negara Non-Blok 1995," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi, Galeri Nasional Indonesia merupakan museum seni rupa modern dan kontemporer yang terletak di Jakarta Pusat. Memiliki 1.898 koleksi seni rupa modern dan kontemporer, Galnas merupakan etalase perkembangan seni rupa nasional di Tanah Air.
Salah satu galeri seni terbesar di Indonesia ini juga memiliki berbagai program unggulan seperti MANIFESTO dan Pameran Seni Rupa Nasional, serta berbagai pameran temporer yang dikurasi secara cermat sebagai sebuah pencapaian para perupa di ranah seni rupa Tanah Air.
Adapun Indonesian Heritage Agency (IHA) merupakan badan layanan umum di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang saat ini bertanggung jawab atas pengelolaan 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya nasional di Indonesia.
Terbentuk pada tahun 2022 dan diresmikan menjadi badan layanan umum per 1 September 2023, IHA mempunyai visi menjadi institusi yang bersifat kolaboratif dan mendorong daya cipta, perubahan sosial, serta pembangunan masyarakat yang berbudaya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.