Kenali Bahaya Anemia untuk Remaja Putri, Berisiko Tingkatkan Stunting
11 August 2023 |
17:16 WIB
1
Like
Like
Like
Anemia merupakan kondisi kesehatan serius yang dapat berdampak signifikan terhadap kesejahteraan seseorang, terutama pada remaja putri. Anemia terjadi ketika tubuh kekurangan jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang cukup untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh.
Keadaan ini memiliki dampak jangka panjang yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, bahkan berpotensi menyebabkan stunting pada remaja putri. Penyakit dengan gejala umum 3L (Lemah, Letih, Lesu) ini tentu menghambat produktivitas seseorang yang sedang mengidapnya.
Bahkan, baru-baru ini ditemukan riset yang menyebut sebanyak 29 persen putri usia remaja di Semarang, Jawa Tengah terindikasi mengalami anemia berdasarkan data hasil skrining yang dilakukan Dinkes Kota Semarang selama periode Desember 2022 hingga Juni 2023.
Data dari Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan bahwa 32 persen remaja putra dan putri mengalami anemia. Hal ini menunjukkan bahwa anemia dapat menjangkiti semua kategori tanpa terkecuali. Masa remaja sendiri adalah fase dimana fisik mengalami perkembangan menuju dewasa dan membuat tubuh harus menerima lebih banyak zat khususnya vitamin yang menambah sel darah.
Baca juga: Ini Alasan Kalian Enggak Boleh Remehkan Anemia
Hasil persentase yang cukup tinggi ini perlu menjadi perhatian banyak pihak untuk mensosialisasikan anemia sejak usia remaja. Penderita anemia pada usia remaja menyalurkan dampak negatif baik itu kerentanan kesehatan, pertumbuhan, serta efek dalam jangka panjang.
Bahkan anemia mempunyai dampak berbahaya pada remaja putri yang sedang dalam keadaan hamil. Salah satu efek anemia saat kehamilan adalah risiko berat badan rendah pada bayi yang akan lahir atau lebih dikenal dengan istilah stunting. Khusus pada remaja putri, sel darah merah berperan penting untuk memperbarui sel darah yang terkikis oleh faktor tertentu seperti contohnya periode rutin menstruasi.
Sel darah merah menjadi zat berperan sangat penting bagi seseorang yang sedang dalam kehamilan. Sehingga kondisi anemia menjadi tanda waspada bagi kesehatan ibu dan anak. Risiko terhambatnya tumbuh kembang anak dan kerentanan terhadap penyakit lainnya menjadi hal yang harus dihindari oleh para wanita usia remaja terlebih bagi yang sedang hamil.
Salah satu langkah mengatasi anemia yang telah diterapkan adalah pemberian tablet tambah darah. Tablet ini dapat diperoleh di layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, bahkan di apotik terdekat.
Bahkan, penyaluran suplemen ini dapat ditemukan pada program sosialisasi yang diadakan di sekolah-sekolah yang bertujuan untuk pengenalan anemia pada usia remaja khususnya remaja putri yang notabene memerlukan sel darah merah dan zat besi yang lebih banyak daripada laki-laki.
Tablet tambah darah yang ramai di pasaran umumnya dikonsumsi satu tablet per hari. Namun, terdapat alternatif lain bagi kalian yang sedang mengurangi obat-obatan, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti daging merah, bayam, dan buah naga untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dapat mengurangi risiko anemia.
Pelayanan serta fasilitas kesehatan berperan penting untuk mengatasi anemia. Anemia dapat ditanggulangi dengan berbagai cara baik melalui tindakan medis seperti obat-obatan/suplemen maupun melalui konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi untuk menambah darah.
Baca juga: 5 Manfaat Buah Menteng untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Anemia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Keadaan ini memiliki dampak jangka panjang yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, bahkan berpotensi menyebabkan stunting pada remaja putri. Penyakit dengan gejala umum 3L (Lemah, Letih, Lesu) ini tentu menghambat produktivitas seseorang yang sedang mengidapnya.
Bahkan, baru-baru ini ditemukan riset yang menyebut sebanyak 29 persen putri usia remaja di Semarang, Jawa Tengah terindikasi mengalami anemia berdasarkan data hasil skrining yang dilakukan Dinkes Kota Semarang selama periode Desember 2022 hingga Juni 2023.
Data dari Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan bahwa 32 persen remaja putra dan putri mengalami anemia. Hal ini menunjukkan bahwa anemia dapat menjangkiti semua kategori tanpa terkecuali. Masa remaja sendiri adalah fase dimana fisik mengalami perkembangan menuju dewasa dan membuat tubuh harus menerima lebih banyak zat khususnya vitamin yang menambah sel darah.
Baca juga: Ini Alasan Kalian Enggak Boleh Remehkan Anemia
Hasil persentase yang cukup tinggi ini perlu menjadi perhatian banyak pihak untuk mensosialisasikan anemia sejak usia remaja. Penderita anemia pada usia remaja menyalurkan dampak negatif baik itu kerentanan kesehatan, pertumbuhan, serta efek dalam jangka panjang.
Bahkan anemia mempunyai dampak berbahaya pada remaja putri yang sedang dalam keadaan hamil. Salah satu efek anemia saat kehamilan adalah risiko berat badan rendah pada bayi yang akan lahir atau lebih dikenal dengan istilah stunting. Khusus pada remaja putri, sel darah merah berperan penting untuk memperbarui sel darah yang terkikis oleh faktor tertentu seperti contohnya periode rutin menstruasi.
Sel darah merah menjadi zat berperan sangat penting bagi seseorang yang sedang dalam kehamilan. Sehingga kondisi anemia menjadi tanda waspada bagi kesehatan ibu dan anak. Risiko terhambatnya tumbuh kembang anak dan kerentanan terhadap penyakit lainnya menjadi hal yang harus dihindari oleh para wanita usia remaja terlebih bagi yang sedang hamil.
Salah satu langkah mengatasi anemia yang telah diterapkan adalah pemberian tablet tambah darah. Tablet ini dapat diperoleh di layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, bahkan di apotik terdekat.
Bahkan, penyaluran suplemen ini dapat ditemukan pada program sosialisasi yang diadakan di sekolah-sekolah yang bertujuan untuk pengenalan anemia pada usia remaja khususnya remaja putri yang notabene memerlukan sel darah merah dan zat besi yang lebih banyak daripada laki-laki.
Tablet tambah darah yang ramai di pasaran umumnya dikonsumsi satu tablet per hari. Namun, terdapat alternatif lain bagi kalian yang sedang mengurangi obat-obatan, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti daging merah, bayam, dan buah naga untuk memenuhi kebutuhan gizi yang dapat mengurangi risiko anemia.
Pelayanan serta fasilitas kesehatan berperan penting untuk mengatasi anemia. Anemia dapat ditanggulangi dengan berbagai cara baik melalui tindakan medis seperti obat-obatan/suplemen maupun melalui konsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi untuk menambah darah.
Baca juga: 5 Manfaat Buah Menteng untuk Kesehatan, Salah Satunya Mencegah Anemia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.