Apa Itu Cap Go Meh? Perayaan yang Dilakukan Hari ke-15 Setelah Imlek
04 February 2024 |
08:14 WIB
Salah satu rangkaian kegiatan yang menjadi bagian dari Tahun Baru Imlek adalah Cap Go Meh, sebuah perayaan yang dilaksanakan pada hari ke-15 setelah Imlek. Cap Go Meh menjadi agenda penutup yang diadakan setiap tahunnya di Indonesia dan banyak negara lain.
Dikutip dari laman Indonesia Travel, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sejarah Cap Go Meh bermula dari ritual yang dilakukan oleh masyarakat China terhadap Dewa Thai Yi pada masa pemerintahan Dinasti Han atau abad ke-17.
Ketika itu, perayaan yang sangat sakral bagi masyarakat Tionghoa ini berlangsung secara tertutup. Namun, saat Dinasti Han berakhir, masyarakat umum mulai mengenal Cap Go Meh. Perayaannya pun kian meluas dan dilakukan oleh semua kalangan sampai dengan saat ini.
Baca juga: Mengenal Sejarah Barongsai, Tarian Tradisional yang Identik dengan Imlek
Dalam merayakan Cap Go Meh, salah satu acara yang selalu ada adalah festival lampion. Bukan tanpa alasan, kehadiran lampion dalam setiap perayaan Cap Go Meh memiliki arti dan simbol baik bagi masyarakat China.
Lampion menjadi tanda keberuntungan. Sementara dominasi warna merahnya memiliki simbol kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Dengan begitu, mereka percaya bahwa festival lampion akan memberikan dan menerangi rezeki dalam kehidupan.
Saat perayaan Cap Go Meh, kegiatan lain yang tidak pernah absen adalah tradisi tarian barongsai. Keberadaan tarian barongsai membuat perayaan menjadi kian lengkap dan dipercaya oleh masyarakat China sebagai pengusir hal-hal negatif yang ada di kehidupan.
Mereka juga percaya jika tarian barongsai akan membawa kesuksesan dan keberuntungan bagi masyarakat. Mereka kerap menyelenggarakan tarian barongsai dengan musik khas imlek.
Selain itu, kuliner juga menjadi salah satu elemen yang tidak lepas dari perayaan ini. Selain menambah kemeriahan, makanan-makanan yang terhidang di atas meja juga memiliki filosofi kehidupan. Contoh sajian yang harus ada adalah mi panjang umur., yang punya filosofi sebagai doa dan harapan agar seluruh anggota keluarga selalu sehat dan panjang umur.
Makanan lainnya adalah lontong atau yang biasa disebut lontong Cap Go Meh. Makanan yang satu ini merupakan sajian masyarakat peranakan-Jawa. Keberadaannya di dalam negeri merupakan bentuk pengganti yuanxiao yang dibuat dari tepung beras.
Masyarakat peranakan-Jawa membuat lontong sebagai pengganti lantaran pada zaman dahulu, yuanxiao sulit ditemukan. Pada saat itu, para perantau dari China yang menikah dengan orang Indonesia menilai lontong memiliki makna yang mirip dengan yuanxiao. Lontong Cap Go Meh biasanya terdiri dari ayam opor, sambal kentang, dan telur rebus selain lontong itu sendiri.
Masyarakat China di Indonesia merayakan Cap Go Meh secara beragam antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kondisi ini dapat terjadi lantaran perpaduan budaya antara masyarakat China yang melakukan perjalanan ke Indonesia dengan masyarakat setempat.
Salah satu contohnya adalah kirab budaya yang berlangsung di Salatiga, Jawa Tengah. Saat perayaan Cap Go Meh, masyarakat melakukan arak-arakan dengan patung dewa di dalamnya serta pertunjukan budaya setempat.
Baca juga: Imlek Identik dengan Hujan, Begini Makna dan Penjelasannya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dikutip dari laman Indonesia Travel, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sejarah Cap Go Meh bermula dari ritual yang dilakukan oleh masyarakat China terhadap Dewa Thai Yi pada masa pemerintahan Dinasti Han atau abad ke-17.
Ketika itu, perayaan yang sangat sakral bagi masyarakat Tionghoa ini berlangsung secara tertutup. Namun, saat Dinasti Han berakhir, masyarakat umum mulai mengenal Cap Go Meh. Perayaannya pun kian meluas dan dilakukan oleh semua kalangan sampai dengan saat ini.
Baca juga: Mengenal Sejarah Barongsai, Tarian Tradisional yang Identik dengan Imlek
Dalam merayakan Cap Go Meh, salah satu acara yang selalu ada adalah festival lampion. Bukan tanpa alasan, kehadiran lampion dalam setiap perayaan Cap Go Meh memiliki arti dan simbol baik bagi masyarakat China.
Lampion menjadi tanda keberuntungan. Sementara dominasi warna merahnya memiliki simbol kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Dengan begitu, mereka percaya bahwa festival lampion akan memberikan dan menerangi rezeki dalam kehidupan.
Saat perayaan Cap Go Meh, kegiatan lain yang tidak pernah absen adalah tradisi tarian barongsai. Keberadaan tarian barongsai membuat perayaan menjadi kian lengkap dan dipercaya oleh masyarakat China sebagai pengusir hal-hal negatif yang ada di kehidupan.
Mereka juga percaya jika tarian barongsai akan membawa kesuksesan dan keberuntungan bagi masyarakat. Mereka kerap menyelenggarakan tarian barongsai dengan musik khas imlek.
Selain itu, kuliner juga menjadi salah satu elemen yang tidak lepas dari perayaan ini. Selain menambah kemeriahan, makanan-makanan yang terhidang di atas meja juga memiliki filosofi kehidupan. Contoh sajian yang harus ada adalah mi panjang umur., yang punya filosofi sebagai doa dan harapan agar seluruh anggota keluarga selalu sehat dan panjang umur.
Makanan lainnya adalah lontong atau yang biasa disebut lontong Cap Go Meh. Makanan yang satu ini merupakan sajian masyarakat peranakan-Jawa. Keberadaannya di dalam negeri merupakan bentuk pengganti yuanxiao yang dibuat dari tepung beras.
Masyarakat peranakan-Jawa membuat lontong sebagai pengganti lantaran pada zaman dahulu, yuanxiao sulit ditemukan. Pada saat itu, para perantau dari China yang menikah dengan orang Indonesia menilai lontong memiliki makna yang mirip dengan yuanxiao. Lontong Cap Go Meh biasanya terdiri dari ayam opor, sambal kentang, dan telur rebus selain lontong itu sendiri.
Masyarakat China di Indonesia merayakan Cap Go Meh secara beragam antara satu daerah dengan daerah lainnya. Kondisi ini dapat terjadi lantaran perpaduan budaya antara masyarakat China yang melakukan perjalanan ke Indonesia dengan masyarakat setempat.
Salah satu contohnya adalah kirab budaya yang berlangsung di Salatiga, Jawa Tengah. Saat perayaan Cap Go Meh, masyarakat melakukan arak-arakan dengan patung dewa di dalamnya serta pertunjukan budaya setempat.
Baca juga: Imlek Identik dengan Hujan, Begini Makna dan Penjelasannya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.