Ini Alasan Kalian Enggak Boleh Remehkan Anemia
26 June 2022 |
20:47 WIB
Kata anemia mungkin sudah begitu akrab di telinga kita. Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin— zat yang bertugas mengikat oksigen—dalam darah berada di bawah ambang batas normal. Dalam bahasa masyarakat awam, anemia disebut juga dengan kekurangan darah. Kendati sudah cukup dikenal di masyarakat, angka penderita anemia rupanya masih tinggi.
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 6 November 2016, data riset kesehatan dasar 2013 menunjukkan, 1 dari 5 orang Indonesia berisiko mengalami anemia. Mengapa hal itu bisa tejadi? Menurut Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia Yustina Anie Indriastuti, orang Indonesia lebih banyak mengonsumsi zat besi ketimbang bahan pangan nabati.
Padahal, bahan nabati seperti daun singkong, bayam, dan kangkung lebih sulit diserap tubuh ketimbang zat besi dari bahan pangan hewani. “Selain akibat kekurangan zat besi, faktor lain yang bisa mempengaruhi adalah asupan vitamin B12 dan asam folat,” ujarnya.
Baca juga: 3 Minuman Ini Bisa Kurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi
Padahal, jika dibiarkan terus menerus kondisi anemia bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Yustina menjelaskan anemia akan menyerang kebugaran dan daya tahan tubuh. Akibat daya tubuh yang merosot, akhirnya bisa memicu terjadinya infeksi. Selain itu, produktivitas biasanya juga menurun akibat tubuh yang mudah lelah.
“Anemia bisa menurunkan produktivitas kerja hingga 20% atau sekitar 6,5 jam per minggu,” tambahnya.
Selain melalui beragam sayuran seperti bayam dan kangkung, zat besi juga bisa diperoleh melalui sumber pangan hewani seperti hati ayam, daging sapi, ikan, dan daging ayam. Selain itu, Yustina juga menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.
Keguguran dapat terjadi karena kurangnya oksigen yang memicu sesak napas. “Manfaat zat besi itu kan untuk mengalirkan oksigen , sehingga apabila oksigennya berkurang jadi pada kasus kehamilan itu bisa berdampak pada keguguran,” katanya.
Dia menjelaskan zat besi penting peranannya bagi ibu hamil, karena zat besi yang kurang membuat energi yang diperlukan sel otot rahim juga kurang, sehingga otot rahim menjadi lemah. Menurut Yustina, pola makan yang salah biasanya membuat ibu hamil rentan mengalami kekurangan darah.
Untuk itu, selain mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi baik dari bahan pangan nabati dan hewani, ibu hamil juga diperbolehkan meminum suplemen penambah darah. Namun, hal ini harus seiring dengan pengawasan dokter.
Baca juga: Dari Anemia hingga Mudah Sakit, Ini 5 Tanda Ibu Hamil Kurang Gizi
Adapun dosisnya biasanya 1 kali per hari. Yustina juga menyarankan agar tidak langsung mengonsumsi teh, kopi, atau susu setelah makan. Pasalnya, beragam jenis minuman tersebut dapat mempersulit penyerapan zat besi pada tubuh.
Editor: Dika Irawan
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 6 November 2016, data riset kesehatan dasar 2013 menunjukkan, 1 dari 5 orang Indonesia berisiko mengalami anemia. Mengapa hal itu bisa tejadi? Menurut Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia Yustina Anie Indriastuti, orang Indonesia lebih banyak mengonsumsi zat besi ketimbang bahan pangan nabati.
Padahal, bahan nabati seperti daun singkong, bayam, dan kangkung lebih sulit diserap tubuh ketimbang zat besi dari bahan pangan hewani. “Selain akibat kekurangan zat besi, faktor lain yang bisa mempengaruhi adalah asupan vitamin B12 dan asam folat,” ujarnya.
Baca juga: 3 Minuman Ini Bisa Kurangi Risiko Tekanan Darah Tinggi
Gejala 5L
Saat terjangkit anemia, tubuh biasanya akan mengalami gejala yang disebut 5L, yakni lesu, letih, lemah, lelah, dan lalai. Bila seseorang mengalami lima tkaliantkalian tersebut, Yustina menyarankan untuk segera memeriksakan diri. Sayangnya, banyak orang yang mengabaikan gejala anemia tersebut.Padahal, jika dibiarkan terus menerus kondisi anemia bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Yustina menjelaskan anemia akan menyerang kebugaran dan daya tahan tubuh. Akibat daya tubuh yang merosot, akhirnya bisa memicu terjadinya infeksi. Selain itu, produktivitas biasanya juga menurun akibat tubuh yang mudah lelah.
“Anemia bisa menurunkan produktivitas kerja hingga 20% atau sekitar 6,5 jam per minggu,” tambahnya.
Pencegahan
Untuk mencegah anemia, kuncinya adalah menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan berolahraga. Jika diperlukan, Yustina juga menyarankan untuk mengonsumsi suplemen penambah darah.Selain melalui beragam sayuran seperti bayam dan kangkung, zat besi juga bisa diperoleh melalui sumber pangan hewani seperti hati ayam, daging sapi, ikan, dan daging ayam. Selain itu, Yustina juga menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C karena dapat membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.
Ibu hamil
Dokter Umum Evoni Kawiharja mengatakan perempuan membutuhkan lebih banyak zat besi ketimbang pria karena adanya siklus menstruasi serta masa kehamilan. Cadangan zat besi dalam tubuh perempuan pun lebih sedikit dibandingkan dengan pria. Menurut dia, kondisi anemia berdampak negatif bagi perempuan hamil yaitu dapat memicu terjadinya pendarahan, kematian ibu, keguguran, hingga bayi berat lahir rendah (BBLR).Keguguran dapat terjadi karena kurangnya oksigen yang memicu sesak napas. “Manfaat zat besi itu kan untuk mengalirkan oksigen , sehingga apabila oksigennya berkurang jadi pada kasus kehamilan itu bisa berdampak pada keguguran,” katanya.
Dia menjelaskan zat besi penting peranannya bagi ibu hamil, karena zat besi yang kurang membuat energi yang diperlukan sel otot rahim juga kurang, sehingga otot rahim menjadi lemah. Menurut Yustina, pola makan yang salah biasanya membuat ibu hamil rentan mengalami kekurangan darah.
Untuk itu, selain mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi baik dari bahan pangan nabati dan hewani, ibu hamil juga diperbolehkan meminum suplemen penambah darah. Namun, hal ini harus seiring dengan pengawasan dokter.
Baca juga: Dari Anemia hingga Mudah Sakit, Ini 5 Tanda Ibu Hamil Kurang Gizi
Adapun dosisnya biasanya 1 kali per hari. Yustina juga menyarankan agar tidak langsung mengonsumsi teh, kopi, atau susu setelah makan. Pasalnya, beragam jenis minuman tersebut dapat mempersulit penyerapan zat besi pada tubuh.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.