Tinggal Menghitung Hari, Begini Persiapan Angkutan Darat & Udara untuk Menyambut Lebaran
28 March 2024 |
19:56 WIB
Momen Lebaran 2024 dan libur panjang yang menyertainya diperkirakan bakal memobilisasi 193,6 juta orang atau setara 71 persen penduduk Indonesia. Lebih dari separuh masyarakat di Tanah Air diprediksi akan melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Idulfitri di kampung halaman.
Potensi tersebut didapat dari survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan yang dilakukan secara daring terhadap 48.372 responden di 38 provinsi. Hasilnya, angkat masyarakat yang mudik meningkat dibanding potensi pergerakan penduduk pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Hasil survei juga menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sementara itu, untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Baca juga: Pulang Kampung Anti Drama, Panduan Persiapan Mobil untuk Mudik Lebaran 2024
Sedangkan, minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 20,3 persen (39,32 juta), bus 19,4 persen (37,51 juta), mobil pribadi 18,3 persen (35,42 juta), dan sepeda motor sebesar 16,07 persen (31,12 juta).
VP Public Relations KAI, Joni Martinus memastikan, kesiapan pihaknya dalam mengantisipasi lonjakan penumpang saat Lebaran. Sejauh ini, pihaknya juga terus melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang, salah satunya dengan menerapkan sistem antrian saat pembelian tiket kereta api jarak jauh.
Ihwal tersebut bertujuan agar calon penumpang mendapatkan kepastian layanan dari KAI. Terutama pada saat peak season seperti musim Lebaran atau Nataru, yang nantinya calon penumpang akan diarahkan kepada sistem antrian yang akan memberitahukan perkiraan waktu tunggu.
Selain itu, guna meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api pada periode Angkutan Lebaran ini, KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub juga telah melaksanakan ramp check atau inspeksi kelengkapan standar pelayanan minimum (SPM) baik sarana perkeretaapian maupun stasiun di seluruh wilayah kerja KAI.
"PT KAI terus meningkatkan keselamatan dan kenyamanan perjalanan kereta api untuk mudik dan balik. Di samping itu, kami juga mengintensifkan koordinasi dengan seluruh stakeholder jelang angkutan Lebaran 2024,” katanya.
Terpisah, Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto mengatakan, jumlah pemudik untuk seluruh moda transportasi akan mengalami peningkatan saat momen Lebaran. Begitu juga dengan moda transportasi udara, khususnya untuk penduduk yang jarak mudiknya jauh atau berada di luar Pulau Jawa.
Selain kenaikan penumpang, musim mudik Lebaran juga berpotensi memicu penambahan frekuensi penerbangan. Bayu mengatakan, peningkatan penumpang dan frekuensi peak season ini memang telah menjadi siklus tahunan saat momen-momen besar seperti Idulfitri, Nataru, dan liburan sekolah.
"Yang mengalami kenaikan adalah frekuensi penerbangan. Oleh karena itu [untuk mengantisipasi delay] yang harus dilakukan oleh otoritas dan bandara adalah extend jam operasi dan slot manajemen untuk mengakomodir kenaikan jumlah penerbangan," katanya.
Baca juga: Cara Membuat Anak Tidak Rewel Saat Mudik
Editor: Puput Ady Sukarno
Potensi tersebut didapat dari survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan yang dilakukan secara daring terhadap 48.372 responden di 38 provinsi. Hasilnya, angkat masyarakat yang mudik meningkat dibanding potensi pergerakan penduduk pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Hasil survei juga menunjukkan daerah asal perjalanan terbanyak, yaitu Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang).
Sementara itu, untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang), Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang), dan Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang).
Baca juga: Pulang Kampung Anti Drama, Panduan Persiapan Mobil untuk Mudik Lebaran 2024
Sedangkan, minat masyarakat terhadap pemilihan penggunaan angkutan untuk mudik lebaran terbanyak adalah kereta api sebesar 20,3 persen (39,32 juta), bus 19,4 persen (37,51 juta), mobil pribadi 18,3 persen (35,42 juta), dan sepeda motor sebesar 16,07 persen (31,12 juta).
Suasana mudik di staisun kereta api di Jakarta (sumber gambar KAI)
VP Public Relations KAI, Joni Martinus memastikan, kesiapan pihaknya dalam mengantisipasi lonjakan penumpang saat Lebaran. Sejauh ini, pihaknya juga terus melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang, salah satunya dengan menerapkan sistem antrian saat pembelian tiket kereta api jarak jauh.
Ihwal tersebut bertujuan agar calon penumpang mendapatkan kepastian layanan dari KAI. Terutama pada saat peak season seperti musim Lebaran atau Nataru, yang nantinya calon penumpang akan diarahkan kepada sistem antrian yang akan memberitahukan perkiraan waktu tunggu.
Selain itu, guna meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api pada periode Angkutan Lebaran ini, KAI dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub juga telah melaksanakan ramp check atau inspeksi kelengkapan standar pelayanan minimum (SPM) baik sarana perkeretaapian maupun stasiun di seluruh wilayah kerja KAI.
"PT KAI terus meningkatkan keselamatan dan kenyamanan perjalanan kereta api untuk mudik dan balik. Di samping itu, kami juga mengintensifkan koordinasi dengan seluruh stakeholder jelang angkutan Lebaran 2024,” katanya.
Terpisah, Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto mengatakan, jumlah pemudik untuk seluruh moda transportasi akan mengalami peningkatan saat momen Lebaran. Begitu juga dengan moda transportasi udara, khususnya untuk penduduk yang jarak mudiknya jauh atau berada di luar Pulau Jawa.
Selain kenaikan penumpang, musim mudik Lebaran juga berpotensi memicu penambahan frekuensi penerbangan. Bayu mengatakan, peningkatan penumpang dan frekuensi peak season ini memang telah menjadi siklus tahunan saat momen-momen besar seperti Idulfitri, Nataru, dan liburan sekolah.
"Yang mengalami kenaikan adalah frekuensi penerbangan. Oleh karena itu [untuk mengantisipasi delay] yang harus dilakukan oleh otoritas dan bandara adalah extend jam operasi dan slot manajemen untuk mengakomodir kenaikan jumlah penerbangan," katanya.
Baca juga: Cara Membuat Anak Tidak Rewel Saat Mudik
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.