Ilustrasi anak dengan anemia (Sumber gambar: Freepik)

Kenali Faktor Penyebab Anemia yang Berdampak pada Tumbuh Kembang Anak

14 February 2024   |   11:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Anemia merupakan masalah kesehatan serius yang dihadapi masyarakat dunia, terutama pada anak-anak. Secara umum, anemia terjadi ketika seseorang kekurangan jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang cukup untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh.

Hingga saat ini, Indonesia juga masih menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Menurut data Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setidaknya, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.

Salah satu faktor penyebab masih tingginya kasus anemia di Indonesia disebabkan penyakit ini terjadi tanpa gejala. Selain itu, orang tua juga kurang memahami pentingnya pencegahan anemia sejak dini, sehingga mereka menganggap sambil lalu gejala-gejala yang muncul. 

Baca juga: Kenali Bahaya Anemia untuk Remaja Putri, Berisiko Tingkatkan Stunting

Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa 50 persen orang tua tidak menyadari bahwa anemia dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak. Selain itu 33 persen lainnya  tidak mengerti makanan apa saja yang kaya zat besi untuk mencegah defisiensi zat tersebut di dalam tubuh. 

Melihat kondisi tersebut, peran edukasi sebagai upaya pencegahan sangat penting untuk dilakukan. Melalui World Anemia Awareness Day yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 13 Februari juga diharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tindakan pencegahan anemia dan kekurangan zat besi. 
 

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Ulul Albab mengatakan bahwa perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa lima tahun pertama kehidupan anak untuk mendukung mengoptimalkan perkembangan otaknya adalah zat besi. 

Adapun, salah satu cara untuk mencegah anemia defisiensi zat besi pada anak di bawah lima tahun, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh hingga 2 kali lipat, juga dibutuhkan kombinasi antara zat besi dan vitamin C. 

"Jika anak kekurangan asupan harian zat besi, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan dampak negatif permanen, terutama pada perkembangan kognitif atau otak anak,"katanya.

Selain itu, susu pertumbuhan juga diketahui sebagai minuman protein hewani yang padat gizi dan diperlukan terutama di masa tumbuh kembang. Sehingga, susu pertumbuhan yang terfortifikasi tinggi zat besi yang dikombinasikan dengan vitamin C juga dapat bermanfaat untuk pencegahan anemia,

Sebab, pada masa lima tahun pertama kehidupannya anak perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi penting seperti zat besi untuk mendukung tumbuh kembang optimal, baik dari segi fisik maupun kecerdasan kognitif atau otaknya. 

Peringatan World Anemia Awareness Day juga diharap bisa menjadi momentum untuk bersama-sama memberikan perhatian serius terhadap permasalahan anemia, khususnya anemia pada anak. Sebab, jika tidak ditanggulangi dengan baik, hal ini dapat mengancam masa depan mereka sebagai generasi penerus bangsa dan bisa menghambat terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045.

“Selain zat besi, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang tinggi zat besi dan dikombinasikan dengan vitamin C," imbuhnya.

Setali tiga uang, Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin pun turut mendukung peningkatan edukasi anemia di masyarakat. Salah satunya dengan menghadirkan platform digital 'Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak' yang dapat diakses di laman internet yang mereka buat. 

Selain untuk mempermudah akses dan memperluas jangkauan edukasi, platform kanal digital tersebut diluncurkan karena adanya penetrasi penggunaan internet di Indonesia semakin pesat. "Ini juga berangkat dari riset bahwa konten mengenai kesehatan paling banyak dikunjungi masyarakat Indonesia,termasuk didalamnya tentang kesehatan anak,”katanya.

Baca juga: Ini Alasan Kalian Enggak Boleh Remehkan Anemia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rararia Jadi Penggung Kolektif untuk Kemajuan Musisi Indie

BERIKUTNYA

Game Granblue Fantasy: Relink Terjual 1 Juta Kopi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: