Imlek Identik dengan Hujan, Begini Makna dan Penjelasannya
31 January 2024 |
08:27 WIB
Sebentar lagi masyarakat Indonesia akan menyambut Tahun Baru Imlek 2024 atau Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada Sabtu, 10 Februari 2024. Libur nasional ini telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor 855/2023, Nomor 3/2023, dan Nomor 4/2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.
Adapun SKB Tiga Menteri tersebut telah ditandatangani Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) pada 12 September 2023.
Mengutip China Highlights, Imlek tahun ini disebut sebagai tahun Naga, tepatnya Naga Kayu. Dalam budaya Tionghoa, Naga adalah makhluk yang membawa keberuntungan, melambangkan kekuatan, kemuliaan, kehormatan, keberuntungan, dan kesuksesan.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Tentang Shio Naga Kayu
Perayaan imlek biasanya identik dengan warna merah, lampion, barongsai, angpau, dan lainnya. Namun, ada satu fenomena unik yang sering terjadi saat Imlek, yakni hujan. Hampir setiap perayaan Imlek dibarengi dengan hujan, entah gerimis maupun deras.
Hujan yang turun bisa hampir seharian, terkadang menghambat aktivitas masyarakat. Namun, orang-orang justru senang melihat hujan saat perayaan imlek, lantaran dianggap membawa keberuntungan dan keberkahan.
Sebetulnya makna hujan sangat luas bagi masyarakat Tionghoa, tak terbatas saat imlek saja. Secara umum, hujan dianggap membawa berkah saat acara pernikahan atau kelahiran bayi.
Mengutip ABC, Nathan Lee Long, Wakil Presiden Asosiasi Tiongkok Distrik dan Cairns di Australia mengatakan bahwa air yang dibawa oleh hujan deras merupakan simbol keberuntungan yang akan menghadirkan kemakmuran pada tahun-tahun mendatang.
"Air, air mengalir, atau hujan merupakan simbol keberuntungan di Tiongkok, semakin banyak hujan maka semakin banyak keberuntungan, seperti halnya memberi, semakin banyak kita memberi, maka balasannya akan semakin banyak," ujarnya.
Masyarakat Tionghoa menganggap hujan yang turun saat Imlek merupakan pertanda baik. Hujan menjadi simbol keberkahan dan rezeki yang melimpah. Selain itu, hujan juga dianggap sebagai jawaban atas doa-doa dalam sembahyang yang dipanjatkan saat tahun baru.
Sejumlah ahli Fengsui juga menjelaskan bahwa Dewi Kwan Im yang sedang menyiram bunga Mei Hwa menciptakan hujan yang turun dari langit saat tahun baru Imlek. Setiap tetesnya adalah berkah darinya untuk manusia di Bumi.
Dewi Kwan Im merupakan perwujudan dari sosok Dewi Welas Asih pada masa Dinasti Yuan. Mei Hwa adalah bunga kesayangan yang akan ditanam olehnya menjelang Imlek. Saat menyiram Mei Hwa, artinya Dewi Kwan Im sedang menabur kasih sayangnya.
Sementara itu, Hujan dalam konsep Yin Yang diartikan sebagai keseimbangan. Hujan adalah energi air yang membuat sungai mengalir deras dan tanah kembali subur. Namun, air dalam jumlah banyak justru menjadi energi negatif. Hujan deras bisa mengakibatkan malapetaka, seperti banjir dan bencana lainnya.
Apabila ditarik kesimpulannya, musim hujan memang bertepatan dengan Tahun Baru Imlek karena terjadi pada awal tahun. Dengan demikian Imlek yang dirayakan pada bulan-bulan tersebut pasti berpotensi terjadi hujan.
Baca juga: 5 Larangan saat Tahun Baru Imlek yang Mitosnya Bikin Enggak Hoki
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Adapun SKB Tiga Menteri tersebut telah ditandatangani Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) pada 12 September 2023.
Mengutip China Highlights, Imlek tahun ini disebut sebagai tahun Naga, tepatnya Naga Kayu. Dalam budaya Tionghoa, Naga adalah makhluk yang membawa keberuntungan, melambangkan kekuatan, kemuliaan, kehormatan, keberuntungan, dan kesuksesan.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Tentang Shio Naga Kayu
Perayaan imlek biasanya identik dengan warna merah, lampion, barongsai, angpau, dan lainnya. Namun, ada satu fenomena unik yang sering terjadi saat Imlek, yakni hujan. Hampir setiap perayaan Imlek dibarengi dengan hujan, entah gerimis maupun deras.
Hujan yang turun bisa hampir seharian, terkadang menghambat aktivitas masyarakat. Namun, orang-orang justru senang melihat hujan saat perayaan imlek, lantaran dianggap membawa keberuntungan dan keberkahan.
Sebetulnya makna hujan sangat luas bagi masyarakat Tionghoa, tak terbatas saat imlek saja. Secara umum, hujan dianggap membawa berkah saat acara pernikahan atau kelahiran bayi.
Mengutip ABC, Nathan Lee Long, Wakil Presiden Asosiasi Tiongkok Distrik dan Cairns di Australia mengatakan bahwa air yang dibawa oleh hujan deras merupakan simbol keberuntungan yang akan menghadirkan kemakmuran pada tahun-tahun mendatang.
"Air, air mengalir, atau hujan merupakan simbol keberuntungan di Tiongkok, semakin banyak hujan maka semakin banyak keberuntungan, seperti halnya memberi, semakin banyak kita memberi, maka balasannya akan semakin banyak," ujarnya.
Ilustrasi hujan saat perayaan Imlek (Sumber gambar: Unsplash/Y S)
Sejumlah ahli Fengsui juga menjelaskan bahwa Dewi Kwan Im yang sedang menyiram bunga Mei Hwa menciptakan hujan yang turun dari langit saat tahun baru Imlek. Setiap tetesnya adalah berkah darinya untuk manusia di Bumi.
Dewi Kwan Im merupakan perwujudan dari sosok Dewi Welas Asih pada masa Dinasti Yuan. Mei Hwa adalah bunga kesayangan yang akan ditanam olehnya menjelang Imlek. Saat menyiram Mei Hwa, artinya Dewi Kwan Im sedang menabur kasih sayangnya.
Sementara itu, Hujan dalam konsep Yin Yang diartikan sebagai keseimbangan. Hujan adalah energi air yang membuat sungai mengalir deras dan tanah kembali subur. Namun, air dalam jumlah banyak justru menjadi energi negatif. Hujan deras bisa mengakibatkan malapetaka, seperti banjir dan bencana lainnya.
Makna Hujan saat Imlek Menurut BMKG
Menurut pandangan ilmiahnya, hujan saat Imlek dikaitkan dengan faktor musim atau geografi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa periode musim hujan di seluruh wilayah Indonesia secara umum terjadi pada bulan Desember, Januari, hingga Februari. Terutama di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, Januari dan Februari adalah puncak musim hujan.Apabila ditarik kesimpulannya, musim hujan memang bertepatan dengan Tahun Baru Imlek karena terjadi pada awal tahun. Dengan demikian Imlek yang dirayakan pada bulan-bulan tersebut pasti berpotensi terjadi hujan.
Baca juga: 5 Larangan saat Tahun Baru Imlek yang Mitosnya Bikin Enggak Hoki
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.