Aktor Muzakki Ramdhan pada mulanya cukup kebingungan ketika tahu bahwa naskah skenario film Siksa Kubur karya Joko Anwar dibuat dua versi. Muzakki baru mengetahui hal tersebut ketika proses produksi film bergenre horor religi ini memasuki tahap big reading.
Big reading adalah tahap akhir pra-produksi film, yang biasanya dilakukan menjelang proses syuting berlangsung. Saat proses ini, semua pemeran akan membaca naskah secara keseluruhan pada satu waktu dan di tempat yang sama.
Saat para pemeran lain membaca naskah tersebutlah, Muzakki mulai merasa ada sesuatu yang berbeda. Sebab, tidak semua dialog atau adegan yang sedang dibacakan oleh para aktor lain tersebut ada di naskahnya.
Muzakki Ramdhan (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)
Muzakki tak sendiri, Widuri Putri dan para pemeran anak-anak lain di film ini pun merasakan hal yang sama. Setelah big reading selesai, barulah dia tahu bahwa naskah yang dipegang oleh pemeran anak dan pemeran dewasa itu berbeda.
“Jadi, pas reading, aku, Widuri, dan pemeran anak-anak lain dapat script minor version. Itu naskah yang dibikin benar-benar untuk anak-anak. Itu aku baru tahu ketika big reading, saat ada beberapa scene yang kita bingung ‘kok enggak ada dialog gini ya’, tetapi di skrip orang dewasanya dapat,” ungkap Muzakki dalam konferensi pers Siksa Kubur di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, Muzakki merasa perbedaan naskah tersebut tidak mengurangi esensi dari keseluruhan cerita. Dalam artian, dia tetap bisa mempelajari naskah seperti biasanya, tetapi kali ini terasa lebih baik karena tidak harus melihat atau membaca adegan tertentu yang bisa memengaruhi psikologisnya.
Menurut Muzakki, Joko Anwar sebagai sutradara film Siksa Kubur sangat memperhatikan kondisi aktor anak. Selain menghindari potensi terpapar adegan yang bisa memengaruhi kondisi psikologi, Joko juga meminta aktor anak untuk tidak pulang terlalu larut.
Joko Anwar (Sumber gambar: POPLICIST Publicist)
Sementara itu, Joko Anwar mengatakan dua naskah skenario berbeda dari film Siksa Kubur memang sudah dirancang sejak awal. Tujuannya, untuk menyediakan ruang yang aman bagi anak saat menjalani syuting, terutama pada adegan tertentu yang tidak seharusnya dibaca.
Joko menyebut, adegan tertentu itu bukan adegan yang macam-macam. Namun, Siksa Kubur dengan segala hal yang melingkupinya dianggapnya sebagai tema dewasa. Joko merasa ada beberapa adegan yang sebaiknya tidak terekspos kepada anak-anak sehingga diharapkan tidak mengganggu pikiran maupun mental mereka.
“Kita sengaja bikin sedemikian rupa sehingga pemeran yang masih di bawah umur bisa menerima naskah yang berbeda dari versi dewasa,” imbuhnya.
Film Siksa Kubur bakal beredar di bioskop mulai 10 April 2024. Film yang diproduseri oleh Tia Hasibuan ini akan mengikuti kisah Sita (Faradina Mufti). Setelah kedua orang tuanya jadi korban bom bunuh diri, Sita jadi tidak percaya dengan agama. Sejak saat itu, tujuan hidup sita hanya satu.
Dia ingin mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita ingin ikut masuk ke dalam kuburannya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa siksa kubur tidak ada dan agama tidaklah nyata. Namun, tindakan Sita tentunya memiliki konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang tak percaya.
Film Siksa Kubur akan dibintangi oleh banyak aktor dan aktris populer dan berbakat. Jika ditotal, semua Piala Citra yang pernah diraih para pemain dan kru film Siksa Kubur jumlahnya ada 51 piala.
Beberapa aktor tersebut adalah Faradina Mufti, Reza Rahadian, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Jajang C. Noer, Niniek L. Karim, Happy Salma, Djenar Maesa Ayu, Putri Ayudya, Arswendy Bening Swara Fachri Albar, Muzakki Ramdhan, dan Egi Fedly.
_crop.jpg)
_crop.jpg)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.