Koleksi Metakultur Agnez Olivia (sumber gambar : Spotlight/ IFC)

Ketika Keindahan Wastra Lombok Berpadu Harmonis dalam Augmented Realty

07 February 2024   |   19:23 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Industri mode terus mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang dihadirkan oleh sejumlah desainer. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi yang disadingkan dengan rancangan koleksi busana dari desainer tersebut.

Salah satunya tampak dalam koleksi fesyen bertajuk Metakultur yang diusung desainer Agnez Olivia berkolaborasi dengan Dope Lab perfume. Agnez memadukan secara harmonis antara konsep futuristic dengan wastra nusantara melalui keindahan tenun Suku Sasak Sade Lombok.

Melalui koleksinya tersebut, Agnez membawa kekayaan budaya nasional melalui medium fesyen interaktif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Menurut Agnez, konsep yang diusungnya tersebut tidak hanya menjawab tuntutan gaya hidup masyarakat di era Industri 4.0 dan masyarakat 5.0, tetapi juga menjadi jembatan antara dunia maya dan dunia nyata.

“Koleksi ini ingin menggabungkan teknologi wearable seperti Augmented Reality dan Electro Fashion dengan kearifan lokal. Nama ‘Metakultur’ bukan hanya merujuk pada Meta sebagai konsep Metaverse, tetapi juga memiliki arti lain yaitu mengajak untuk bertemu dengan suatu kultur,” ujarnya.

Baca juga:   Jakarta Fashion Trend 2024 Angkat Tema Cyber-Xotic, Padukan Wastra dan Digital

Dalam koleksinya kali ini, Agnez memadukan antara elemen-elemen tradisional seperti kain tenun Sasak Sade dan Ilustrasi motif yang menggambarkan budaya Sade, untuk kemudian dihidupkan melalui penggunaan wearable technology seperti augmented reality.

 Pengguna maupun penonton yang melihatnya dapat menikmati pengalaman interaktif saat melakukan scan motif gambar pada busana dan menikmati teknologi augmented reality (AR) yang ditampilkan sehingga mampu memanjakan indera.

Selain itu, pengguna serta penonton yang mengakses teknologi AR ini dapat membagikannya melalui sosial media mereka, sehingga akan meningkatkan ‘awareness’ sekaligus membantu mempromosikan berbagai budaya dari suku Sasak Sade. 

“Ada kisah dan nilai-nilai luar biasa dari Suku Sasak Sade Lombok yang dipersembahkan di balik setiap potongan busana dalam koleksi ini. Nilai-nilai tradisi yang kaya ini berpadu harmonis dengan inovasi teknologi,” terangnya.

Penggunaan teknologi wearable ini menampilkan harmoni yang menyeluruh dengan mengangkat kearifan lokal suku Sasak Sade. Dari pencahayaan LED yang mempesona hingga integrasi mikrokontroler Arduino, seolah ingin menunjukkan bahwa koleksi ini bukan sekadar pameran estetika visual, melainkan representasi identitas lokal suku Sasak Sade dalam bentuk fesyen kontemporer.

Menurut Agnez, adanya implementasi teknologi seperti electronic fashion dan augmented reality tidak sekadar sebagai ornamen futuristik. Sebab, di dalam koleksi "Metakultur" ini, teknologi menjadi pendorong pengalaman sensori yang mendalam, memperkaya relasi pengguna dengan produknya secara visual, sensorik, dan kognitif.

“Pengalaman ini bukan sekadar tentang melihat atau merasakan, melainkan tentang perubahan paradigma dalam interaksi manusia dengan busana,” tuturnya.

Agnez berharap kehadiran koleksi interaktif yang belum banyak tersedia di pasaran ini, dapat menjadi langkah maju pengembangan industri fesyen di Indonesia sekaligus membawa keberagaman budaya Indonesia ke panggung global melalui inovasi teknologi dalam fesyen.

“Di tengah eksplorasi produk EKRAF, koleksi "Metakultur" menjanjikan sebuah perjalanan yang menakjubkan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan,” jelasnya.

Baca juga:   Keren, Kain Wastra & Selimut Nusantara Berhasil Mejeng di Museum Louvre Paris

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

5 Shio yang Diprediksi Bakal Sial pada Tahun Naga Kayu 2024, Waspada Yuk!

BERIKUTNYA

Teknologi AI Kian Masif, Begini Peluang Jasa Konsultan IT pada Era Disrupsi 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: