Jesus Christ Superstar, 12 Oktober 1971, Teater Mark Hellinger. (Sumber gambar: The New York Public Library)

Kepopuleran & Histori Broadway Jesus Christ Superstar, di Indonesia Digarap Remy Sylado

10 March 2024   |   15:38 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kiprah Anggun C Sasmi sebagai artis internasional terus bersinar. Anggun berkesempatan menjadi salah satu pemain utama dalam brodway musikal legendaris bertajuk Jesus Christ Superstar untuk 24 pertunjukan di Milan dan Roma. Anggun menjadi bintang kelahiran Indonesia pertama yang bergabung dengan jajaran pemeran musikal internasional.

Dalam pertunjukan itu, Anggun berperan sebagai Maria Magdalena. Menurut alkitab, Maria Magdalena adalah seorang wanita yang melakukan perjalanan bersama Yesus sebagai salah satu pengikutnya sekaligus saksi penyaliban dan kebangkitan Yesus. Sang diva beradu peran dengan jajaran aktor dan musisi terkenal seperti Ted Neeley dan Lorenzo Licitra.

Jesus Christ Superstar merupakan salah satu pertunjukan musikal rock paling terkenal dan sukses dalam sejarah, yang digarap oleh pencipta lagu jenius Lloyd Webber dan Tim Rice. Musikal tersebut dimulai sebagai album konsep opera rock sebelum debut sebagai pertunjukan Broadway pada tahun 1971 di Teater Mark Hellinger, London, Inggris.

Baca Juga: Anggun C. Sasmi Jadi Pemain Broadway Legendaris Jesus Christ Superstar di Italia

Sebelum terkenal menjadi opera rock, Jesus Christ Superstar adalah sebuah album konsep yang didukung oleh sejumlah pemusik dan penyanyi era tahun 1970-an antara lain Ian Gillan, vokalis Deep Purple; John Gustfasson dari Quatermass; Murray Head hingga penyanyi pop Yvone Elliman.
 

Jesus Christ Superstar, 12 Oktober 1971, Teater Mark Hellinger. (Sumber gambar: The New York Public Library)

Jesus Christ Superstar, 12 Oktober 1971, Teater Mark Hellinger. (Sumber gambar: The New York Public Library)

Lalu, Jesus Christ Superstar dipanggungkan pertama kali di Broadway pada tahun 1971, dan ternyata sukses menyedot perhatian publik. Opera ini berlangsung selama lebih dari 8 tahun di London, dan sukses meraup lebih dari US$237 juta di seluruh dunia pada tahun 1980.

Jesus Christ Superstars kala itu hadir sebagai multi tafsir yang sangat menghebohkan terutama pertentangan antara Yesus dan Yudas yang konon tak ada dalam Bible. Dalam versi film layar lebarnya pun yang dirilis tahun 1973, opera ini banyak mengetengahkan anakronisme. Tak pelak, banyak protes yang muncul terhadap kontroversi interpretasi dalam lakon Jesus Christ Superstar ini.

Dari segi cerita, kisah Broadway Jesus Christ Superstar berlatar belakang serangkaian peristiwa luar biasa selama minggu-minggu terakhir kehidupan Yesus Kristus seperti yang terlihat melalui kacamata Yudas, salah satu murid Yesus.

Meski mengangkat kisah yang kental dengan ajaran agama, opera ini disajikan dengan konsep dan bahasa yang kontemporer, diiringi dengan musik-musik rok menggugah. Dua lagu dari lakon Jesus Christ Superstar yang jadi hits yaitu I Only Want To Say (Gethsemane) yang dinyanyikan Ian Gillan serta I Don’t Know How To Love Him oleh penyanyi Yvonne Elliman.
 

Hebohkan Publik Indonesia


Sejak awal tahun 1970-an, broadway Jesus Christ Superstar telah diproduksi di banyak negara dan ditonton oleh jutaan penonton sampai saat ini. Banyak orang terpikat dengan pertunjukan ini baik dari segi cerita, semangat higga lagu-lagunya, di samping hadir pula pro dan kontra dari pertunjukan satu ini.
 

Jesus Christ Superstar, 12 Oktober 1971, Teater Mark Hellinger. (Sumber gambar: The New York Public Library)

Jesus Christ Superstar, 12 Oktober 1971, Teater Mark Hellinger. (Sumber gambar: The New York Public Library)

Di Indonesia, pertunjukan musikal Jesus Christ Superstar pernah dibuat oleh mendiang seniman Remy Sylado pada 1980-an. Diproduksi oleh Sanggar Bahtera Yayasan Komunikasi Massa, pertunjukan itu berlangsung pada 20-21 Juni 1980 di Balai Sidang Senayan Jakarta.

Seperti beberapa pertunjukan di sejumlah negara yang menuai kontroversi, lakon Jesus Christ Superstar di Tanah Air yang digarap Remy juga membuat heboh publik. Dengan gaya berkeseniannya yang terkenal nyentrik dan keluar dari arus mainstream, Remy menginterpretasi pertunjukan tersebut dengan sudut pandang berbeda.

Sosok Yesus Kristus yang identik berkulit putih, dia hadirkan di atas panggung berkulit hitam yang diperankan oleh Martin Luther Meset, seorang personel boyband asal Papua bernama Black Brothers. Dalam satu adegan, Yesus dikisahkan sedang naik becak juga berciuman dengan Maria Magdalena. Sebaliknya, Yudas Iscariot justru dihadirkan dengan pemain berkulit putih yang diperankan oleh Yansen Berlin. 

Kritikus seni Bambang Bujono dalam tulisannya berjudul Jesus Yang Meriah menuliskan bahwa naskan lakon Jesus Christ Superstar diterjemahkan oleh sastrawan sekaligus redaktur 
majalah anak-anak Kawanku, Julius Sijaranamual.

Pertunjukan ini digarap oleh sekitar 50 orang pemain dan kru termasuk sejumlah penyanyi. Selain Martin Luther Meset dan Yan Berlin, pertunjukan ini juga diperankan oleh sederet aktor dan aktris lain seperti Berlian Hutahuruk, Christine Panjaitan, dan Charles Hutagalung.

"Pertunjukan ini, meski juga mengolah soal akting dan yang berkaitan dengan itu, pertama-tama adalah musik dan liriknya. Mendengarkan rekamannya, adalah menikmati satu karya yang rampung. Tapi hanya melihat adegan-adegannya, susah dibayangkan, itu menjadi satu pertunjukan utuh," tulis Bambang.

Penulis sekaligus keponakan Remy Sylado Victor Rembeth menilai pertunjukan Jesus Christ Superstar yang dibuat oleh Remy Sylado adalah ungkapan jengah sang seniman dengan segala macam dominasi yang membuat dunia berpikir hitam putih secara tradisi beku, seperti dikutip dari situs Indonesiana.

Menurutnya, pertunjukan tersebut mampu membongkar kolonisasi budaya terhadap agama yang ditradisikan ribuan tahun, bahwa kelompok masyarakat putih itu baik sementara hitam itu jahat.

"Ia [Remy] bahkan bisa disebut sebagai pemikir dan seniman poskolonial sejati ketika dalam pementasan Jesus Christ Superstar karya Tim Rice dan Andrew Webber dengan nakalnya membalikkan konservatifisme agamawan," katanya.

Baca Juga: Menyaksikan Pertunjukan Musikal Broadway di Jakarta: Annie Kisah Klasik Anak Panti

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Sidang Isbat & Konferensi Pers Digelar Kementerian Agama Hari Ini, Cek Jam Berapa

BERIKUTNYA

Jadwal Imsak Untuk DKI Jakarta Pada Ramadan 1445 Hijriah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: