7 Fakta Menarik Penyelenggaraan Pemilu di Berbagai Negara
14 February 2024 |
13:55 WIB
Hari ini, Rabu, 14 Februari 2024, masyarakat Indonesia menggunakan hak suaranya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Pesta demokrasi ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk menentukan presiden dan wakil rakyat pilihannya untuk 5 tahun ke depan, termasuk memilih para wakil rakyat.
Pemilu menjadi salah satu cara menentukan pemimpin di Indonesia secara adil dan demokratis. Warga negara tentunya diharapkan dapat ikut serta menyalurkan hak suara untuk bisa bersama-sama menentukan pemimpin Bangsa.
Baca juga: Menengok Outfit Capres & Cawapres Saat ke TPS Pemilu 2024
Baca juga: Menengok Outfit Capres & Cawapres Saat ke TPS Pemilu 2024
Pemilu tentunya tak hanya terjadi di Indonesia. Sejumlah negara juga menggunakan cara yang sama untuk menentukan calon pemimpin dan anggota legislatif bagi negara mereka. Penyelenggaraan Pemilu di berbagai negara pun berlangsung dengan tradisi yang unik.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah fakta menarik penyelenggaraan Pemilu di berbagai negara.
1. Hari Pemilu yang Beragam
Di Indonesia, Pemilu selalu diadakan pada hari Rabu dan biasanya akan menjadi hari libur nasional. Di sejumlah negara, Pemilu berlangsung pada hari yang berbeda-beda. Di Kanada misalnya, warga negara akan menggunakan hak suaranya pada Senin, sedangkan di Inggris pada Kamis.
Sementara di Australia dan Selandia Baru, Pemilu berlangsung pada Sabtu. Adapun, di Amerika Serikat, Pemilu biasanya berlangsung pada hari Selasa.
2. Warga Australia Didenda jika Golput
Memberikan suara pada Pemilu di Indonesia merupakan hak untuk setiap warga negara, dan bukan kewajiban yang dipaksakan. Sebaliknya, di Australia, seluruh warganya diwajibkan untuk memberikan suara saat Pemilu.
Siapapun yang tidak hadir pada Hari Pemilihan akan didenda AU$20. Jika tak bisa membayar denda, warga Australia diancam akan mendapatkan hukuman yang lebih berat dan hingga mengakibatkan tuntutan perdata.
3. Anak Berusia 16 Tahun Bisa Memilih
Di Indonesia, untuk dapat berpartisipasi dalam Pemilu disyaratkan minimal berusia 17 tahun. Namun hal itu tidak berlaku di beberapa negara. Di Brasil, Austria, Nikaragua, dan Argentina, warga berusia 16 tahun ke atas sudah mendapatkan hak suara untuk memilih. Begitupun di Jerman dan Skotlandia yang menetapkan ketentuan serupa.
Ketentuan tersebut diambil oleh sejumlah negara untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memilih, sekaligus mulai terlibat dalam Pemilihan Umum seiring dengan bertambahnya usia para pemilih. Selain itu, remaja yang berpartisipasi dalam pemilu juga dianggap memiliki informasi yang sama mengenai kandidat dan isu-isu yang ada seperti warga yang lebih tua.
4. Memberikan Suara Secara Online
Sejak 2005, masyarakat Estonia dapat memilih secara online dibandingkan harus mengantri di TPS setempat. Meski pemungutan suara secara langsung masih lebih populer, pada pemilu parlemen tahun 2023, lebih dari separuh pemilih di negara itu memanfaatkan sistem pemungutan suara online.
Baca juga: Film & Serial Tentang Pemilihan Umum yang Bisa Jadi Tontonan Libur Pemilu 2024
Baca juga: Film & Serial Tentang Pemilihan Umum yang Bisa Jadi Tontonan Libur Pemilu 2024
Sistem di Estonia dapat diterapkan karena setiap warga negara menerima kartu identitas dan PIN yang dapat dipindai, yang dapat digunakan untuk memenuhi sejumlah tanggung jawab sipil, mulai dari mengajukan pajak hingga membayar denda perpustakaan. Meskipun kartu identitas dan PIN warga Estonia digunakan untuk mengonfirmasi identitasnya pada Hari Pemilihan, pemungutan suara itu akan dienkripsi, sehingga menjadikannya anonim.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.