Australia Rayakan 1 Dekade New Colombo Plan, Beasiswa yang Perkuat Pemahaman Lintas Budaya
06 February 2024 |
20:39 WIB
Ada pemandangan berbeda di kantor Kedutaan Besar Australia pada Selasa (6/2/2024) siang di Jakarta. Puluhan mahasiswa asal Australia tampak berkumpul dan kompak mengenakan wastra dengan beragam motif dan warna. Mereka hadir untuk memeriahkan perayaan satu dekade program New Colombo Plan (NCP).
Acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia ini menandai pencapaian program pendidikan unggulan Australia di Indonesia. Puluhan penerima beasiswa NCP dan perwakilan institusi magang bergabung dalam peringatan ini, dan meramaikan sejumlah kegiatan budaya bersama, sambil mencicipi ragam kuliner lokal dan internasional.
Baca juga: 5 Tips untuk Dapatkan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri
Baca juga: 5 Tips untuk Dapatkan Beasiswa Kuliah di Luar Negeri
New Colombo Plan (NCP) adalah program beasiswa dan dana hibah dari pemerintah Australia bagi sarjana muda negara tersebut untuk berkesempatan tinggal, belajar, dan mengikuti magang atau pelatihan di kawasan Indo-Pasifik. Program ini bertujuan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman lintas budaya dari berbagai negara di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam kurun waktu 3 sampai 19 bulan, penerima beasiswa harus menyelesaikan komponen studi purnawaktu, mengambil kursus bahasa, sekaligus magang di negara tujuan. Mahasiswa Australia yang datang ke Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar di universitas-universitas seluruh Indonesia di berbagai bidang, seperti hukum bisnis, studi lingkungan, seni, dan desain perkotaan.
Menariknya, Indonesia menjadi negara penerima NCP paling populer. Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Steve Scott memaparkan selama satu dekade, sudah ada hampir 80.000 mahasiswa Australia yang menerima beasiswa NCP di berbagai negara kawasan Indo-Pasifik. Dari jumlah terserbut, tercatat sebanyak 12.053 mahasiswa memilih untuk belajar dan mengikuti magang di Indonesia.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Steve Scott (kiri) dan Direktur Residen Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) Adrian Budiman. Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta.
Menurut Steve, Indonesia dengan segala potensi dan keragaman sosial budayanya dapat mendorong minat para mahasiswa Australia yang menerima beasiswa untuk membawa mereka ke tahap yang berbeda dalam mencapai karier profesional mereka. Dari proses belajar tersebut, mahasiswa dianggap bisa mendapatkan manfaat baik dari segi sosial, budaya, ekonomi, termasuk mempererat hubungan persahabatan dua negara.
"Program ini tidak hanya memberikan kesempatan transformatif bagi pelajar Australia untuk mengembangkan keahlian antar budaya mereka, namun juga memungkinkan para pelajar Indonesia yang berinteraksi bersama mereka turut belajar tentang Australia dan keanekaragaman budaya kami," katanya saat ditemui awak media di kantor Kedubes Australia di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Steve juga menuturkan ribuan alumni NCP Australia yang memiliki pengalaman dan kemampuan berbahasa Indonesia kini telah bergabung dalam jaringan antar warga yang erat yang mendasari hubungan Australia-Indonesia.
"Program ini tidak hanya memberikan kesempatan transformatif bagi pelajar Australia untuk mengembangkan keahlian antar budaya mereka, namun juga memungkinkan para pelajar Indonesia yang berinteraksi bersama mereka turut belajar tentang Australia dan keanekaragaman budaya kami," katanya saat ditemui awak media di kantor Kedubes Australia di Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Steve juga menuturkan ribuan alumni NCP Australia yang memiliki pengalaman dan kemampuan berbahasa Indonesia kini telah bergabung dalam jaringan antar warga yang erat yang mendasari hubungan Australia-Indonesia.
Selain membangun hubungan perorangan, lanjutnya, program NCP juga mendukung hubungan antara universitas, institusi, dan dunia usaha di Australia dan Indonesia, yang juga memperoleh manfaat dari program ini.
Menurutnya, kontribusi yang diberikan para mitra kepada NCP sangat penting dalam membekali generasi pemimpin Australia berikutnya dengan keterampilan dan kesadaran lintas budaya yang dibutuhkan, guna membantu kedua negara terus membentuk kawasan yang stabil dan sejahtera. "Australia dan Indonesia berada di satu kawasan, dan kita berbagi masa depan," imbuhnya.
Dua penerima beasiswa NPC, Elizabeth Vu (kiri) dan Robert Haca. Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta
Direktur Residen Australian Consortium for In-Country Indonesian Studies (ACICIS) Adrian Budiman mengatakan program NCP telah menjadi katalis yang tepat untuk membawa mahasiswa Australia ke Indonesia. Pasalnya, kata Adrian, banyak hambatan yang dihadapi mahasiswa Australia ketika ingin ke Indonesia, mulai dari sisi imigrasi, keselamatan, dan administrasi.
Oleh karena itu, dibutuhkan lembaga yang benar-benar dapat memastikan jaring pengaman bagi mahasiswa Australia yang akan belajar ke Indonesia. Selama 30 tahun berdiri, ACICIS kini telah bekerja sama dengan 10 universitas di Indonesia, dan menjalankan sekitar 15 program studi.
Selama itu pula, tercatat lebih dari 3000 alumni program ACICIS yang di antaranya kini memegang posisi penting di pemerintahan, akademisi, dan perusahaan swasta. Alumni ACICIS berkontribusi pada hubungan bilateral Australia-Indonesia dalam berbagai cara, beragam bidang, dan lebih dari sekadar pertemuan formatif mereka dengan Indonesia sebagai mahasiswa.
"Kami berharap bahwa investasi ini, anak muda Australia yang datang ke Indonesia tidak hanya bisa belajar tapi juga mendapatkan yang holistik tentang negara ini," katanya.
Robert, salah satu penerima beasiswa NCP mengatakan selama menjalankan program magang di Indonesia, dia bisa belajar banyak tentang budaya kerja bisnis yang berbeda dengan di negeri asalnya. Mahasiswa asal Curtin University itu mengatakan budaya berbisnis di Indonesia masih banyak mengandalkan dialog dan pertemuan secara langsung, alih-alih mendigitalisasi prosesnya seperti yang banyak dia temui di Australia.
"Menurut saya, bertemu orang secara langsung, mendiskusikan bisnis secara tatap muka, benar-benar relevan dan sangat penting di tengah dunia serba digital saat ini," kata mahasiswa yang mengambil program magang di bidang Business Professional Practicum itu.
Baca juga: Menengok Kunci Manajemen Proyek Seni di Museum Nasional Australia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Baca juga: Menengok Kunci Manajemen Proyek Seni di Museum Nasional Australia
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.