Ilustrasi pasar penikmat seni (Sumber gambar: Note Thaun/Unsplash)

Menilik Prospek Moncel Digital Art pada Tahun Politik

02 February 2024   |   22:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Sentimen politik disebut-sebut akan memberi pengaruh pada berbagai sektor, termasuk pasar seni. Meski demikian, dorongan anak muda yang menikmati seni, utamanya seni digital (digital art) dapat menyumbang pengaruh positif yang signifikan di tengah sentimen politik pada tahun ini.

Apalagi, kini makin banyak seniman yang berkolaborasi dengan berbagai jenama untuk menuangkan kreativitas, menjamah pasar baru, sekaligus mendulang pundi-pundi uang. Tak cuma dalam format fisik atau konvensional, tapi juga seni digital yang lebih segar. 

Fair Director ArtMoments Jakarta Sendy Widjaja mengatakan bahwa 2024 bisa menjadi tahun yang cerah untuk digital art. Ramainya jenama yang berkolaborasi dengan seniman pun mendorong antusiasme penikmat seni ke ranah yang lebih umum.

Dengan daya beli yang mumpuni, dia meyakini jika tren ini bisa membuat industri seni makin dikenal dan cintai baik oleh penikmat lama atau penikmat baru, utamanya dari kalangan muda. 

Baca juga: Pasar Seni Rupa Diprediksi Semakin Semarak Meski di Tengah Momen Pemilu 2024
 
Digital art menjadi celah untuk mendulang antusiasme kalangan muda. Sendy menilai, mereka lebih menyukai karya seni yang dapat diperlihatkan melalui produk pakai (wearables) seperti merchandise. Namun, karya seni fisik juga tak surut begitu saja. Dengan pasar penikmatnya sendiri, individu yang menyukai seni fisik masih berpegang dengan unsur unik dan personal.
 
Selama ini, seni rupa mungkin hanya terlihat dari bilik realisme dan abstrak saja. Namun Sendy meyakini, tahun ini tren karya akan bergerak ke arah seni konseptual. Dikatakan seni konseptual, berarti seni tidak harus memiliki guna tertentu. “Seni tidak harus mendekorasi suatu tempat, seni lebih dilihat dari konteksnya yaitu mengomunikasikan sebuah pesan,” katanya. 

Pesan ini bisa berkaitan dengan kritik terhadap kondisi sosial, kemanusiaan dan sebagainya. Biasanya, kata Sendy, konsep ini menonjolkan kesan kontroversial yang dikemas dengan hal yang tidak terduga. Senimannya pun menjalankan penelitian mendalam untuk bisa menyampaikan pesan di balik karya seninya dengan sukses. 
 
Maraknya seni kontemporer yang cukup mendominasi sepanjang 2023, diperkirakan Sendy masih akan terus menjadi tren pada tahun ini. Faktor apresiasi masyarakat yang kian tinggi hingga peningkatan kualitas hidup para penikmat seni dinilai sukses membuat seni rupa makin diterima lebih luas oleh berbagai lapisan masyarakat. 
 
Euforia merayakan seni rupa ini harusnya disambut kilat oleh pemerintah. Menurut Sendy, pihak berwenang perlu menggeber dukungan besar untuk membangun infrastruktur pendukung. Di sisi lain, mendorong apresiasi seni dan budaya dari ranah pendidikan pun perlu ditingkatkan.
 
“Kita perlu pemerintah gerak berkelanjutan. Buat pemerintah misalnya uang Rp1 triliun itu kecil, tetapi untuk dunia seni angka tersebut sudah sangat wah untuk memperbaiki infrastruktur dan sebagainya,” kata Sendy.

Misalnya, pemerintah perlu mengelola anggaran sejumlah tertentu untuk menambah koleksi galeri nasional. Langkah ini bisa diambil untuk mendorong daya tarik sebuah daerah sebagai pusat destinasi bagi wisatawan lokal dan mancanegara. 

Baca juga: Prediksi CEO Balai Lelang Christie's soal Pasar Seni Dunia 2024

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Cek Spesifikasi & Harga Poco M6 Pro, Pakai Chipset Helio G99 Ultra

BERIKUTNYA

Sinopsis Film No Way Up, Cerita Kecelakaan Pesawat & Teror Hiu Mencekam

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: