Salah satu adegan film 24 Jam Bersama Gaspar (Sumber gambar: Netflix)

Review 24 Jam Bersama Gaspar, Sehari dalam Hidup Seorang Detektif Partikelir

18 March 2024   |   17:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Adaptasi film dari novel atau karya fiksi sudah galib dilakukan para sineas dunia untuk dialihwahanakan dalam layar visual. Terbaru, sutradara Yosep Anggi Noen meluncurkan karya terbarunya, lewat film 24 Jam Bersama Gaspar, dari novel berjudul sama karya Sabda Armandio.

Sebelumnya, film ini berhasil memenangkan penghargaan Skenario Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2023. Tak hanya itu, film ini juga semat bersaing dengan film-film lain di Busan International Film Festival (BIFF) 2023, yang masuk kategori Kim Jiseok Award.

Bagi Yosep Anggi Noen, 24 Jam Bersama Gaspar akan menjadi film panjang ketujuhnya setelah terakhir menggarap The Science of Fictions pada 2019. Sebelumnya, film-filmnya juga sudah banyak menghiasi berbagai festival seperti Vakansi Yang Janggal dan Penyakit Lainnya (2012)  Istirahatlah Kata-kata (2016), dan Ballad of Blood & Two White Buckets (2018).

Baca juga: Review Film Women From Rote Island, Pahit Getir Perjuangan Kelompok Perempuan

Dari novelnya, film ini bercerita tentang Gaspar, pria berusia 35 tahun yang berencana untuk merampok sebuah toko emas milik Wan Ali. Dia begitu terobsesi dengan sebuah kotak hitam yang menurutnya terdapat misteri di dalamnya untuk mengetahui sesuatu hal yang personal.

Kendati begitu, detektif partikelir itu yang hanya memiliki sisa waktu hidup 24 jam sebelum dia kehilangan nyawa. Sementara, dia juga harus menemukan petunjuk yang mengarah pada hilangnya Kirana, teman masa kecilnya secara misterius, yang ditengarai ada hubungannya dengan Wan Ali.

Arkian, Gaspar bersama lima orang lainnya pun berusaha merampok toko perhiasan di jam-jam terakhir hidupnya. Namun, nyatanya hal itu tidak semudah yang dibayangkan. Di novelnya, alur dari cerita ini dipenggal dengan teknik yang cukup rapi oleh Armandio sehingga menghasilkan cerita detektif yang seru sekaligus memikat.
 

Namun, premis sederhana  tersebut sepertinya kurang begitu sangkil dieksekusi oleh Yosep Anggi Noen dengan ceritanya yang kurang menggigit. Meski sedari awal penonton disuguhi visual distopia dengan sentuhan neo-noir, tapi pola akting yang berkelindan dengan konflik kurang memberi rasa greget. 

Ya, alih wahana memang masih menjadi salah satu momok bagi penulis skenario untuk memvisualkan imaji sang pengarang dan pembaca dalam bentuk gambar bergerak. Berbagai keunggulan seperti nuansa hingga latar cerita dari film berdurasi 1 jam 38 menit itu seolah belum berhasil mengimbangi penulisan cerita yang sama kuat dari novel aslinya.

Tak hanya itu, deretan karakter pendukung yang muncul dalam cerita ini juga seolah menjadi pelengkap cerita semata. Tak ada latar belakang motif yang jelas mengenai upaya mereka untuk membantu Gaspar untuk menjalankan aksinya. Bahkan, tokoh Wan Ali juga digambarkan cukup hambar dan tidak mendapat porsi cukup untuk mengekspresikan 'kebengisannya'.

Sebelumnya, Yosep Anggi Noen mengatakan, dia memang lebih banyak berfokus pada bagaimana cara menarasikan cerita pemenang Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2016 itu. Genre detektif menurutnya memiliki kerumitan tersendiri saat dialihwahanakan dalam medium visual.

"Development-nya yang paling lama dan paling susah justru memvisualkan narasi cerita. Karena harus memilah-milah point of view mana yang bagus buat penonton dan yang tidak," katanya belum lama ini saat ditemui Hypeabis.id

Sementara itu, produser Yulia Evina Bhara menyampaikan bahwa pihaknya begitu antusias melihat potensi besar dari film 24 Jam Bersama Gaspar untuk bisa disaksikan secara global. Apalagi film ini dengan unik bakal menunjukkan gambaran Indonesia pada masa depan.

"Dengan film ini tersedia secara global OTT, kami berharap penonton dari seluruh dunia akan menikmati film ini. Sehingga memungkinkan kami untuk menunjukkan lebih jauh bagaimana cerita Indonesia dapat menyebar secara global," ujar Yulia.

Data Film
  • Judul: 24 Jam Bersama Gaspar
  • Sutradara: Yosep Anggi Noen
  • Penulis Skenario: Sabda Armandio, Mohammad Irfan Ramli
  • Produser: Yulia Evina Bhara, Cristian Imanuel, Angga Dwimas Sasongko, Lisbeth Simarmata
  • Pemain: Reza Rahadian, Laura Basuki, Shenina Cinnamon, Kristo Immanuel, Sal Priadi, Dewi Irawan, Landung Simatupang, Ali Fikri, Shofia Shireen, Iswadi Pratama.
  • Distributor: Netflix
  • Tanggal rilis: 14 Maret 2024
  • Durasi: 1 jam 38 menit
Baca juga: Review Film Exhuma: Horor Okultisme & Sejarah Traumatis Korea-Jepang

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Setelah Malaysia & Brunei, Film Agak Laen Siap Tayang di Amerika Serikat 22 Maret 2024

BERIKUTNYA

Akankah Andrea Kimi Antonelli Jadi Penerus Lewis Hamilton di Tim F1 Mercedes?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: