Jangan Asal, Begini Kiat Memilih Suplemen yang Tepat Untuk Kesehatan Tubuh
19 February 2024 |
09:55 WIB
Pemenuhan gizi atau nutrisi harian sangat penting untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh ini tentu berpengaruh pada kesehatan, pertumbuh dan berkembang, serta meminimalisir risiko penyakit baik umum hingga kronis.
Faktanya, dalam hal memenuhi kebutuhan gizi, dalam keadaan tertentu dibutuhkan suplementasi, produk yang mengandung satu atau beberapa nutrisi untuk tubuh seperti vitamin, mineral, asam amino, serat, dan asam lemak. Zat ini penting untuk menunjang kesehatan secara umum serta memenuhi kebutuhan mikronutrien.
Baca juga: Genhype, Begini Cara Mengatur Isi Piring Agar Nutrisi Seimbang
Sejauh ini ada beberapa jenis suplemen. Salah satu yang banyak dikonsumsi masyarakat yakni suplemen vitamin. Medical Executive PT Kalbe Farma dr. Desta W. Restu menerangkan jenis vitamin sendiri dibagi menjadi vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (B, C). Masing-masing vitamin memiliki peranan yang penting bagi tubuh.
Idealnya, ketika mengonsumsi vitamin secara rutin, perlu diimbangi dengan pengecekan kadar vitamin dalam tubuh. Selain itu, sesuaikan dengan kebutuhan tubuh serta tidak melebihi batas yang dianjurkan AKG agar tidak terjadi kondisi yang disebut hipervitaminosis karena berdampak negatif bagi kesehatan.
Pada balita, memang perlu diperhatikan nutrisi yang baik guna mendukung tumbuh kembang yang optimal. Selain dengan nutrisi makro harian lewat menu makanan pokok sehari-hari, menurut Desta jangan sampai melengkapi kebutuhan gizi mikro seperti vitamin.
Sejauh ini, pemerintah memiliki program pemberian vitamin rutin untuk balita, contohnya pemberian vitamin A. “Selain itu, dapat pula diberikan suplemen vitamin tambahan yang mengandung vitamin A, B kompleks, C, D, E dan K,” ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Pemberian suplemen vitamin juga berlaku untuk usia produktif dan terutama lansia yang biasanya akan mengalami penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia. Pemberian suplemen vitamin lengkap katanya dapat membantu menjaga kesehatan tubuh mereka.
Desta menerangkan mengonsumsi suplemen vitamin umumnya dapat memenuhi kekurangan kebutuhan gizi harian. Suplemen vitamin bisa dalam bentuk tunggal atau hanya 1 jenis vitamin dan multivitamin atau terdiri dari beberapa vitamin yang dikemas dalam satu kemasan.
Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, vitamin juga diindikasikan untuk mengobati penyakit kekurangan vitamin. Sebagai contoh, orang yang mudah merasa lelah, perdarahan pada gusi, hingga bintik kebiruan dan kemerahan di kulit karena kekurangan vitamin C. “Kondisi ini memerlukan penilaian dan tatalaksana yang tepat dari dokter,“ tambahnya.
Tak dipungkiri, berkonsultasi dengan dokter penting sebelum memilih suplemen yang akan dikonsumsi. Perlu diingat, kebutuhan nutrisi manusia dibagi menjadi dua.
Pertama, makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein, dan biasanya didapatkan dari makanan pokok sehari-hari serta dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Kedua, mikronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, berupa vitamin dan mineral.
Desta menyampaikan, hal yang perlu diperhatikan dalam memilih suplemen kesehatan yakni menyesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing orang. Misalnya, orang sehat yang sudah tercukupi kebutuhan makronutrien dan mikronutriennya dari menu makanan sehar-hari sebenarnya tidak memerlukan suplemen makanan.
Namun, di beberapa kondisi seperti dalam keadaan sakit atau tidak enak badan, biasanya akan memerlukan dopping vitamin dari suplemen kesehatan untuk membantu penyembuhan atau mengembalikan kondisi fit tubuh.
Selanjutnya, pilih komposisi suplemen kesehatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh saat ini. Lalu ikuti aturan pakai sesuai usia dan kebutuhan serta pertimbangan keamanan produk yang biasanya teregistrasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal terakhir yang penting juga adalah walaupun banyak suplemen kesehatan yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang, sebaiknya hentikan pemakaiannya bila sudah dirasa tidak diperlukan.
Salah satu kondisi yang memerlukan suplemen yakni ibu hamil. Tidak sedikit yang memerlukan suplementasi zat besi karena rentan terkena anemia. Mengutip Jurnal Wacana Kesehatan yang dirilis pada Desember 2023, angka prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 persen.
Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen menyebut suplementasi zat besi bermanfaat mencegah anemia dan perbaikan tumbuh kembang bayi. Namun, hal ini berisiko menekan metabolisme mineral lain seperti zink, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan mengubah perkembangan mikrobiom (probiotik usus). “Maka gejala sembelit sering muncul,” ungkapnya.
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobat. Tan mengimbau agar memastikan kehamilan berencana. Para ibu hamil perlu memahami ‘lingkaran setan’ anemia yang membuat nafsu makan buruk, daya tahan anjlok, dan infeksi mudah terjadi.
Baca juga: 5 Makanan High Volume yang Tinggi Serat & Nutrisi, Bantu Penurunan Berat Badan
Saat infeksi, anemia menurutnya bisa lebih parah karena tubuh tidak bisa mengakses cadangan zat besi. Jangan sampai tergiur dengan suplementasi yang tidak perlu. Dia menyampaikan tidak semua anemia disebabkan kekurangan zat besi. “Kontributor pembentukan sel darah merah selain zat besi, ada protein, asam folat, vitamin B12, hormon eritropoietin,” tutur Tan.
Editor: Fajar Sidik
Faktanya, dalam hal memenuhi kebutuhan gizi, dalam keadaan tertentu dibutuhkan suplementasi, produk yang mengandung satu atau beberapa nutrisi untuk tubuh seperti vitamin, mineral, asam amino, serat, dan asam lemak. Zat ini penting untuk menunjang kesehatan secara umum serta memenuhi kebutuhan mikronutrien.
Baca juga: Genhype, Begini Cara Mengatur Isi Piring Agar Nutrisi Seimbang
Sejauh ini ada beberapa jenis suplemen. Salah satu yang banyak dikonsumsi masyarakat yakni suplemen vitamin. Medical Executive PT Kalbe Farma dr. Desta W. Restu menerangkan jenis vitamin sendiri dibagi menjadi vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) dan vitamin larut air (B, C). Masing-masing vitamin memiliki peranan yang penting bagi tubuh.
Idealnya, ketika mengonsumsi vitamin secara rutin, perlu diimbangi dengan pengecekan kadar vitamin dalam tubuh. Selain itu, sesuaikan dengan kebutuhan tubuh serta tidak melebihi batas yang dianjurkan AKG agar tidak terjadi kondisi yang disebut hipervitaminosis karena berdampak negatif bagi kesehatan.
Pada balita, memang perlu diperhatikan nutrisi yang baik guna mendukung tumbuh kembang yang optimal. Selain dengan nutrisi makro harian lewat menu makanan pokok sehari-hari, menurut Desta jangan sampai melengkapi kebutuhan gizi mikro seperti vitamin.
Sejauh ini, pemerintah memiliki program pemberian vitamin rutin untuk balita, contohnya pemberian vitamin A. “Selain itu, dapat pula diberikan suplemen vitamin tambahan yang mengandung vitamin A, B kompleks, C, D, E dan K,” ujarnya kepada Hypeabis.id beberapa waktu lalu.
Pemberian suplemen vitamin juga berlaku untuk usia produktif dan terutama lansia yang biasanya akan mengalami penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia. Pemberian suplemen vitamin lengkap katanya dapat membantu menjaga kesehatan tubuh mereka.
Desta menerangkan mengonsumsi suplemen vitamin umumnya dapat memenuhi kekurangan kebutuhan gizi harian. Suplemen vitamin bisa dalam bentuk tunggal atau hanya 1 jenis vitamin dan multivitamin atau terdiri dari beberapa vitamin yang dikemas dalam satu kemasan.
Selain untuk menjaga kesehatan tubuh, vitamin juga diindikasikan untuk mengobati penyakit kekurangan vitamin. Sebagai contoh, orang yang mudah merasa lelah, perdarahan pada gusi, hingga bintik kebiruan dan kemerahan di kulit karena kekurangan vitamin C. “Kondisi ini memerlukan penilaian dan tatalaksana yang tepat dari dokter,“ tambahnya.
Tak dipungkiri, berkonsultasi dengan dokter penting sebelum memilih suplemen yang akan dikonsumsi. Perlu diingat, kebutuhan nutrisi manusia dibagi menjadi dua.
Pertama, makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein, dan biasanya didapatkan dari makanan pokok sehari-hari serta dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Kedua, mikronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, berupa vitamin dan mineral.
Desta menyampaikan, hal yang perlu diperhatikan dalam memilih suplemen kesehatan yakni menyesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing orang. Misalnya, orang sehat yang sudah tercukupi kebutuhan makronutrien dan mikronutriennya dari menu makanan sehar-hari sebenarnya tidak memerlukan suplemen makanan.
Namun, di beberapa kondisi seperti dalam keadaan sakit atau tidak enak badan, biasanya akan memerlukan dopping vitamin dari suplemen kesehatan untuk membantu penyembuhan atau mengembalikan kondisi fit tubuh.
Selanjutnya, pilih komposisi suplemen kesehatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi tubuh saat ini. Lalu ikuti aturan pakai sesuai usia dan kebutuhan serta pertimbangan keamanan produk yang biasanya teregistrasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Hal terakhir yang penting juga adalah walaupun banyak suplemen kesehatan yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang, sebaiknya hentikan pemakaiannya bila sudah dirasa tidak diperlukan.
Mencegah Anemia
Salah satu kondisi yang memerlukan suplemen yakni ibu hamil. Tidak sedikit yang memerlukan suplementasi zat besi karena rentan terkena anemia. Mengutip Jurnal Wacana Kesehatan yang dirilis pada Desember 2023, angka prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 persen.Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen menyebut suplementasi zat besi bermanfaat mencegah anemia dan perbaikan tumbuh kembang bayi. Namun, hal ini berisiko menekan metabolisme mineral lain seperti zink, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan mengubah perkembangan mikrobiom (probiotik usus). “Maka gejala sembelit sering muncul,” ungkapnya.
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobat. Tan mengimbau agar memastikan kehamilan berencana. Para ibu hamil perlu memahami ‘lingkaran setan’ anemia yang membuat nafsu makan buruk, daya tahan anjlok, dan infeksi mudah terjadi.
Baca juga: 5 Makanan High Volume yang Tinggi Serat & Nutrisi, Bantu Penurunan Berat Badan
Saat infeksi, anemia menurutnya bisa lebih parah karena tubuh tidak bisa mengakses cadangan zat besi. Jangan sampai tergiur dengan suplementasi yang tidak perlu. Dia menyampaikan tidak semua anemia disebabkan kekurangan zat besi. “Kontributor pembentukan sel darah merah selain zat besi, ada protein, asam folat, vitamin B12, hormon eritropoietin,” tutur Tan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.