Salah satu karya Gatot Pujiarto dalam pameran Stitching Gesture di Jagad Gallery (Sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Gatot Pujiarto Gelar Pameran Tunggal di Jagad Gallery, Gabungkan Seni Tapestri dan Melukis

08 March 2025   |   19:42 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Seniman Gatot Pujiarto kembali turun gunung setelah lama tidak menggelar pameran. Terbaru, perupa asal Malang, Jawa Timur tersebut menghelat seteleng tunggal di Jagad Gallery bertajuk Stitching Gesture pada 22 Februari sampai 23 Maret 2025.

Sesuai tajuknya, pameran ini menghadirkan eksplorasi Gatot dalam menggabungkan teknik tapestri dan lukisan, sehingga menghasilkan bentuk expanded painting yang unik. Tapestri  adalah karya seni yang dibuat dengan menenun benang-benang menjadi pola dan gambar. 

Baca juga: Melihat Keunikan 'Kertas' dalam Pameran The Paper Menagerie di ISA Art Gallery

Gatot mengatakan, senarai karya yang ditampilkan dalam seteleng ini adalah hasil terbaru perluasan karyanya di bidang seni rupa. Karya-karya yang ditampilkan mayoritas menggabungkan teknik menjahit manual, kolase, dan melukis dengan warna dan corak arkaik.

"Pameran di Jagad ini secara tematik hampir mirip dengan pameranku saat di Shanghai. Saya membawa karya-karya besar, dengan teknik menjahit kanvas atau bisa dibilang tapestri," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.

Pada seteleng ini, Gatot juga memboyong 2 karya tapestri bertajuk Mimpi (2024) dan Berburu Emas (2025). Pada karya pertama dia menggambar manusia, hewan, pohon, dan burung secara acak. Garis, lengkung dan guratan figur ini juga dari benang yang disusun sedemikian rupa. 
 

Zoom out karya Mimpi (2024) dalam pameran Stitching Gesture di Jagad Gallery (sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Zoom out karya Mimpi (2024) dalam pameran Stitching Gesture di Jagad Gallery (sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Sementara itu, karya kedua Gatot justru memilin benang dan kain perca di atas kanvas yang robek. Ada lubang dan bayangan dari kain yang disusun  di sana, seperti lubang dari lapisan-lapisan tanah yang terus digali. Karya ini juga tampil seperti trimatra. 

Gatot mengungkap dalam proses kreatifnya membuat karya tapestri memang membutuhkan waktu lama. Karya Mimpi yang berukuran sekitar 2x4 meter, misal membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan. Oleh karena itu tidak banyak karya tapestri yang dipacak dalam pameran ini. 

Proses pembuatannya dimulai dengan menempelkan kolase perca pada permukaan kanvas. Arkian citra pada permukaan kanvas direspon menggunakan benang dan jahitan tangan. Saat menjahit benang dan perca, Gatot mengaku bekerja secara intuitif.

"Saat berkarya saya tidak pernah mengawalinya dengan sket, jadi langsung jalan saja. Waktu berkarya saya mengandaikan seperti sedang bermain-main, oleh karena itu visual yang timbul kadangkala acak," imbuhnya. 
 

Expanded Painting 

Kurator Asmudjo Jono Irianto mengatakan, karya tapestri Gatot merupakan pintu masuk untuk memahami konteks dan nilai penting pengkaryaan sang seniman. Termasuk memahami senarai karya expanded painting yang juga ditampilkan dalam pameran ini.

Asmudjo menjelaskan, agak sulit menemukan padanan kata expanded painting dalam bahasa Indonesia. Terjemahan secara harfiah frasa tersebut yang berarti “lukisan meluas” juga tampaknya kurang tepat. Oleh karena itu dia tetap menggunakan saja istilah bahasa Inggrisnya. 

Menurut Asmudjo ada 2 lapis motif karya tapestri Gatot. Pertama adalah penggunaan benang dan kain untuk mempersoalkan hierarki medium dalam seni rupa modern; kedua pemanfaatan material sisa (waste) menjadi karya seni (upcycle), yang merepresentasikan persoalan ekologis. 

"Dalam pameran ini kedua motif tersebut dimanfaatkan sebagai strategi dan kemungkinan “perluasan” seni lukis kontemporer Indonesia alias sebagai expanded painting," katanya. 
 

ajaj

Sejumlah karya Gatot Pujiarto dalam pameran Stitching Gesture di Jagad Gallery (sumber gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Refleksi tersebut misal, hadir dalam karya bertajuk Kaum FOMO (acrylic, thread on canvas 150 x 200 cm, 2025). Hadir dengan tanah, lukisan ini tampil ekspresif dengan sapuan kuas yang masih dominan, akan tetapi ada pula sentuhan minimal jahitan benang yang tersebar di beberapa bagian.

Ada juga seri karya Cerita Lampau #1 dan #2. Lukisan ini menggambarkan interaksi antara goresan cat dan jahitan benang. Ada keseimbangan medium yang ilusi (goresan di kanvas) dan realitas material dari berbagai jenis benang yang digunakan sang seniman, yang akhirnya membentuk objek. 

"Karya-karya expanded painting Gatot tetap berakar pada gagasan lukisan. Dia [hanya] mengeksplorasi kemungkinan baru dalam medium ini tanpa sepenuhnya meninggalkan identitas dasarnya," imbuhnya.

Baca juga: Seniman Lintas Generasi Gelar Pameran Marhaban ya Ramadan di Neo Gallery 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sinopsis Anime Mobile Suit Gundam GQuuuuuuX, Tayang di Prime Video April 2025

BERIKUTNYA

Rekomendasi 9 Drama China Terbaik untuk Penonton Baru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: