Salah satu karya dalam pameran Kala Taruntum, Prasidha 93 Group exhibition (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Kala Taruntum, Pameran Reuni Seniman ISI Yogyakarta Angkatan 1993 Berlangsung di Jakarta

07 February 2024   |   16:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Ada pemandangan berbeda di CAN's Gallery, Jakarta pada Selasa, (6/2/2024) malam. Puluhan seniman paruh baya tampak berkerumun sembari berbincang-bincang di depan karya seni. Mereka mengenakan kaos lengan pendek dan panjang, berwarna coklat bertuliskan Kala Taruntum, Prasidha 93, di bagian dada.

Para seniman tersebut sedang tidak berkampanye. Melainkan sedang reuni sambil berpameran di salah satu galeri seni kontemporer Jakarta itu. Prasidha 93, adalah kelimun seniman Institut Seni Indonesia, Yogyakarta angkatan 1993, yang saat ini masih tetap berkarya dengan ketekunan masing-masing.

Baca juga: Pameran Kartorupa, Saat Kartografi & Seni Melebur dalam Estetika Peta

Founder CAN's Gallery, Tommy Sutomo mengatakan, pihaknya menyambut baik pameran yang diinisiasi kelompok studio lukis ISI Yogyakarta itu. Terlebih setelah mereka masih bertahan selama tiga dekade, dan tetap solid sebagai sebuah kelimun, meski para anggotanya tersebar di berbagai daerah Tanah Air.

Pria yang akrab disapa Tommy itu berharap, lewat pameran ini publik bisa lebih banyak mengenal para seniman ISI angkatan 93. Sebab, beberapa anggota Prasidha hingga saat ini sebagian besar masih aktif dan berhasil menorehkan nama dalam seni rupa Indonesia, bahkan internasional dengan karya-karyanya yang khas.

"Saya harap ini tidak menjadi pameran Prasidha yang pertama. Mudah-mudahan di tahun yang akan datang, mereka bisa melanjutkan ekshibisi, di mana kami siap memberikan ruang kami agar anggota yang lain juga bisa ikut memamerkan karya," katanya saat pembukaan pameran.

Total, terdapat 27 seniman yang memeriahkan pameran ini. Termasuk Jumaldi Alfi, Suraji, Agni Tripratiwi, Anang Asmara, Darmawan Indra Budi, I Wayan Arta, dan Noor Asif. Ada juga Winarno, Yunizar, Sugeng Patriono, Endro Supriyanto, Anang Asmara, dan masih banyak lagi.
 

Salah satu karya dalam pameran Kala Taruntum, Prasidha 93 Group exhibition (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

 Karya Suraji dalam pameran Kala Taruntum, Prasidha 93 Group exhibition (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Salah satu yang cukup mencolok mata adalah karya seniman Suraji berjudul Senyum Untuk Semua (acrylic, oil on canvas 140x150cm). Ditempatkan di sisi tengah galeri, secara umum karya bertitimangsa 2023 itu mengimba berbagai macam hewan yang hidup rukun dalam pohon yang sama.

Figur-figur tersebut juga ditampilkan riang, dengan nuansa hangat dengan penggunaan palet biru sebagai latar langit. Sementara kelimun hewan seperti monyet, jerapah, bunglon, burung, singa hingga kelelawar tampak saling berbagi berkah, lewat buah-buahan yang dibawa dan makan.

Menurut sang seniman, karya tersebut merepresentasikan hubungan di dalam kelompok Prasidha yang besar dari sekolah seni yang sama. Kendati para persona di dalam kelompok tersebut ada yang menjadi seniman terkenal, atau beberapa di antaranya menapaki jalur seni dengan langgam yang berbeda, tapi mereka tetap menjalin silaturahmi.

"Walaupun ini binatang, tapi ini mewakili bahasa metafora saya terhadap teman-teman di Prasidha. Lukisan ini juga merepresentasikan kelompok kami, yang 30 tahun masih mencoba bertahan untuk berada di jalur kesenian," katanya.

Setali tiga uang, Jumaldi Alfi, penggagas pameran mengatakan, ekshibisi ini memang menjadi ajang reuni dari kelompok Prasidha setelah 3 dekade berkarya. Sebab, umur 30 adalah fase baru bagi seseorang dalam mengarungi kehidupan, terutama dalam sikap kedewasaan dan kematangan berpikir.

Oleh karena itu, dipilihlah frasa Truntum atau Taruntum sebagai tema pameran.  Diambil dari tembung atau kata dalam bahasa Jawa, Taruntum berarti tumbuh kembali, atau bersemi kembali. Melalui tajuk itulah dia berharap para seniman di dalam kelimun jurusan Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta itu bisa semakin tumbuh dewasa.

"Yang menarik dari pameran ini adalah bukan pada sisi kualitas. Namun pada semangat mereka untuk tetap menjaga api pengkaryan. Secara ketat kita juga tidak ada kurasi khusus. Paling kita menekankan pada teman-teman untuk menjaga 'penampilan' karya karena ini pameran di galeri," katanya.
 

Salah satu karya dalam pameran Kala Taruntum, Prasidha 93 Group exhibition (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Karya Anang Asmara dalam pameran Kala Taruntum, Prasidha 93 Group exhibition (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Secara umum, pameran Prasidha memacak berbagai lukisan dengan ragam tema dan persoalan yang kerap ditemui di realitas sehari-hari. Misalnya lewat karya Anang Asmara berjudul The Beauty of Indonesian Women (watercolor and acrylic on canvas, 180x70 cm, 2023) yang menggambarkan sosok perempuan mengenakan kebaya dan jarik batik.

Uniknya, lukisan ini tidak menampilkan wajah dari para perempuan yang duduk dalam berbagai pose tersebut. Alih-alih menampilkan keindahan paras, sang seniman justru mengeksplorasi puspa rupa kain wastra yang mungkin saat ini mulai dilupakan generasi muda, dan hanya dikenakan saat acara-acara tertentu.

Ada pula karya I Wayan Arnata bertajuk Crossing The Horizon (thread on canvas, 145x145 cm 2023) yang menampilkan visual bernuansa abstrak penuh warna. Namun, alih-alih menggunakan cat minyak, sang seniman justru menggores canvas tersebut dengan jahitan benang, sehingga menimbulkan kesan acak, tapi estetis dengan tekhnik cukup rumit.

Adapun, pameran Kala Taruntum, Prasidha 93 Group Exhibition dibuka untuk publik pada 7 Februari  sampai 6 Maret  2024 di CAN's Gallery Jakarta. 

Baca juga: Galeri Zen1 x Superlative Gallery Hadirkan Seni Fisik dan Digital dalam Pameran ArtGorithm

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Resep Lidah Sapi Panggang yang Empuk & Smockey

BERIKUTNYA

Sinopsis dan Daftar Pemeran Film Munkar, Tayang Hari Ini di Bioskop!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: