Sentuhan Keindahan Flora & Fauna dalam Desain Fesyen Karya Anak Bangsa
14 February 2024 |
10:00 WIB
Keindahan serta keunikan flora dan fauna yang ada di alam semesta sering kali menjadi inspirasi bagi para desainer dalam merancang fesyen mereka. Untuk mempercantik karyanya sekaligus menegaskan ciri khas nusantara, tak sedikit yang memberikan sentuhan wastra Nusantara di dalam desain fesyennya tersebut.
Salah satu desainer yang menonjolkan keindahan flora dan fauna dalam karyanya adalah Aldri Indrayana. Pria yang menjadi Creative Director Aldrie by L ini memang telah menyukai perlambangan flora dan fauna sejak kecil.
Tak heran bila dia acap kali memberi sentuhan tersebut pada desainnya, seperti yang terlihat dalam koleksi rancangannya berjudul Introduction of the World of Aldrie, yang ditampilkan dalam BRICS+ Fashion Summit di Moskow, Rusia.
Baca juga: Ketika Keindahan Wastra Lombok Berpadu Harmonis dalam Augmented Realty
Partisipasi desainer yang merupakan member Indonesian Fashion Chamber Surabaya dalam perhelatan bergengsi ini diharapkan dapat memperkuat pemasaran produk fesyen Indonesia yang potensial memasuki pasar Moskow. Selain itu, langkah ini diharapkan bisa membuka jalan bari desainer lokal untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulannya.
Aldri mengatakan di dalam koleksinya kali ini, dia ingin menonjolkan ragam fauna seperti naga, koi terbang, sampai semut raksasa yang digabungkan dengan teknik fabric manipulation seperti slashing dan menggunakan teknik payet. Rancangan busana ini memiliki kesan dark minimalist tapi tetap avant garde dan wearable.
“Saya membawa 30 looks yang terbagi untuk wanita dan pria. Ini merupakan versi penyempurnaan yang cukup berbeda dari 30 looks best seller aldrie dari awal berdiri sampai saat ini,” tuturnya.
Untuk koleksi tersebut, aldrie berkolaborasi dengan kain songket Ilham Bahari untuk lebih menunjukkan identitasnya sebagai Proud Indonesian Citizen. Aldrie juga berkolaborasi dengan IDIG ITS untuk membuat aksesori 3D print yang unik dan memukau. Sementara itu, untuk menambah kesan dramatis dalam koleksinya, Aldrie bersinergi dengan The Theme untuk aksesori.
Selain kain songket, Aldrie juga menggunakan kain katun, wol, dan linen sebagai material utama. Dari siluet, rancangan yang ditampilkan terkesan relax dan oversize dengan aksentuasi pada beberapa bagian busana. Permainan warna mengarah lebih dark untuk memberi kesan misterius dan elegan.
Adapun, BRICS+ FASHION SUMMIT merupakan debut brand Aldrie untuk menampilkan koleksi avant garde-nya di luar Indonesia. Keikutsertaan Aldrie di acara skala global ini melalui proses kurasi dari pihak Rusia.
Keunikan dan keindahan flora Indonesia juga berhasil diaplikasikan secara apik oleh dua mahasiswa program studi D4 Tata Rias dan Busana Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, melalui koleksi eksklusif berjudul Connected di panggung mode nasional, Fashion Parade 1 Spotlight Indonesia.
Istilah Connected sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya terhubung. Tema ini merangkum esensi keunikan dan keterhubungan antara keindahan alam Jawa Barat. khususnya melalui dua elemen utama yakni Bunga Patrakomala dan Kaldera Gunung Galunggung.
Kedua inspirasi tersebut dikolaborasikan dengan keindahan batik cap Garutan khas Jawa Barat sehingga menambah kesan otentik dan eksotik pada koleksi busana. Menariknya, wujud Bunga Patrakomala tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk kerajinan crochet yang dijadikan sebagai aksen pada busana sehingga memberi kesan anggun dan chic.
Sementara itu, keindahan alam Kaldera Gunung Galunggung diinterpretasikan ke dalam tampilan kerajinan tapestry yang estetik. Karya tapestry dan crochet ini menjadi point of interest yang menarik pada keseluruhan koleksi busana.
Koleksi busana ini menghadirkan 8 looks women’s wear yang mengacu pada Fashion Trend Forecasting 2023-2024 Co-Exist tema “The Survivors” dengan nuansa retro dalam balutan gaya logic dan optimistic. Ornamen motif bunga, abstrak, dan geometris menghiasi koleksi yang 40% mengusung konsep upcycling dari kain dan pakaian bekas menjadi bentuk tampilan baru dengan siluet H, I dan T.
Baca juga: Berkenalan dengan Dua Desainer Cilik Indonesia yang Tampil di Ajang Fashion Show Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Salah satu desainer yang menonjolkan keindahan flora dan fauna dalam karyanya adalah Aldri Indrayana. Pria yang menjadi Creative Director Aldrie by L ini memang telah menyukai perlambangan flora dan fauna sejak kecil.
Tak heran bila dia acap kali memberi sentuhan tersebut pada desainnya, seperti yang terlihat dalam koleksi rancangannya berjudul Introduction of the World of Aldrie, yang ditampilkan dalam BRICS+ Fashion Summit di Moskow, Rusia.
Baca juga: Ketika Keindahan Wastra Lombok Berpadu Harmonis dalam Augmented Realty
Partisipasi desainer yang merupakan member Indonesian Fashion Chamber Surabaya dalam perhelatan bergengsi ini diharapkan dapat memperkuat pemasaran produk fesyen Indonesia yang potensial memasuki pasar Moskow. Selain itu, langkah ini diharapkan bisa membuka jalan bari desainer lokal untuk memperkenalkan dan memasarkan produk unggulannya.
Aldri mengatakan di dalam koleksinya kali ini, dia ingin menonjolkan ragam fauna seperti naga, koi terbang, sampai semut raksasa yang digabungkan dengan teknik fabric manipulation seperti slashing dan menggunakan teknik payet. Rancangan busana ini memiliki kesan dark minimalist tapi tetap avant garde dan wearable.
“Saya membawa 30 looks yang terbagi untuk wanita dan pria. Ini merupakan versi penyempurnaan yang cukup berbeda dari 30 looks best seller aldrie dari awal berdiri sampai saat ini,” tuturnya.
Untuk koleksi tersebut, aldrie berkolaborasi dengan kain songket Ilham Bahari untuk lebih menunjukkan identitasnya sebagai Proud Indonesian Citizen. Aldrie juga berkolaborasi dengan IDIG ITS untuk membuat aksesori 3D print yang unik dan memukau. Sementara itu, untuk menambah kesan dramatis dalam koleksinya, Aldrie bersinergi dengan The Theme untuk aksesori.
Selain kain songket, Aldrie juga menggunakan kain katun, wol, dan linen sebagai material utama. Dari siluet, rancangan yang ditampilkan terkesan relax dan oversize dengan aksentuasi pada beberapa bagian busana. Permainan warna mengarah lebih dark untuk memberi kesan misterius dan elegan.
Adapun, BRICS+ FASHION SUMMIT merupakan debut brand Aldrie untuk menampilkan koleksi avant garde-nya di luar Indonesia. Keikutsertaan Aldrie di acara skala global ini melalui proses kurasi dari pihak Rusia.
(Sumber gambar : spotlight)
Istilah Connected sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya terhubung. Tema ini merangkum esensi keunikan dan keterhubungan antara keindahan alam Jawa Barat. khususnya melalui dua elemen utama yakni Bunga Patrakomala dan Kaldera Gunung Galunggung.
Kedua inspirasi tersebut dikolaborasikan dengan keindahan batik cap Garutan khas Jawa Barat sehingga menambah kesan otentik dan eksotik pada koleksi busana. Menariknya, wujud Bunga Patrakomala tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk kerajinan crochet yang dijadikan sebagai aksen pada busana sehingga memberi kesan anggun dan chic.
Sementara itu, keindahan alam Kaldera Gunung Galunggung diinterpretasikan ke dalam tampilan kerajinan tapestry yang estetik. Karya tapestry dan crochet ini menjadi point of interest yang menarik pada keseluruhan koleksi busana.
Koleksi busana ini menghadirkan 8 looks women’s wear yang mengacu pada Fashion Trend Forecasting 2023-2024 Co-Exist tema “The Survivors” dengan nuansa retro dalam balutan gaya logic dan optimistic. Ornamen motif bunga, abstrak, dan geometris menghiasi koleksi yang 40% mengusung konsep upcycling dari kain dan pakaian bekas menjadi bentuk tampilan baru dengan siluet H, I dan T.
Baca juga: Berkenalan dengan Dua Desainer Cilik Indonesia yang Tampil di Ajang Fashion Show Dunia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.