Beberapa karya Awang Behartawan dalam pameran Return di Jagad Gallery (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Menikmati Abstraksi Visual Titik dari Tangan Awang Behartawan 

20 February 2024   |   10:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Laku kerja kreatif pelukis selalu diekspresikan lewat berbagai media, baik di atas kertas, tembok atau kanvas. Kerja kreatif dalam mencerap realitas tersebut, akhirnya mewujud dalam bentuk visual, yang kemudian dibagikan ke publik untuk diapresiasi.

Pola inilah yang salah satunya diterapkan oleh seniman Awang Behartawan lewat pameran bertajuk Return di Jagad Gallery, Jakarta. Total terdapat belasan lukisan dan satu karya trimatra dalam ekshibisi yang berlangsung hingga 27 Februari 2024.

Baca juga: Bangun Literasi Publik, Museum Batik Gelar Pameran Temporer Batik Tanah Air

Memasuki galeri, pengunjung seolah dibawa untuk melihat sebuah rangkaian kesenian yang dilakukan sang seniman. Termasuk bagaimana melihat proses kerja kreatif yang dilakukan secara terus-menerus, untuk menyempurnakan diri, atau membersihkan hati dan pikiran.

Umumnya, karya-karya Awang kali ini menghadirkan ketertarikannya pada bentuk titik yang kerap disebut dot painting. Dot painting sendiri merupakan salah satu teknik dan gaya pada seni tradisional, yang populer dari suku Aborigin Pintupi, di Australia Barat.

Namun berbeda dengan karya tersebut, Awang justru mengeksplorasi simbol-simbol lingkaran sebagai pemaknaan baru untuk memahami realitas. Terutama dalam menampilkan nilai-nilai hakiki antara hubungan manusia dengan liyan, dan alam, yang diyakini saling berkaitan satu sama lain.
 

Karya Awang Behartawan berjudul Return (acrylic on canvas, 400x200 cm,2019)  (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Karya Awang Behartawan berjudul Return (acrylic on canvas, 400x200 cm,2019) (sumber gambar Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)

Misalnya, mewujud dalam lukisan berjudul Return (acrylic on canvas, 400x200 cm,2019) yang terinspirasi dari Gunung Merapi. Sepintas, karya ini memvisualkan lanskap pemandangan yang biasa sang seniman lihat dari balik studionya yang terletak di Yogyakarta.

Terlihat kemegahan gunung Merapi yang menjulang dengan latar mega-mega, dan objek hutan, serta gedung-gedung tinggi di kaki gunung. Dalam pandangan Awang, Merapi bisa digambarkan sebagai pemberi kehidupan, tapi juga bisa menjadi sumber kehancuran lewat siklus yang berulang.

"Gunung Merapi ini kan selalu mengalami erupsi, dan mengakibatkan bencana alam. Namun, dari sini akan dimulai peradaban baru, hutan-hutan kembali tumbuh, dan itu selalu berulang," katanya.

Premis inilah yang kemudian direpresentasikan sang seniman lewat fraktal. Diambil dari terminologi matematika, fraktal adalah sebuah benda geometris yang dapat dipecah menjadi beberapa bagian dan tetap menciptakan bentuk yang sama dengan sebelumnya, dengan kata lain fraktal adalah bentuk pengulangan.


Karya Awang Behartawan Berjudul Metamorphosis (acrylic on canvas 200x100 cm, 2021) (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Karya Awang Behartawan Berjudul Metamorphosis (acrylic on canvas 200x100 cm, 2021) (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Tak hanya itu, Awang juga mengadaptasi konsep pengulangan tersebut sebagaimana dia merefleksikan fraktal dengan penggambaran akan kehidupan yang selalu berputar. Sebab, tanpa disadari atau tidak, manusia hanya mengulangi berbagai fenomena yang sama setiap waktunya, meski dengan intensitas yang berbeda.

Pola-pola tersebut juga terefleksi lewat lukisan bertajuk Neo End Insight, Metamorphosis, In Indecision, dan Waiting for Rain. Namun,  berbeda dari seri Return, keempat karya terakhir justru menimbulkan asosiasi atau nuansa futuristik lewat visual lingkaran yang mewujud dalam bentuk 'lorong waktu'.


Ekspresi Personal

Kurator pameran, Yaksa Agus mengatakan, karya-karya dalam pameran Return merupakan bentuk pengolahan batin sang seniman dalam mengekspresikan kegelisahan-kegelisahannya. Menurutnya, Awang mencoba menerjemahkan inspirasi dari berbagai kehidupan, yang saat direnungkan oleh publik akan menjadi semacam serangkaian pengetahuan.

Tak hanya itu, terselip juga nilai yang bersifat intrinsik muncul dalam setiap karya Awang. Terutama nilai keindahan yang tidak bisa dilepaskan  dari unsur garis, warna, tekstur semu, volume, ruang, dan komposisi, hingga menciptakan visual dengan corak yang khas.

"Kekuatan sifat universal, material, dan struktural hadir dalam setiap karyanya. Dalam seni, penilaian seperti ini disebut penilaian objektif, atau sering pula disebut nilai indrawi, karena perwujudan seni tersebut harus di-indra oleh pengamat ketika melakukan penilaian." katanya.

Karya Awang Behartawan berjudul Waiting for Rain (acrylic on canvas, 95cm,2023). (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Karya Awang Behartawan berjudul Waiting for Rain (acrylic on canvas, 95cm,2023). (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Konsep fraktal yang digunakan oleh Awang menurutnya juga dikenal di Nusantara. Salah satunya dalam dunia pewayangan yang bernama Cakra Manggilingan, atau roda kehidupan. Yaitu konsep hidup laiknya roda yang terus berputar, kadang di atas, kadang berada di bawah, yang berjalan tanpa terputus.

Manifestasi dari Cakra Manggilingan inilah yang kemudian juga tanpa disadari dijadikan pijakan oleh Awang dalam berkarya. Terutama dengan mempertemukan diagram gerakan absolut dan gerakan relatif dari suatu objek dalam lingkungannya, lewat simbol-simbol yang saling berkaitan satu sama lain.

"Fraktal dalam karya-karya Awang juga bisa kita lihat dari gerakan absolut, garis-garis dinamis yang menggambarkan suatu objek yang dapat dipecah-pecah menurut tendensi tertentu. Artinya, gerak visual diwujudkan dalam bentuk-bentuk abstraksi," katanya.

Baca juga: Pameran Tatap Rupa Jadi Pembuktian, Alumni UNJ Enggak Cuma Jago Mendidik Tapi Juga Berkarya

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Rekomendasi 2 Manga Jadul dari Wondry Book Store Blok M Square

BERIKUTNYA

Cek Spesifikasi Hot 40 Pro, Smartphone Rp2 jutaan dari Infinix

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: