Akurasi Teknologi DSA Capai 98,7%, Bantu Deteksi Kelainan Pembuluh Darah
08 March 2024 |
05:30 WIB
Dalam dunia kesehatan, teknologi punya peran penting untuk penegakan diagnosa yang lebih ringkas, cepat dan akurat. Misalnya pada diagnosa penyakit terkait pembuluh darah (vaskular), diperlukan teknologi khusus yang mampu mendeteksi kondisi pembuluh darah secara jelas, terukur, dan memiliki akurasi yang tinggi.
Teknologi medis terkini yang dinilai mampu memberikan gambaran pembuluh darah secara jelas adalah Digital Subtraction Angiography (DSA). Terobosan dalam teknologi terapan ini dihadirkan Rumah Sakit Royal Progress (RSRP), Jakarta Utara untuk membantu dokter dalam bidang vaskular mendapatkan keadaan pembuluh darah pasien secara jelas dan spesifik sehingga diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan dengan lebih tepat, efektif, dan aman.
Baca juga: Mengenal Penyakit Angiosarcoma, Kanker Pembuluh Darah
Di tengah kemajuan teknologi, saat ini DSA bisa mendeteksi kelainan pada pembuluh darah secara terukur yang membantu penegakan diagnosis dan pengobatan yang diberikan dokter lebih tepat dan sesuai dengan tingkat keakuratan mencapai 98,7 persen.
Direktur Utama Rumah Sakit Royal Progress Ivan R. Setiadarma mengatakan, teknologi DSA merupakan bagian dari layanan penunjang yang diperlukan dalam praktik diagnosa di samping keahlian dokter spesialis dan subspesialis yang kompeten di bidang vaskular.
”Masyarakat sekitar khususnya mereka yang berdomisili di Jakarta Utara bisa mendapatkan kemudahan akses pengobatan terbaik untuk menangani permasalahan pada pembuluh darah melalui inovasi DSA,” kata Ivan.
Ivan melanjutkan, secara medis, terdapat 2 tujuan DSA yaitu untuk diagnostik dan teurapetik. Sebagai diagnostik, prosedur DSA dapat mendeteksi dan mengevaluasi ragam kondisi terkait vaskular seperti stroke, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, kelainan dinding pembuluh darah, hubungan tidak normal antara pembuluh darah arteri dan vena, penilaian terhadap aliran darah, sehingga melihat bagian pembuluh darah yang memberi makan sel tumor.
Sedangkan sebagai fungsi teurapetik, DSA bisa menjadi tindakan pengobatan yang tepat pada pembuluh darah yang abnormal. DSA akan dilakukan dengan cara memasukkan obat, alat, atau implan pada pembuluh darah yang dituju.
DSA pun bisa diimplementasikan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi. Saat pasien menjalani DSA dengan tujuan diagnostik, tidak tertutup kemungkinan bahwa pasien masih perlu melanjutkan tindakan intervensi terapeutik selama prosedur berlangsung.
Dokter Spesialis Radiologi Konsultan Radiologi Intervensi RS Royal Progress Kevin Julius Tanady mengatakan, teknologi DSA ini bertumpu pada visualisasi pembuluh darah yang lebih inovatif. Sebab, DSA merupakan tindakan bedah minimal invasif atau minim sayatan yang lebih ringkas tetapi bisa memberi kemudahan dan keakuratan dari sisi penegakan hasil diagnosa medis. Teknologi ini bisa memberikan gambaran yang akurat untuk membantu penanganan penyakit strok akut.
Ada beberapa kondisi pasien yang bisa memanfaatkan teknologi DSA untuk diagnosa. Kevin menyebut, evaluasi sistem pebl dara pada kasus tumor kanker juga bisa dilakukan dengan DSA. Misalnya untuk praktik pemberian obat kemoterapi secara langsung ke sel tumor, DSA bisa mengevaluasi sistem pembuluh darah dengan akurat sehingga meminimalisir timbulnya efek samping akibat kemoterapi.
DSA juga dapat dilakukan saat pasien membutuhkan penegakan diagnosa di beberapa kondisi seperti adanya kelainan atau gangguan antara arteri dan vena, diprediksi adanya penyakit pada pembuluh darah, termasuk penyumbatan atau penyempitan pada lumen arteri dan vena, pelebaran abnormal pada pembuluh dara, serta adanya tumor yang berasal dari pembuluh darah.
Sinar X akan membantu dokter dalam memantau perjalanan kontras melalui pembuluh darah dan mengevaluasi kondisi vaskular pasien. Setelah evaluasi berhasil dan pemeriksaan dinyatakan selesai, dokter akan langsung melakukan hemostasis pada lokasi penyuntikan untuk menghentikan pendarahan.
Setelanya pasien diharuskan beristirahat dengan posisi terlentang selama 4-6 jam, selagi tim medis terus mengamati kondisi kesehatan pasien pasca prosedur DSA, khususnya pengamatan terkait kemungkinan komplikasi pada lokasi bekas suntikan.
Setelah tindakan vaskular dengan DSA, tim medis akan memantau hasil dan memastikan perubahan yang diinginkan pada bagian pembuluh darah telah tercapai. DSA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dini mengenai kemungkinan komplikasi pendarahan hingga pembekuan darah selama atau setelah prosedur dilakukan.
Baca juga: Kenali Gejala Pecah Pembuluh Darah dan Bagaimana Cara Menanganinya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Teknologi medis terkini yang dinilai mampu memberikan gambaran pembuluh darah secara jelas adalah Digital Subtraction Angiography (DSA). Terobosan dalam teknologi terapan ini dihadirkan Rumah Sakit Royal Progress (RSRP), Jakarta Utara untuk membantu dokter dalam bidang vaskular mendapatkan keadaan pembuluh darah pasien secara jelas dan spesifik sehingga diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan dengan lebih tepat, efektif, dan aman.
Baca juga: Mengenal Penyakit Angiosarcoma, Kanker Pembuluh Darah
Di tengah kemajuan teknologi, saat ini DSA bisa mendeteksi kelainan pada pembuluh darah secara terukur yang membantu penegakan diagnosis dan pengobatan yang diberikan dokter lebih tepat dan sesuai dengan tingkat keakuratan mencapai 98,7 persen.
Direktur Utama Rumah Sakit Royal Progress Ivan R. Setiadarma mengatakan, teknologi DSA merupakan bagian dari layanan penunjang yang diperlukan dalam praktik diagnosa di samping keahlian dokter spesialis dan subspesialis yang kompeten di bidang vaskular.
”Masyarakat sekitar khususnya mereka yang berdomisili di Jakarta Utara bisa mendapatkan kemudahan akses pengobatan terbaik untuk menangani permasalahan pada pembuluh darah melalui inovasi DSA,” kata Ivan.
Ivan melanjutkan, secara medis, terdapat 2 tujuan DSA yaitu untuk diagnostik dan teurapetik. Sebagai diagnostik, prosedur DSA dapat mendeteksi dan mengevaluasi ragam kondisi terkait vaskular seperti stroke, penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah, kelainan dinding pembuluh darah, hubungan tidak normal antara pembuluh darah arteri dan vena, penilaian terhadap aliran darah, sehingga melihat bagian pembuluh darah yang memberi makan sel tumor.
Sedangkan sebagai fungsi teurapetik, DSA bisa menjadi tindakan pengobatan yang tepat pada pembuluh darah yang abnormal. DSA akan dilakukan dengan cara memasukkan obat, alat, atau implan pada pembuluh darah yang dituju.
DSA pun bisa diimplementasikan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi. Saat pasien menjalani DSA dengan tujuan diagnostik, tidak tertutup kemungkinan bahwa pasien masih perlu melanjutkan tindakan intervensi terapeutik selama prosedur berlangsung.
Dokter Spesialis Radiologi Konsultan Radiologi Intervensi RS Royal Progress Kevin Julius Tanady mengatakan, teknologi DSA ini bertumpu pada visualisasi pembuluh darah yang lebih inovatif. Sebab, DSA merupakan tindakan bedah minimal invasif atau minim sayatan yang lebih ringkas tetapi bisa memberi kemudahan dan keakuratan dari sisi penegakan hasil diagnosa medis. Teknologi ini bisa memberikan gambaran yang akurat untuk membantu penanganan penyakit strok akut.
Ada beberapa kondisi pasien yang bisa memanfaatkan teknologi DSA untuk diagnosa. Kevin menyebut, evaluasi sistem pebl dara pada kasus tumor kanker juga bisa dilakukan dengan DSA. Misalnya untuk praktik pemberian obat kemoterapi secara langsung ke sel tumor, DSA bisa mengevaluasi sistem pembuluh darah dengan akurat sehingga meminimalisir timbulnya efek samping akibat kemoterapi.
DSA juga dapat dilakukan saat pasien membutuhkan penegakan diagnosa di beberapa kondisi seperti adanya kelainan atau gangguan antara arteri dan vena, diprediksi adanya penyakit pada pembuluh darah, termasuk penyumbatan atau penyempitan pada lumen arteri dan vena, pelebaran abnormal pada pembuluh dara, serta adanya tumor yang berasal dari pembuluh darah.
Implementasi Prosedur DSA
Ilustrasi Digital Subtraction Angiography. (Sumber foto: Rumah Sakit Royal Progress)
Karena prosedur dilakukan dengan minim sayatan, praktik ini cukup memangkas waktu dan langka yang semula lebih panjang menjadi lebih singkat. Pasien akan dibaringkan pada meja pemeriksaan angiografi, mendapatkan pembiusan secara lokal maupun bius total sesuai kondisi, sambil dipantau organ vitalnya oleh tim medis. Kemudian, dokter akan menyuntikkan cairan kontras ke dalam tubuh pasien yang akan diperiksa melalui kateter khusus.
Sinar X akan membantu dokter dalam memantau perjalanan kontras melalui pembuluh darah dan mengevaluasi kondisi vaskular pasien. Setelah evaluasi berhasil dan pemeriksaan dinyatakan selesai, dokter akan langsung melakukan hemostasis pada lokasi penyuntikan untuk menghentikan pendarahan.
Setelanya pasien diharuskan beristirahat dengan posisi terlentang selama 4-6 jam, selagi tim medis terus mengamati kondisi kesehatan pasien pasca prosedur DSA, khususnya pengamatan terkait kemungkinan komplikasi pada lokasi bekas suntikan.
Setelah tindakan vaskular dengan DSA, tim medis akan memantau hasil dan memastikan perubahan yang diinginkan pada bagian pembuluh darah telah tercapai. DSA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dini mengenai kemungkinan komplikasi pendarahan hingga pembekuan darah selama atau setelah prosedur dilakukan.
Baca juga: Kenali Gejala Pecah Pembuluh Darah dan Bagaimana Cara Menanganinya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.