Aghi Narottama: Perfilman Indonesia Masih Butuh Lebih Banyak Komposer Film
01 March 2024 |
16:30 WIB
1
Like
Like
Like
Peningkatan jumlah produksi film dan antusiasme penonton Indonesia terhadap film lokal yang kian menggairahkan memang patut untuk disyukuri. Pada saat bersamaan, industri perfilman juga dibayangi oleh persoalan kekurangan jumlah pekerja berkualitas, terutama di bidang spesifik seperti penata musik.
Komposer musik film Aghi Narottama mengatakan perfilman Indonesia masih membutuhkan lebih banyak profesi penata musik. Profesi ini diakui oleh Aghi masih cukup kekurangan orang. Jumlah pekerja yang ada berbanding terbalik dengan penambahan produksi film yang terjadi saat ini.
Baca juga: Film Lokal Kian Bersaing, Simak Tantangannya Menurut Produser dan Peneliti Film
Aghi merasa SDM kreatif di bidang suara, baik penata musik maupun sound design, masih belum terlalu diminati. Memang, kata dia, orang yang ingin berkarier di industri film cukup tinggi, tetapi kebanyakan hanya ingin menjadi sutradara, director of photography, atau aktor. Adapun bidang penata musik masih cukup jarang digeluti oleh banyak orang.
Hal ini pun memicu kekhawatiran soal proses regenerasi pelaku perfilman di bidang ini. Dirinya berharap, ke depan makin banyak orang tertarik dengan profesi ini dan pada ujungnya, proses regenerasi di bidang penata musik bisa berjalan dengan baik.
Sebab, jika melihat peluang yang ada, profesi penata musik masih sangat menjanjikan. Jasa dari para profesi musik dibutuhkan di banyak bidang, bukan hanya film, tetapi juga series atau bahkan iklan. Terlebih, saat ini film juga tidak hanya di putar di bioskop saja, tetapi tayang pula di platform streaming sehingga jumlah produksinya pun ke depan akan terus meningkat.
“Semoga regenerasi di perfilman, terutama di bidang musik dan tata suara terus berjalan baik. Sebenarnya, saat ini sudah mulai banyak sekolah ya, baik yang resmi maupun kursus begitu, semoga ini juga mendorong hal tersebut juga,” ungkap Aghi kepada Hypeabis.id saat ditemui di studionya, Rooftop Sound, di Jakarta, Kamis (01/03/2024).
Aghi melihat perfilman Indonesia saat ini tengah berada di tahap perkembangan yang menggembirakan Progresnya terus membaik dari tahun ke tahun. Walau pada pandemi Covid-19 menunjukkan penurunan, saat ini kondisinya berangsur membaik.
Dari sisi produksi, jumlah film yang dibuat terus naik. Tahun ini saja, kata Aghi, ada sekitar 200 judul film yang mengantre. Produksi film diperkirakan masih terus bertambah, terutama pada periode-periode setelah pemilu selesai.
Sebab, menurut Aghi, cukup banyak yang melakukan penundaan produksi pada kuartal akhir tahun lalu dan memilih melakukannya setelah proses demokrasi setelah di Indonesia.
Tak hanya itu, peningkatan jumlah produksi ini juga dibarengi dengan capaian menarik perihal jumlah
penonton. Jadi, menurut hemat Aghi, selama apresiasi orang terhadap film makin tinggi, industri ini termasuk juga para pelaku di dalamnya masih memiliki masa depan cerah.
“Sejak 2023 sampai sekarang jumlah penontonnya itu bagus. Walaupun tidak semua film, karena penonton Indonesia udah mulai selektif. Akan tetapi, ini juga jadi hal baik karena film bagus yang akan mendapatkan penonton yang banyak,” ungkap Aghi
Dalam periode comeback setelah pandemi ini, Aghi melihat ada banyak rekor-rekor baru yang muncul. Selain tentu saja raihan jumlah penonton terbanyak untuk satu film, baru-baru ini semua mata juga tertuju pada bagaimana performa film Agak Laen.
Menurutnya, kesuksesan film Agak Laen, yang notabene film komedi, akan cukup berpengaruh pada industri ini ke depan. Dalam artian, ada kepercayaan baru dari penonton, bioskop, produser, hingga investor bahwa genre komedi pun bisa mendapatkan apresiasi sedemikian rupa.
Aghi berharap kemunculan Agak Laen bisa memicu keberagaman film-film Indonesia. Para pelaku film bisa mulai melihat genre komedi, drama, laga, dan lainnya rupanya punya potensi yang juga layak digarap.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komposer musik film Aghi Narottama mengatakan perfilman Indonesia masih membutuhkan lebih banyak profesi penata musik. Profesi ini diakui oleh Aghi masih cukup kekurangan orang. Jumlah pekerja yang ada berbanding terbalik dengan penambahan produksi film yang terjadi saat ini.
Baca juga: Film Lokal Kian Bersaing, Simak Tantangannya Menurut Produser dan Peneliti Film
Aghi merasa SDM kreatif di bidang suara, baik penata musik maupun sound design, masih belum terlalu diminati. Memang, kata dia, orang yang ingin berkarier di industri film cukup tinggi, tetapi kebanyakan hanya ingin menjadi sutradara, director of photography, atau aktor. Adapun bidang penata musik masih cukup jarang digeluti oleh banyak orang.
Hal ini pun memicu kekhawatiran soal proses regenerasi pelaku perfilman di bidang ini. Dirinya berharap, ke depan makin banyak orang tertarik dengan profesi ini dan pada ujungnya, proses regenerasi di bidang penata musik bisa berjalan dengan baik.
Sebab, jika melihat peluang yang ada, profesi penata musik masih sangat menjanjikan. Jasa dari para profesi musik dibutuhkan di banyak bidang, bukan hanya film, tetapi juga series atau bahkan iklan. Terlebih, saat ini film juga tidak hanya di putar di bioskop saja, tetapi tayang pula di platform streaming sehingga jumlah produksinya pun ke depan akan terus meningkat.
“Semoga regenerasi di perfilman, terutama di bidang musik dan tata suara terus berjalan baik. Sebenarnya, saat ini sudah mulai banyak sekolah ya, baik yang resmi maupun kursus begitu, semoga ini juga mendorong hal tersebut juga,” ungkap Aghi kepada Hypeabis.id saat ditemui di studionya, Rooftop Sound, di Jakarta, Kamis (01/03/2024).
Aghi melihat perfilman Indonesia saat ini tengah berada di tahap perkembangan yang menggembirakan Progresnya terus membaik dari tahun ke tahun. Walau pada pandemi Covid-19 menunjukkan penurunan, saat ini kondisinya berangsur membaik.
Dari sisi produksi, jumlah film yang dibuat terus naik. Tahun ini saja, kata Aghi, ada sekitar 200 judul film yang mengantre. Produksi film diperkirakan masih terus bertambah, terutama pada periode-periode setelah pemilu selesai.
Sebab, menurut Aghi, cukup banyak yang melakukan penundaan produksi pada kuartal akhir tahun lalu dan memilih melakukannya setelah proses demokrasi setelah di Indonesia.
Tak hanya itu, peningkatan jumlah produksi ini juga dibarengi dengan capaian menarik perihal jumlah
penonton. Jadi, menurut hemat Aghi, selama apresiasi orang terhadap film makin tinggi, industri ini termasuk juga para pelaku di dalamnya masih memiliki masa depan cerah.
Penata musik/komposer film Aghi Narottama saat wawancara dengan Hypeabis.id di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (Sumber gambar: JIBI/Hypeabis/Himawan L)
“Sejak 2023 sampai sekarang jumlah penontonnya itu bagus. Walaupun tidak semua film, karena penonton Indonesia udah mulai selektif. Akan tetapi, ini juga jadi hal baik karena film bagus yang akan mendapatkan penonton yang banyak,” ungkap Aghi
Dalam periode comeback setelah pandemi ini, Aghi melihat ada banyak rekor-rekor baru yang muncul. Selain tentu saja raihan jumlah penonton terbanyak untuk satu film, baru-baru ini semua mata juga tertuju pada bagaimana performa film Agak Laen.
Menurutnya, kesuksesan film Agak Laen, yang notabene film komedi, akan cukup berpengaruh pada industri ini ke depan. Dalam artian, ada kepercayaan baru dari penonton, bioskop, produser, hingga investor bahwa genre komedi pun bisa mendapatkan apresiasi sedemikian rupa.
Aghi berharap kemunculan Agak Laen bisa memicu keberagaman film-film Indonesia. Para pelaku film bisa mulai melihat genre komedi, drama, laga, dan lainnya rupanya punya potensi yang juga layak digarap.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.